11

Mira tersenyum manis kearah Danu dan Ria yang asik dengan pikirannya masing masing. Tak lupa Danu yang sangat senang akan ada gadis muda dirumahnya seketika mengemudikan mobil dengan pikiran yang berkelana entah kemana.

Tit! tit!

Suara klakson mobil Danu bunyikan ketika beraad didepan pagar rumahnya. Dengan langkah tergesa gesa satpam dirumahnya segera membukakan pagar dan mempersilahkan mobil majikannya masuk kedalam pekarangan.

Mira turun dari mobil dan memandang kagum pada bagunan mewah yang kokoh dihadapannya saat ini. Ia tak henti hentinya bergumam dengan pelan sampai saat Ria menyadari mulut Mira yang terus saja bergumam tak jelas, Ria menepuk pundak gadis tersebut dan mempersilahkannya masuk.

"Apakah kau suka rumah kami?" tanya Ria pada Mira.

"Tentu saja nyonya saya sangat senang bisa bekerja disini. Saya sangat bersyukur bisa mendapatkan majikan yang baik seperti anda"

Ria tersenyum bahagai mendengar pujian yang Mira ucapkan.

"Sudah sekarang kamu pergi ke kamar tamu didekat kamar Bi Darsih. Oh ya kamu belum bertemu pelayan kami ya. Bi! Bi Darsih sini!" teriak Ria dengan keras.

Tubuh renta yang kini mulai sulit berjalan terlihat tergopoh gopoh menuju sumber suara diruang tamu. Tak lama Bi Darsih yang datang seketika terkejut dengan kedatangan majikannya dengan seorang gadia yang datang bersamanya.

"Iya nyonya ada apa?" tanya Bi Darsih dengan tatapan mata yang tak hentinya menatap sang gadis yang tersenyum kearahnya.

"Tolong antar Mira ke kamar tamu dekat kamarmu itu ya. Dia tak bawa pakaian sama sekali, kamu ambil saja di gudang baju milik Sarah yang dulu sudah dipisahkan"

"Ba..baik nyonya"

Bi Darsih kemudian berjalan kearah Mira dan mengajaknya untuk mengikuti menuju kamar yang majikannya maksud. Mereka berjalan beriringan dengan rasa canggung sebab Bi Darsih seakan terkejut dengan wajah yang pernah ia lihat sebelumnya.

"Maaf, kamu sebenarnya berasal dari mana?" tanya Bi Darsih dengan tetap berjalan di depannya.

"Apakah bibi pernah bertemu dengan saya sebelumnya?" Mira balik bertanya pada wanita didepannya.

"Bibi tak pernah bertemu denganmu sebelumnya. Hanya saja wajahmu begitu tak asing. Sudah sampai silahkan masuk" Bi Darsih kemudian berjalan meninggalkan Mira didepan kamarnya.

Wanita renta itu mulai terlihat panik dan wajahnya pun mulai pucat. Wajah yang tak asing baginya kini tepat berada didepan matanya sendiri. Ya, wajahnya Mira mirip sekali dengan Irma. Sang istri pertama dari majikannya yang lama sudah meninggal.

Bi Darsih begitu takut dengan kehadiran Mira sebab ia pun tak tahu bisa saja Mira adalah keponakan atau saudara Irma dari kampung sebab wajah mereka begitu sama.

Bi Darsih ingat betul dengan wajah istri pertama Danu yang 21 tahun silam ia bawa dan persunting dirumah mewah ini. Saat itu Irma yang merupakan gadis dari desa, begitu baik dan penurut pada Danu. Selain itu Irma juga sangat sopan dan ramah pada Bi Darsih sehingga dirinya begitu akrab dengan majikannya tersebut.

Bi Darsih juga ingat betul saat Mira mengandung seorang bayi dirahimnya yang berjenis kelamin perempuan, dirinya begitu terlihat cantik dan anggun. Hingga semuanya berubah ketika Ria yang merupakan sahabat Irma dari desa datang dan diam diam menjadi selingkuhan suami sahabatnya tersebut.

Saat semuanya telah terungkap, perlahan lahan Irma mengalami penyakit keras yang begitu misterius, bahkan para tenaga medis pun angkat tangan ketika berhadapan dengan penyakit yang Irma alami. Tubuh Irma yang kurus kering bak tak makan berbulan bulan, cekungan matanya yang terlihat begitu memprihatinkan serta kulitnya yang lama kelamaan mengkeriput membuat Danu begitu enggan mengurus istrinya tersebut bahkan ia pun enggan bersentuhan dengan Irma yang dulunya begitu menjadi primadona didesanya tersebut.

*****

"Mas, Mira cantik ya, wajahnya kaya gak asing" ucap Ria pada suaminya yang kini tengah berbaring diatas kasur.

"Iya cantik. Wajahnya memang seperti tak asing dilihat. Mungkin dia pernah bertemu kita sebelumnya dijalanan" jawab Danu dengan memandangi ponselnya.

"Pasti Sarah senang jika tahu ada gadis seumuran dengannya tinggal disini"

"Iya , Sarah pasti sangat senang jika memiliki teman yang baik dan cantik seperti Mira" Danu tersenyum membayangkan wajah Mira yang cantik.

Ria kemudian berbaring disamping suaminya tersebut dengan pikiran hanya tertuju pada rencananya selanjutnya. Ria begitu senang ketika mendapatkan seorang gadis yang bisa memantau putri yang sangat ia sayangi dirumah ini.

Akhir akhir ini Sarah sering sekali mendapatkan ganguan dari makhluk tak kasat mata sehingga Ria begitu khawatir dengan psikis dan mental sang anak semata wayangnya yang selalu saja ketakutan. Namun tanpa ia tahu Sarah sebenarnya kini mulai terbiasa dengan kedatangan makhluk menyeramkan yang selalu saja ia lihat diberbagai tempat.

Bahkan Sarah juga mulai mengerti dan mencari tahu mengenai informasi yang ia dapat dari arwah Irma mengenai persekutuan ayah dan ibunya dengan ibl** yang membuat keluarganya menjadi karya raya.

Ria tak tahu sama sekali dengan keadaan putrinya yang kian lama kian menjadi gadis yang peka terhadap hal hal yang berada diluar nalar. Bahkan ia juga tak tahu bahwa anaknya kini seakan berada dikubu Irma untuk menggali informasi mengenai perjanjian itu .

*****

Sore hari saat Sarah telah pulang dari sekolah, seperti biasa, Sarah berjalan kearah kamarnya dilantai dua untuk berganti baju dan makan didapur. Hari ini tak seperti biasanya, tak ada suara bisikan apapun ataupun suara gadug dari kamar sebelah.

Hingga membuat Sarah sedikit lega dan mulai merasakan hidupnya berangsur normal. Ia mencoba membaca buku yang ia dapat dari kamar tersebut. Perlahan lahan buku catatan tersebut dibukanya dengan perasaan penasaran. Seiring dibukanya buku tersebut, tercium harum melati yang begitu mengisi kamar Sarah.

...'Nirmala Lestari itulah nama yang diberikan bapak untukku saat aku lahir. Aku adalah seorang anak gadis yang berasal dari kampung dan kini hidup bersama pria baik hati dan tampan. Mas Danu'...

Tulisan yang berada dihalaman paling depan buku, membuat Sarah terkejut sekaligus penasaran dengan istri pertama dari ayahnya tersebut. Ia bahkan tak tahu kalau ibunya adalah istri kedua dari ayahnya dan Sarah sendiri merupakan anak tiri dari arwah Irma yang ia temui didalam mimpi.

"Kenapa ayah tak pernah bercerita padaku" gumam Sarah pelan.

Ia kemudian membuka halaman kedua dan mulai membacanya.

'Aku tak pernah merasakan kasih sayang dari orang tua, sebab aku tak pernah mengetahui siapakah ibu yang telah melahirkanku kedunia ini. Bapak adalah orang yang sangat hebat, bagiku dia adalah seorang pahlawan karena sudah berhasil membesarkanku dengan baik dan membuatku bertemu dengan jodohku.

...Mas Danu adalah pria dari kalangan berada dan diapun sangat baik padaku dan bapak. Bahkan saat bapak meninggal, dialah yang menguburkan bapak dengan layak dan dia pun membuat nisan yang cantik pada makam bapak....

Sarah kemudian menutup buku tersebut dan menyimpannya kembali ke rak buku, karena ia ingin sekali pergi kedapur untuk makan.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!