Lama Sarah mencari sumber suara yang ia dengar sebelumnya. Namun ia tak kunjung menemukan wujud dari sang pemiliknya. Hingga akhirnya ia kemudian menutup mata dan mencoba fokus pada indra pendengarannya.
Hening, tak ada suara apapun yang mampu ia dengarkan saat ini. Hanya ada beberapa suara yang tak jelas berkata apa serta berasal dari mana.
"Kau mulai penasaran dengaku Sarah" ucap pelan sosok tersebut tepat ditelinga Sarah.
Sarah terdiam tak menimpali suara tersebut, serta tak mau membuka matanya.
"Kau sangat manis. Kau masih sama seperti dulu" lanjut suara tersebut.
"Aku hanya ingin tahu siapa kau sebenarnya? apa hubunganku denganmu? ku tahu kau bukan Tante Irma yang ku temui dalam mimpi. Suaramu sangatlah berbeda" Sarah mulai memberanikan diri berkata pada sosok tersebut.
"Tak lama lagi kita akan bertemu Sarah. Kau pasti akan bersamaku nanti. Tunggulah sampai waktunya telah tiba"
Sarah kemudian membuka matanya dan segera berjalan kearah pintu untuk pergi meninggalkan ruang UKS tersebut. Hatinya begitu penuh dengan rasa penasaran sedangkan pikirannya begitu penuh dengan perkiraan yang tiada habisnya.
*******
Sore ini ia pulang dengan seperti biasa, dijemput oleh sang supir dengan mobil putih milik orang tuannya serta tak memiliki teman untuk diajaknya pulang bersama.
Sesampainya dirumah Sarah langsung menaiki anak tangga untuk menuju kamar yang selalu menjadi tempat ternyamannya. Namun, saat melewati kamar dengan pintu bercat putih dirumahnya ia merasa penasaran akan suara suara yang selalu ia dengar.
"Ayah dan ibu selalu saja mengunci pintu ini. Padahal tak ada barang berharga apapun disini. Ku yakin pasti ada sesuatu yang mereka sembunyikan" gumam Sarah pelan.
Tak lama, setelah ia berganti pakaian, Sarah kemudian berjalan menuju dapur yang kebetulan disana ada Bi Darsih yang sedang menyiapkan makan malam.
"Bi sedang ngapain?" tanya Sarah dengan nada yang dibuat seolah tak merencanakan apapun.
"Eh Non Sarah. Ini bibi sedang memasak makanan untuk makan malam"
"Oh gitu bi. Eh Bi Darsih, Sarah mau tanya apakah boleh?"
Bi Darsih yang merasa curiga akibat kelakuan Sarah yang tak seperti biasanya seolah acuh dan berpura pura tak tahu.
"Iya non ada apa?"
Sarah menghela nafas pelan dan bersiap menanyakan apapun yang ia ketahui mengebai apa yang dikatakan wanita bernama Irma didalam mimpinya.
"Bi, apakah bibi tahu wanita yang bernama Irma?"
Seketika Bi Darsih menghentikan aktivitas memotong sayuran dan mulai menatap Sarah seolah tak percaya apa yang dikatakan oleh gadis muda disampingnya tersebut.
"Yang non maksud, Irma yang mana?" wajah Bi Darsih seketika pucat menanyakan wanita yang dimaksud oleh anak majikannya tersebut.
"Ya Irma yang mungkin bibi tahu aja" jawab Sarah singkat.
Bi Darsih kemudian kembali memotong sayuran dengan tangan yang terlihat gemetar.
"Apakah Non Sarah mengetahui nama itu dari nyonya dan tuan, ataukah Non Sarah mengetahuinya karena sudah masuk kedalam kamar yang sudah orang tuan non larang?" Bi Darsih berbalik bertanya pada Sarah sebab ia takut salah menjawab.
"Aku tahu karena aku mendengarkan ibu dan ayah berbincang" jawab Sarah berbohong.
"Baiklah kalau begitu. Bibi akan memberitahu sesuatu pada non. Tapi bibi mohon, Non Sarah berjanji mengenai hal ini pada tuan dan nyonya, jangan sampai mereka tahu bahwa Non Sarah megetahui ini dari bibi. Bibi hanya akan menjawab sedikit saja dari pertanyaan non. Selebihnya non tanyakan sendiri pada tuan karena bibi masih ingin hidup"
Sarah mengerutkan kening mendengarkan ucapan Bi Darsih yang seolah ketakitan terhadap kedua orang tuanya.
"Jadi sebenarnya, Ayah non pernah menikah dengan seorang gadis dari desa bernama Nirmala yang sering ia panggil Mala. Dan hanya bibi dan ibu non saja yang sering memanggilnya dengan sebutan Irma. Ia adalah wanita yang cantik dan baik, namun ia harus meninggal dalam keadaan mengerikan. Ibu non adalah sahabatnya Nyonya Irma sejak dari kampung. Dan bibi lihat saat Nyonya Irma meninggal, ia menunjuk kearah ibu non, sehingga Tuan Danu menikahinya. Sebab ia yakin bahwa Irma menginginkan Nyonya Ria menjadi penggantinya. Sudah ya non bibik buru buru" Bi Darsih kemudian terlihat menyibukan diri berjalan kesana kemari membawa bahan masakan.
Sarah yang mendengarkan perkataan tersebut sontak saja terkejut, sebab ia sekarang tahu bahwa foto yang sempat ia lihat dirumah Irma saat dialam lain, berarti ayahnya lah yang berada disamping Irma. Namun kini ia sangat penasaran dengan sosok anak kecil didekat wanita bernama Irma tersebut. Apakah dia merupakan anak dari ayahnya atau bukan.
Sarah melihat kunci kunci yang tergantung disamping kulkas. Hingga ia memiliki ide untuk mengambil kunci kamar dengan pintu bercat putih untuk mencari informasi mengenai masa lalu ayah dan ibunya, siapa tahu dikamar tersebut Sarah menemukan jawabannya.
Perlahan lahan Sarah mulai mendekati kulkas untuk mengambil kunci dan berpura pura seolah olah akan mengambil minuman dikulkas. Sampai saat tinggal sedikit lagi kunci itu ia lepaskan dari gantungan kunci, tiba tiba tangannya terasa licin hingga membuat kunci tersebut tercecer berhamburan.
Bi Darsih yang kaget sontak saja merapihkan kunci kunci yang berserakan dan tanoa ia sadari, Sarah sudah menginjak salah satu kunci dengan kode cat putih yang menempel dikunci tersebut sebagai tanda tiap pintu yang berbeda.
Sarah mulai menyeret kakinya kearah meja makan, dan segera mengambil kunci yang ia injak ketika Bi Darsih menggantungkan kemvali kunci kunci tersebut dipaku.
Sarah mulai menggenggam erat kunci yang ia ambil dan segera menuju kamar tersebut untuk mencari infprmasi mengenai wanita bernama Irma. Ia mulai mencerna perkataan Bi Darsih dan meyakini bahwa Ayahnya telah menikahi wanita bernama Irma dan telah memiliki seorang anak yang entah dimana keberadaannya. Dan kini dipikirannya hanya berputar kata kata yabg pernah Irma katakan mengenai seseorang yang telah mengambil kebahagiaan yang dimiliki wanita tersebut. Dan saat ini Sarah mulai curiga bahwa yang mengambil semua kebahagiaan itu adalah ibunya sendiri. Tapi ia yakin juga bahwa ibunya tak mungkin setega itu.
Lagi pula Irma juga saat didalam mimpi Sarah mengatakan bahwa nyawa Sarah juga dalam bahaya, dan Sarah yakin bahwa ibunya serta ayahnya takan pernah tega menyakiti apalagi membunuhnya. Lalu siapakah keluarganya yang menginginkan Sarah celaka, bahkan membunuhnya.
Kunci dimasukan secara perlahan oleh Sarah sebab ia takut bahwa Bi Darsih mendengarnya masuk kedalam kamar yang selama ini tak pernah didatangi siapapun, bahkan dirinya pun selama ini dari kecil tak pernah masuk kedalam kamar tersebut.
Ceklek
Pintu terbuka sedikit. Debu yang begitu banyak didalam kamar tersebut sontak saja membuat Sarah merasakan sesak dan ingin sekali batuk, namun ia tahan karena tak ingin membuat suara sekecil apapun disana.
Ditatapnya seluruh ruangan bercat merah marun didindingnya. Serta buku buku yang tersusun rapih didalam lemari.
"Kamar ini sangat bangus. Tapi kenapa ayah melarang untuk tak dimasuki siapapun" ucap Sarah seraya mulai menyusuri tiap inci dikamar tersebut.
Ia melihat serta menatap interior dan buku buku yang sudah usang serta berdebu yang berada didalam lemari. Sampai akhirnya saat ia melihat ada satu buku catatan harian sperti buku diary, ia kemudian mengambilnya dan mulai duduk diatas kasur berukuran besar disana.
Sarah mulai membuka buku tersebut dan membaca setiap isi didalamnya dengan teliti. Sampai saat ia akan membacakan isi dilembar pertama buku tersebut, sebuah burung tanpa kepala secara tiba tiba saja jatuh diatas buku yang ia buka yang entah dari mana asal jatuhnya.
Sontak saja Sarah yang merasakan ketakutan berlari dengan membawa buku tersebut, kemudian mengunci kembali kamar tersebut dengan suara teriakan yang ia tahan sebisa mungkin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
ig: ka_riiss86☃
baca tengah malam gini, sensasinya benar² terasa😣
2022-12-14
3
Kak Ya
duuhh jantung ku mo copot kl kyk sarah gitu, kjatuhan burung tanpa kelapa eehh kepala 😂
ayoo lanjuut lg thoor , makin pinisirin niih 😁👍
2022-06-20
0