15

Ria akhirnya bisa membuat Danu yakin atas pilihannya dan mulai memintanya untuk mencarikan seorang dukun yang bisa membantunya dalam proses pesugihan yang akan ia lakukan.

"Besok kita berangkat mas ke salah satu daerah di Pulau Jawa untuk mencari dukun yang dulu teman di kampungku datangi. Temanku sekarang sudah menjadi seorang yang kaya raya hasil dari pesugihan tuyul yang ia lakukan. Bahkan ia rela menyuruh istrinya agar mau menyu***sui tuyul tersebut. Kau mau pesugihan jenis apa mas?" tanya Ria seolah olah seorang sales yang tengah menawarkan barang pada Danu.

Danu kini berfikir bahwa ia takan mau jika istrinya sampai menjadi korban dari pesugihan tuyul, sebab ia pun masih mau untuk berhubungan dengan Nirmala yang memiliki badan yang menarik.

"Aku tak ingin pesugihan jenis itu Ria. Aku ingin pesugihan yang meminta tumbal saja. Biar nanti ku suruh orang agar mau mencarikan tumbal untuk mahluk tersebut"

Ria mengangguk dan kembali memeluk tubuh pria yang kini berda disampingnya. Hingga keduanya pun kembali larut dalam perg**mulan tersebut.

****

Maria menangis didalam kamarnya menahan amarah yang memuncak dihatinya. Bagaimana mungkin sahabat ibunya tega bermain api bersama ayahnya yang ia tahu bahwa ayahnya adalah pria setia.

Sudah sampai mana hubungan antara ayah dan sahabat ibunya tersebut sehingga tak tahu malu melakukan hal tersebut dirumah yang mereka tinggali selama ini.

"Aku harus beri tahu ibu" gumam Maria pelan.

Tangisnya pecah dengan suara yang tak keluar. Ia bahkan tak ingin suara tangisnya terdengar oleh siapapun sebab sesak didadanya begitu menyakitkan. Kembali di ingatnya sang ibu yang selama ini telaten menjaga dan merawat ayahnya dikala sakit. Ibunya adalah wanita yang cantik dan pintar bahkan kecantikannya tak bisa tertandingi walaupun oleh Ria sekalipun.

"Pasti ada yang tak beres dengan ayah" ucap Maria disela tangisnya.

Kantuk pun seakan hilang bagi Maria. Ia terjaga sampai pagi dengan mata yang sembab dan basah. Tak menyangka bahwa lelaki yang ia anggap sebagai panutan itu ternyata telah menduakan ibunya, bahkan lebih parahnya lagi ia menduakan sang ibu dengan sahabat ibunya sendiri.

Saat ini mereka sedang berkumpul diruang makan dan menyantap makanan yang ada. Maria begitu jijik ketika melihat wajah Ria dan ayahnya yang tak henti henti saling pandang.

Hingga akhirnya ia yang emosi dengan sengaja memancing keduanya untuk berdebat disela sela aktivitas makan.

"Tante Ria, itu lehernya kenapa kok merah ?" tanya Maria begitu kesal.

"Oh...in...ini bekas nyamuk. Semalam banyak sekali nyamuk dikamar" jawabnya dengn terbata bata.

"Oh nyamuk ya. Kok nyamuknya dateng ke kamar tante saja ya? dikamarku sama ibu kok gak ada nyamuk. Iya kan ayah?"

Danu yang merasa canggung mulai gugup dengan keringat yang mulai membasahi keningnya.

"Ayah kenapa kok keringatan? panas? perasaan udaranya sejuk malah cenderung dingin"

"Sudah lah nak. Jangan banyak bertanya saat sedang makan. Cepat habiskan makannmu!"

Maria tersenyum melihat wajah Ria dan Danu yang putih pucat seperti melihat hantu. Keduanya begitu gugup dan canggung mendengar pertanyaan Maria karena takut ketahuan.

Nirmala yang melihat putrinya hanya bisa menerka nerka arah pembicaraan putrinya tersebut kepada suaminya dan sahabatnya.

"Kenapa kamu bertanya seperti itu sama tante Ria nak?" tanya Nirmala penasaran.

"Aku hanya aneh saja mah. Kenapa leher tante Ria terdapat noda merah banyak. Aku kasihan saja, secara dia kan cantik. Sayang kalo banyak noda" ucap Maria berlagak polos.

Terpopuler

Comments

Kak Ya

Kak Ya

Bagus Ria , lanjutkeun 👍👍😁

2022-07-26

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!