Ria yang kini terkulai lemas, hanya bisa terdiam membisu dengan nafas yang terengah engah seraya memegangi lehernya. Tanda merah keunguan bekas cekikan Sarah terlihat jelas dilehernya yang putih.
"Nak, kamu kenapa? bangun nak! sayang bangun" ucap Danu panik melihat Sarah terdiam.
Ria yang kini terduduk mulai diberikan segelas air putih oleh Bi Darsih dan mulai memapahnya untuk segera naik keatas kasur. Lain halnya dengan Danu yang nampak sibuk menggendong putrinya untuk dibaringkan diatas kasur dengan sangat hati hati tampa memperdulikan Ria yang saat ini masih syok akibat apa yang dilakukan Sarah.
"Sayang bangun. Ini ayah nak. Kamu kenapa?"
"Ria! Sarah kenapa? apa yang sudah terjadi" Danu bertanya pada Ria yang kini hanya bisa termangu dalam diam.
"Jawab aku! apa yang sudah kalian alami? apakah ibli** itu meminta haknya?"
Ria menggeleng cepat dan mulai menatap tajam kearah cermin.
"Dia!! Dia yang merebutmu dariku mas! Dia yang selalu menjadi penghalang cinta kit"
"Siapa? Mala!"
Ria mengangguk cepat dan yakin bahwa yang sudah merasuki tubuh anaknya adalah Mala, istri pertama Danu yang sudah meninggal akibat pesugihan yang mereka lakukan.
"Ck sial! jadi seta** itu mencoba menyakiti kalian. Tunggu saja pembalasanku. akan ku buat dia menderita walaupun sudah mati"
Danu segera bangkit dan akan meninggalkan Ria, Sarah dan Bi Darsih dikamar tersebut.
"Kau mau kemana mas?" tanya Ria dengan wajah yang masih pucat.
"Aku akan pergi bertemu dengan si mbah dan membawanya kemari untuk membuat arwah Mala menderita. Berani beraninya dia mau menyakiti anakku dan juga kau. Aku akan menghancurkannya walaupun dia sudah mati"
Danu bergegas pergi meninggalkan ketiga wanita tersebut dengan emosi yang sudah memuncak. Wajahnya begitu merah padam menahan gejolak amarah yang ia pendam pada Mala.
"Nyonya apakah yang tuan maksud Mala adalah nyonya pertama yang sudah meninggal?" tanya Bi Darsih dengan sedikit takut.
"Jangan suka ingin tahu urusan orang ya! kamu itu hanya pelayan disini dan kamu hanya bertugas untuk mengurus rumah tanpa harus mengurusi urusan kami!" bentak Ria dengan keras.
Bi Darsih hanya bisa menundukkan kepala dan menggangguk pelan.
******
Disisi lain saat ini jiwa Sarah sedang berada disebuah hutan lebat yang gelap gulita. Tak ada cahaya mentari sebab ia yakin bahwa disana sudah malam.
"Aku dimana?" gumam Sarah seraya terus berjalan menyusuri jalan setapak yang dihalangi oleh beberapa rumput liar.
"Bagaimana bisa aku sampai disini? padahal aku sedang tidur bersama ibu"
Sarah yang mulai ketakutan hanya bisa mencoba menajamkan pandangan matanya agar bisa melihat lingkungan sekitarnya yang penuh dengan pohon pohon berdaun rimbun.
"Cantik"
Suara lembut yang Sarah dengar sontak saja membuatnya melihat kesana kemari untuk mencari sumber suara tersebut. Gelapnya hutan membuat Sarah hanya bisa melihat pepohonan didekatnya tanpa bisa melihat apapun yang jauh berada didepannya.
"Siapa kamu?!" tanya Sarah dengan keras.
"Ikuti suaraku anak manis"
Suara itu kembali membuat Sarah terkejut serta ketakutan. Sampai sampai ia dengan kencang berlari tak tentu arah didalam hutan sana.
"Kau tajan bisa lari dariku Sarah. Hanya kau yang aku butuhkan saat ini"
"Siapa kamu! tunjukan dirimu sekarang! jangan sampai kau buat aku harus mengadukan kelakuanmu sama ayah!"
"HAHAHAHAHAHHAHAHAHAH KAU MANJA SEKALI SAYANG. AKU HANYA INGIN KAU TAHU SIAPA AKU DAN AKU JUGA INGIN SIAPA KELUARGAMU YANG SUDAH IBU SERTA AYAHMU BUNUH"
Tawa sosok itu begitu nyaring menggema diseluruh hutan, membuat siapapun yang mendengarnya akan merasakan ketakutan.
Sarah hanya bisa mencari dan terus mencari dimana sumber asal suara yang terus saja menganggunya.
Entah mengapa ia saat ini tak merasakan ketakutan seperti yang ia rasakan sebelumnya saat melihat sosok gadis dijendela. Hatinya serta keberanian didalam dirinya muncul sehingga membuat Sarah begitu ingin mengetahui siapakah pemilik suara tersebut.
"KAU PASTI PENASARANKAN? IKUTILAH SUARAKU DAN KAU AKAN TAHU SIAPA AKU"
Sarah menelan salivanya dan mulai mengikuti suara itu. Bajunya yang mulai kotor akibat bersentuhan dengan dedaunan yang basah, serta kakinya yang terasa perih akibat tak memakai alas kaki membuat Sarah berhenti sejenak untuk beristirahat.
"JANGAN BERHENTI JIKA KAU TAK INGIN MATI! WALAUPUN AKU AKAN MENJAGAMU SAMPAI KAU TAHU SIAPA AKU, TAPI AKU TAK BISA MENJAMIN KESELAMATANMU DIHUTAN INI. TERUSLAH BERJALAN HINGGA KAU TRMUKAN SEBUAH GUBUK "
Keberaniannya seketika sirna kala mendengar ancaman bahaya yang akan terima jika sampai ia berhenti. Tubuh Sarah yang mulai terasa lelah, harus ia paksakan tetap berjalan menyusuri jalanan yang epnuh dengan ranting pohon tajam serta rumput liar yang kotor akibat air hujan.
Sampai tak lama kemudian, ia melihat sebuah rumah kumuh dengan lampu berwarna kuning menyala dihalaman rumahnya.
Sarah berlari menuju rumah tersebut dan kemudian mengetuk pintu beberapa kali, berharap ada seseorang dari dalam mau menolongnya.
tok! tok!tok
" Permisi! "
"Permisi, apa ada orang didalam?" tanyanya lagi namun tak ada jawaban apapun dari dalam.
"Permisi!" teriaknya sekali lagi.
Kesal sudah pasti ia rasakan saat ini, hingga membuat Sarah memutuskan untuk masuk walaupun tak ada izin ataupun jawaban dari sang pemilik rumah.
Perlahan lahan pintu dibukanya dengan pelan hingga menimbulkan bunyi berdecit akibat engsel yang terpasang mulai terlihat berkarat.
Tak ada siapapun terlihat didalam sana. Hanya ada makanan yang cukup banyak tersedia lengkap dengan air putih yang sudah ada didalam cangkir tanah liat.
Perutnya yang lapar berbunyi dengan keras. Hingga membuatnya sedikit berani untuk segera menuju meja dari kayu dan mulai menyantap semua makanan yang ada tanpa basa basi.
"Makan yang banyak anak cantik" suara lembut dari arah belakang Sarah sontak saja membuatnya terkejut dan menghentikan makannya.
Dengan sedikit takut, perlahan lahan Sarah membalikan badannya dan mendapati seorang wanita seusia ibunya yang sangat anggun dan cantik.
"Ma...maafkan saya karena lancang memakan makanan anda" Sarah segera bangkit dan berdiri seraya menundukan kepala.
"Tak papa nak. Lanjutkan saja makannya. Kamu pasti lapar dan lelah karena sudah mencari rumahku dari tadi"
"Mencari?" gumam Sarah dengan pelan.
Awalnya ia sedikit takut pada wanita dihadapannya, namun ketika melihat wajahnya yang begitu meneduhkan serta perilakunya yang baik, membuat Sarah sedikit percaya bahwa yang ada dihadapannya adalah orang baik.
"Maafkan aku karena sudah membuatmu ketakutan saat mencari gubuk ini"
"Jadi anda yang.." ucapan Sarah terhenti.
"Iya, aku yang dari tadi menuntunmu untuk datang kesini. Dan aku pun sudah tahu bahwa kau akan mencari tahu mengenai kasus pembunuhan yang kekuargamu lakukan" Perempuan itu mendekat kearah Sarah dan mulai menuntun Sarah untuk duduk kembali.
"Kau tak usah takut, aku tak akan melukaimu. Aku hanya ingin kau mengetahui sebuah rahasia besar dan aku pun hanya ingin kau selalu berhati hati sebab ada seseorang yang ada didekatmu ingin menumbalkanmu"
Mata indah milik Sarah membulat sempurna mendengar ucapan dari wanita tersebut.
"Siapa dia? apakah ayah mengetahuinya?"
" tentu saja ayahmu tahu nak. Tapi aku akan bercerita lagi nanti setelah kau makan dulu makanan ini. Ku tahu kau sangat lapar. Ayo kita makan bersama"
Wanita misterius tersebut mengambil nasi keatas piringnya dan mulai makan bersama Sarah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
nath_e
masih nyimak sampai disini, ijin baca kakak🙏🤗
2023-01-25
2
Kak Ya
lanjuutt thor
2022-06-18
1
Miss GH
nah kan ditumbal 😭
2022-06-14
2