"Cara yang ibu lakukan sungguh salah! apa ibu tak khawatir jika aku memakan darah itu, aku akan terkena penyakit serius terus mati ?" Sarah yang kesal berteriak pada ibunya yang kini merasa sangat bersalah.
"Ibu hanya takut jika kau terus saja tertidur nak. Itu adalah cara satu satunya yang bisa ibu lakukan agar kau bisa terbangun. Si mbah yang mengetahui bahwa jiwamu telah hilang memberikan ibu syarat agar bisa membawamu kembali"
"Ibu! dunia ini nyata dan aku pun tak menutupi kebenaran bahwa makhluk gaib itu ada. Tapi apa jadinya jika kita terlalu berfokus pada hal hal mistis? justru kita akan terus terperangkap dan terseseat dijalannya" ucapan Sarah yang begitu tegas sontak saja membuat Danu begitu tak percaya dengan apa yang ia dengar.
"Kau belajar mengatakan itu dari mana? apakah kau belajar ilmu agama bersama temanmu? atau, kau berusaha mempelajari ilmu agama sendiri?" tanya Danu serius.
Sarah yang mulai kesal mulai menyuruh semua orang dikamarnya untuk segera pergi. Entah mengapa saat ini ia begitu tak ingin melihat kedua orang tuanya apalagi melihat si mbah yang selama ini selalu bersama ibu serta ayahnya.
"Aku sudah tiga hari tak mandi, tubuhku begitu terasa lengket oleh keringat. Aku ingin mandi dulu"
Ria dan Danu yang sadar bahwa ada yang tak beres dengan Sarah kemudian pergi berlalu meninggalkan anak semata wayangnya sendirian dikamar tersebut. Ia kini menatap si mbah seolah menginginkan solusi dari masalah yang dialami oleh Sarah.
Semua orang kini meninggalkan Sarah sendirian yang mulai bangkit menuju lemari tempat pakaiannya.
Percikan air yang mulai terdengar dari arah kamar mandi seolah menandakan bahwa saat ini sesorang sedang membersihkan dirinya yang sudah melakukan aktivitas sehari hari. Wangi sabun serta sampo menuyeruak dikamar mandi membuat siapapuj yang mencium harumnya betah dan nyaman.
Diguyurnya air secara perlahan mengenai kepalanya dan membuat pikirannya sedikit tenang. Mata Sarah mulai terpejam, menikmati setiap tetesan air yang mengalir di seluruh tubuhnya. Hingga saat ia mencoba membersihkan sisa sampo dikepalanya, terdengar suara senandung dari arah luar pintu kamar mandi miliknya.
"Siapa?" tanya Sarah dengan sedikit berteriak.
Tak ada jawaban apapun dari luar, membuat Sarah mulai merasakan tak enak serta merasakan ketakutan.
Senandung itu lama kelamaan semakin terdnegar jelas ditelinganya, bahkan walaupun suara keran air yang sangat kencang senandung wanita dibelakang pintu kamar mandi masih saja terdengar.
"Katakan siapa kamu sebenarnya?" Sarah kembali berteriak dengan kencang, namun kali ini pertanyaannya langsung membuat wanita misterius tersebut berhenti bersenandung.
Dengan cepat Sarah mematikan air keran yang menyala dan segera mamakai handuk dibagian tubuh rambutnya. Perlahan lahan, pintu kamar mandi dibukanya sehingga Sarah bisa melihat sekeliling kamar tidurnya yang begitu hening dan tak ada siapapun disana.
Hening dan sunyi saat ini, hingga membuat Sarah begitu waspada ketika ingin melangkahkan kaki menyusuri kamarnya sendiri.
Sarah membuka lemari pakaiannya untuk mengambil kaos serta celana yang akan ia pakai, namun dirinya begitu terkejut ketika mendapati sebuah kotak perhiasan berwarna merah yang tersimpan rapih didalam lemarinya.
"Apakah ini hadiah dari ibu karena sudah membuatku meminum darah menjijikan itu" gumam Sarah pelan.
Dibukanya perlahan kotak berwarna merah tersebut yang kemudian menampilkan sebuah cincin yang memiliki batu permata berwarna merah marun.
"Cantik" guman Sarah pelan.
"Iya sangat cantik, sayang" sebuah suara lembut berbisik ditelinganya, yang sontak saja membuat Sarah terkejut dan menjatuhkan kotak perhiasan cincin tersebut.
"Siapa itu?" tanyanya dengan sedikit berani.
"Itu hadiah dariku karena kau sudah mau datang berkunjung kerumahku" suara itu kembali menjawab pertanyaan dari Sarah yang membuat dirinya perlahan mulai tak merasa ketakutan.
"Apakah kau adalah Tante Irma?"
Tak ada jawaban apapun dari makluk tak terlihat didalam kamarnya.
"Pakai saja itu dan tepati saja janjimu" Suara itu kembali terdengar bersamaan dengan kaca jendelanya yang terbuka dengan lebar.
Sarah memandangi cincin tersebut dan tersenyum sebab ia baru saja mendapatkan hadiah secantik ini. Tanpa ia sadari bahwa inilah awal mulai dirinya terikat dengan sosok keluarganya sendiri.
***********
Awan yang cerah serta mentari yang begitu terik membuat Sarah yang saat ini tengah mengikuti upacara disekolah merasakan kepanasan dan kelelahan. Sesekali ia menyeka keringatnya yang terdapat dikeningnya dengan punggung tangannya yang begitu putih.
Davin yang menyadari bahwa wanita yang ia sukai saat ini merasakan kepanasan segera bergeser maju, untuk lebih dekat kearah Sarah.
"Kau tak papa Sar?" tanya Davin khawtir.
"Aku gak papa Vin. Kau upacara saja yang benar jangan sampai kau membuatku ikut dihukum jika tak benar mengikuti upacara"
Davin segera merapihkan kembali barisannya sebab ia pun takut dihukum kembali oleh pihak sekolah. Namun, saat ia melangkahkan kaki untuk mundur, tiba tiba saja Sarah pingsan dan ia yang berdiri tepat dibelakangnya memegangi Sarah dan segera menggendongnya menuju ruang UKS.
Entah mengapa Sarah begitu merasakan pusing belakangan ini setelah tragedi dirinya dicekoki darah kerbau oleh ibu dan ayahnya beberapa hari silam.
Ruang UKS yang begitu sepi, membuat sarah kelimpungan mencari siapa penjaga ruangan tersebut hari ini. Dilihatnya jam tangan yang menunjukan pukul 09.15 dimana saat ini adalah waktu semua murid belajar dan yang menjaga ruang UKS tersebut mungkin sedang pergi.
Sarah memegangi keningnya yang begitu terasa pusing dan menatap sekeliling tempatnya berbaring yabg begitu gelap dan sunyi.
Jarum jam dinding diruangan tersebut, membuat suasana tempatnya beristirahat terasa lebih sunyi dan menyeramkan. Bahkan saat ia mencoba untuk duduk menyender dibrankar tempat ia berbaring, Sarah--lp- merasakan ada sebuah benda dingin mencekal kakinya.
Sarah mulai mengatur nafasnya yang mulai terasa sesak dan mulai mengatur ritme detak jantungnya yang begitu cepat. Beberapa hal mistis yang akhir akhir ini ia alami, membuat Sarah paham betul bahwa ada sesuatu tak beres sedang memegang kaki.
Benar saja, saat ia perlahan melihat kearah kakinya dibawah, tangan mungil seorang bayi penuh darah tengah memegangi kakinya sehingga membuat Sarah menjerit ketakutan dan terjatuh dengan keras ketas lantai.
Tak ada siapapun yang mendengar jeritannya sebab semua ruangan kelas bearada dipaling depan dekat gerbang sekolah, sedangkan ruang UKS berada dipaling ujung bangunan, dekat bukit.
Tangan mungil itu bergerak gerak seakan masih saja hidup. Mencoba meraih tubuh Sarah agar bisa ia gapai. Sarah terus saja menghindari tangan tersebut yang lama kelamaan mulai menghilang.
Deru nafas yang masih menggebu membuat Sarah tak bisa berfikir jernih. Bukannya ia tak mau pergi keluar dari ruang UKS, namun saja pintu ruangan tersebut terkunci dari luar sehingga Sarah tak mampu berkutik.
Lambat laun Sarah mulai bisa meredakan rasa takutnya walaupun buku kuduknya masih saja merinding. Dilihatnya kembali bagian bawah brankar tempat ia tidur tadi, namun tak ada apapun disana.
"Kau sudah tumbuh menjadi dewasa dan cantik sama sepertiku Sarah" suara lembut yang cukup asing, terdengar dengan jelas ditelinganya.
Entah dari mana asal suara tersebut, yang pasti ia begitu muak dengan suara suara yang akhir akhir ini selalu saja memanggil namanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
nath_e
merah delima yaa...dr Irma ni keknya
2023-02-09
0
Miss GH
itu namanya peka. Lanjut! tapi di rumah tua aku tinggal juga sering banyak suara suara, apalagi suara tetangga eheem eheem! lebih serem malah pas ditinggal pak su pergi berminggu minggu. 😂 candaa daripada merinding kan baca horor
2022-06-17
2