Sebuah aroma masakan yang menyeruak masuk ke hidung, membuat Zoya terbangun dari tidurnya, matanya mengerjap, perutnya kian berbunyi ikut merasakan aroma yang menyebar ke seluruh ruangan.
Zoya pun bangun dari tempat tidur dengan mata yang setengah terbuka, ya dia memang masih sangat mengantuk, tapi perutnya yang berontak karena merasakan aroma yang masuk dari lubang hidung mancung Zoya.
Suara langkah kaki membuat Alex menoleh, tangan nya yang masih sibuk memindahkan makanan ke meja, hanya meliriknya sebentar. Tanpa menyapa Zoya duduk begitu saja di kursi meja makan yang sudah tertata dengan beberapa jenis makanan yang menggiurkan.
Tangan nya bergerak sendiri ingin mengambil makanan tersebut, namun sebuah pukulan keras pada tangan nya membuat Zoya mengurungkan niatnya dan berteriak kesakitan. '*Plaak.
''Aawwww*. sakittt..! teriaknya.
''Dasar jorok, cuci tangan mu, lalu cuci muka mu juga sana! Ada sesuatu di pipi mu,'' ujar Alex yang masih sibuk mondar-mandir dari meja ke dapur.
Mata Zoya terbelalak, ia segera berlari ke kamar mandi dan melihat dirinya mencari sesuatu yang di katakan Alex, matanya memutar malas, karena Alex hanya mengerjai nya saja. ''Seharusnya aku tidak termakan ucapannya.'' Gerutu Zoya.
Setelah membersihkan dirinya, Zoya kembali ke meja dimana sudah ada Alex yang sudah siap untuk sarapan pagi, merekapun makan dengan hening tidak ada percakapan di antara mereka, Zoya yang asik dengan makanan nya sehingga memakannya dengan sangat lahap dan Alex yang makan dengan teratur dan elegan. Sungguh dua karakter yang bertolak belakang.
''Terima kasih, makanan nya enak. Aku akan bersiap pergi bekerja.'' Ucap Zoya yang berlalu tanpa menunggu jawaban dari Alex yang hanya menggelengkan kepalanya karena sikap cuek Zoya.
Memakai kaos polos berwarna putih dengan di padukan blazer berwarna nude dan di tambah dengan rok yang panjangnya di atas lutut, Rambut yang di kuncir tinggi membuat Zoya sangat cantik hari ini, yang tentunya membuat gadis itu sangat berbeda dari hari biasanya.
Alex yang sedang melakukan telpon dari rekan bisnisnya, terpaku tidak bicara lagi melihat Zoya dengan penampilan seperti itu. Tapi suara seseorang yang memanggilnya terus dari sebrang telpon saja membuat Alex tersadar kembali. ''Ya cantik. Aahh maksud saya ia saya mengerti, kita akan lanjutkan di ruang lab nanti.'' Alex menutup sambungan telepon dan memanggil Zoya yang sudah akan keluar dari rumah.
''Hei!''
Zoya pun menoleh, rambutnya yang terguncang mengikuti gerakan kepalanya menambah kesan manis yang juga sebenarnya Alex akui.
''Tunggu, kau ikut dengan ku hari ini. Tidak ada penolakan!!'' Zoya hanya menghela nafasnya setuju dengan terpaksa. Bukan tidak mau, hanya saja dia tidak ingin menjadi pusat perhatian jika nantinya salasatu karyawan kantor melihat ia turun dari mobil sang direktur.
Di perjalanan, Alex terlihat seperti ingin memulai obrolan, tapi sedikit ragu karena Zoya yang sudah memasangkan earphone ke telinga. Karena terus melirik Zoya terlebih lagi jenjang leher Zoya yang membuat Alex terus menelan air liurnya sampai membuat nya hilang konsentrasi sehingga hampir saja menerobos lampu lalu lintas yang menandakan berhenti untuk kendaraan.
Suara decitan rem sangat terdengar, karena Alex yang menginjak pedal rem secara spontan, earphone yang baru saja Zoya pasangan terlepas dan terjatuh karena kerasnya guncangan. ''Aakkhh,, earphone ku!'' jerit Zoya yang kemudian melirik tajam Alex.
''Apa kau tidak bisa mengemudi dengan benar, TUAN!'' ucap Zoya lagi dengan sedikit menekankan kata tuan di panggilan nya.
''Jangan salahkan aku, lalu lintas yang salah,'' jawab Alex dengan asal. Mendengar jawaban Alex membuat Zoya heran karena tidak masuk akal.
Menunggu lampu lalu lintas kembali hijau, Zoya pun mencari earphone nya yang terjatuh di bawah kursi, menunduk terus sehingga membuat Alex merasa tidak nyaman, berulang kali ia membuang pandangannya entah pikiran nya melayang jauh kemana.
Tiiiitttt Tiiiittt
Suara klakson mobil kian berbunyi mengejutkan keduanya karena memang posisi mobil Alex yang terdepan sehingga membuat mobil yang ada di belakang harus menunggu Alex menjalankan mobilnya lagi. Tapi sebelum Alex menginjak pedal gas tangannya bergerak sendiri mengambil karet kunciran yang mengikat rapih rambut Zoya.
''Rambut ku!!''
''Kau terlihat buruk dengan rambut seperti itu!''
''Kau benar-benar menyebalkan !'' Zoya benar-benar di buat kesal karena sikap Alex yang semaunya itu.
.
Di belahan dunia yang lain, seorang wanita sedang menangis di sudut ruangan dengan luka lebam di bagian wajah nya.
Kamar yang gelap dan sedikit berantakan, vas bunga yang pecah berceceran di lantai menandakan telah terjadi sebuah keributan sebelumnya.
''Dasar brengsek !!'' jerit wanita itu memaki seseorang yang duduk di ranjang besar di tengah kamar tersebut.
Mendapatkan makian dari wanitanya, pria itu tersulut emosi kembali, menghampiri nya dengan wajah penuh amarah, tangannya menarik keras rambut panjang blonde wanita tersebut yang meringis kesakitan.
''Mulut mu akan aku robek jika sekali lagi berani berteriak kepadaku ,'' ancamnya yang kemudian melepaskan cengkeraman tangannya dari rambut dengan kasar.
Pria itupun berlalu begitu saja keluar kamar dan membanting pintu dengan sangat kerasnya meninggalkan wanita tersebut yang masih menangis dengan lirih. ''Alex, tolong aku. Maafkan aku, aku menyesal telah meninggalkan mu.'' Lirik wanita tersebut.
''Andai aku tidak berpikir bodoh, mungkin saat ini aku sudah menjadi nyonya Gilbert,'' lanjutnya.
Kembali dengan keadaan hening pada dua orang yang saling mengunci mulutnya. ''Stop!'' teriak Zoya kemudian.
''Kenapa?'' tanya Alex yang tidak juga menghentikan laju mobilnya walaupun Zoya memintanya.
''Turunkan aku disini saja,'' tapi Alex tidak juga mendengarkan nya. ''Aku mohon tuan, aku tidak ingin menjadi pusat perhatian orang kantor .''
Alex hanya melirik dan malah melajukan mobilnya sedikit lebih kencang sampai ketika mereka sampai di depan gedung perusahaan Violet Brand. ya Violet Brand adalah nama perusahaan milik keluarga Gilbert yang saat ini Alex pegang walaupun belum sepenuhnya miliknya.
''Kenapa diam? tidak ingin turun?'' tanya Alex tanpa ingin tahu alasan Zoya karena tetap diam di dalam.
''Lihatlah, sedang banyak orang di luar,'' Alex pun ikut mengedarkan pandangannya dan hanya tersenyum tipis. '' Ya lalu ?''
''Mereka akan terus mengunjungi aku jika melihat aku turun dari mobil mu!'' sembur Zoya.
''Sudah jangan terlalu khawatir,'' Alex melepaskan seat belt Zoya begitu saja yang membuat Zoya terkejut dan menahan nafasnya karena posisi di antara mereka tidak ada jarak sedikit pun.
Mata Zoya dan Alex saling beradu pandang sampai Alex yang menggoda Zoya dengan mencolek hidung mancung istri kontraknya itu .''Aku tau kalau aku ini tampan.'' Goda Alex yang membuat Zoya mencebikan bibir nya.
Alex pun turun dan tanpa di duga, ia malah membukakan pintu untuk Zoya yang membuat Zoya sedikit terkejut, dan juga tentu membuat karyawan bertanya-tanya, siapa gerangan yang saat ini duduk di mobil Alex dan membuat direktur mereka sampai mau membukakan pintu untuk nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
dewi susilawati
wah sialan si alex nih kayanya emang mau ngerjain zoya,,,,si alex tuh ga ngerti yah sakitnya jadi bahan gibahan teman sekantor,,,
2022-06-22
1
🥰🥰 Si Zoy..Zoy..🤩🤩
Lagi Thor...
Kurang banyak....🤭🤭
2022-06-22
0
🥰🥰 Si Zoy..Zoy..🤩🤩
Lanjut Kak....
Seru...Gemes....🥰🥰
2022-06-22
0