Selesai makan bersama. Paman Louis mengajak pasangan pengantin baru itu berbincang di ruang tamu, dengan di suguhkan minuman perasa juga cemilan kecil yang juga Zoya beli dari minimarket tadi.
Zoya tidak banyak bicara, hanya Alex dan Louis yang berbincang tentang masalah perusahaan terlebih lagi Zoya tidak mengerti apa yang di bicarakan kedua orang itu.
Suara notifikasi pesan masuk terdengar dan berasal dari gawai berwarna putih susu milik Zoya, entah mengapa Alex sangat tertarik dengan siapa Zoya bertukar pesan, matanya terus melirik ke arah Zoya yang sesekali tersenyum kecil setelah membaca pesan masuk itu.
''Nak, apa Paman boleh bertanya?'' tanya Louis mengalihkan perhatian Zoya yang sedang membaca pesan dari ponsel nya.
''Aah iya Paman, silahkan.''.
''Maaf jika kamu akan tersinggung dengan pertanyaan Paman tapi Paman harus menanyakan nya,'' Zoya pun mengangguk. ''Paman dengar, saat hari pernikahan kalian, kerabat ataupun sanak saudara mu tidak ada yang hadir?'' Zoya terdiam dengan perasaan yang bingung karena tidak menyangka kalau masalah itu akan di ungkit dan itu juga tidak ada bahasan dari Alex.
''Maaf Paman, keluarga ku jauh di desa, dan mereka tidak dapat menghadiri acara karena masalah waktu.'' Jawab Zoya dengan asal yang hanya berpikir sejenak untuk memikirkan jawaban nya.
''Kalau begitu, jika kelak ada waktu, kenalkan paman dengan orang tua mu, boleh?'' Zoya tersenyum dan mengangguk walaupun hatinya merasa ketar-ketir.
Beberapa saat kemudian, Louis pun berpamitan harus pergi ke luar negeri karena masalah perusahaan cabang di sana, ya yang saat ini Alex kelola adalah perusahaan pusat yang Alex sangat inginkan menjadi miliknya seutuhnya.
''Maaf Paman kami tidak bisa mengantarkan mu,'' seru Zoya berbasa-basi.
''Aahh ya, Paman mengerti. Tapi Paman harap saat paman kembali ke sini, sudah ada anggota keluarga baru yang hadir di tengah-tengah kita.'' Ujar Louis sedikit bergurau namun tanggapan Zoya dan Alex yang terlihat berlebihan karena Alex yang salah tingkah dan Zoya yang menutupi rasa malunya dengan senyuman canggung.
'Haaaahhhhhh' sepasang suami istri palsu itu membuang nafasnya dengan lega karena drama yang mereka lakukan di hadapan Louis berjalan dengan baik walaupun tadi ada sedikit problem.
''Melelahkan,,'' seru Zoya yang langsung merebahkan tubuhnya di sofa panjang.
Alex juga ikut duduk di sofa tunggal, mengambil berkas yang ada di bawah meja dan melemparkannya kepada Zoya. ''Apa ini?''
''Itu surat magang mu, kau bisa magang di tempat ku. Karena aku juga tahu kau mempunyai sedikit potensi di bidang disain dan itu di butuhkan untuk sampul pemasaran produk.'' Jelas Alex menjeda sebentar ucapannya. ''Tidak perlu berterima kasih, dan di sana kau tidak boleh bersikap seperti orang terdekat ku, dan di perusahaan tidak ada keterikatan antara kita, itu berlaku pada siapap-'' Ucapnya lagi namun tiba-tiba ia menghentikan ucapannya karena lagi-lagi mendengar suara notifikasi yang berasal dari ponsel Zoya.
''Kau ini mendengar apa yang ku ucapkan , tidak!!''
Zoya yang hanya ingin melihat siapa kali ini yang mengirimkan pesan terkejut karena bentakan Alex. Memundurkan tubuhnya dan melihat Alex dengan aneh karena dia juga tidak mengerti kenapa Alex semarah itu hanya karena ia menoleh ke arah ponselnya sendiri.
Ponsel Zoya yang letaknya di sudut meja dan jaraknya yang dekat dengan Alex memudahkan pria itu melihat nama yang muncul dari ponsel Zoya, dahinya mengernyit heran, netranya menangkap sikap Zoya yang seperti seseorang ketahuan mencuri.
''Kak Aiden? sejak kapan kalian mulai seakrab itu?''
''Memangnya kenapa? kami kan hanya teman biasa.''
Jawaban Zoya membuat Alex semakin jengkel, ia berlalu begitu saja masuk ke kamar nya, membanting pintu dengan sangat kerasnya sehingga membuat suara bising dan juga membuat beberapa lukisan yang ada di dinding ikut bergetar karena nya.
Benar-benar tidak habis pikir, Zoya merasa bingung dengan sikap aneh Alex yang selalu marah saat bersangkutan dengan pria yang bernama Aiden.
''Sebenarnya dia itu kenapa sih, sebentar marah, sebentar baik.'' Celotehnya, ''Dasar aneh.''
Malam pun tiba, Alex yang sedari tadi tidak sama sekali keluar kamar membuat Zoya merasa serba salah, dia sangat ingin masuk untuk mengambil pakaian nya tapi malas kalau untuk bertatap muka dengan Alex. Perutnya berbunyi bertanda bahwa ia tengah kelaparan, sembari menunggu Alex keluar kamar, Zoya pun berniat mencari sesuatu untuk ia makan.
Sebuah kantung sereal gandum yang di ambil dari laci dan sekotak susu yang ia ambil dari lemari pendingin, di taruh nya di atas meja lalu kemudian ia mencari alat makan lain nya.
Apa yang di lakukan Zoya di dapur membuat kebisingan yang pada akhirnya membuat Alex keluar kamar karena penasaran apa yang sebenarnya dilakukan oleh gadis itu.
''Sedang apa kau ini?''
''Aku lapar Tuan.'' Jawab Zoya dengan terus melanjutkan aktivitas nya. Menuangkan gandum instan kedalam mangkuk dan kemudian akan menuangkan susu untuk pelengkapnya namun sebelum Zoya menuangnya Alex mengambil susu tersebut.
''Apa kau selalu makan makanan instan seperti ini,''
''Heeeum,,, aku sudah terbiasa, bahkan ini lebih baik karena biasanya aku hanya makan mi instan di asrama.''
''Kenapa?'' tanya Alex ingin tahu.
''Kenapa? ya tentu saja karena ingin irit, aku dan teman-teman ku tidak ingin menghamburkan uang hanya untuk makanan yang nantinya akan menjadi kotoran juga.'' Jawab Zoya dengan polos, Alex terkejut namun sedikit bergidik karena terdengar menjijikkan saat Zoya membahas kotoran, tapi Alex juga merasa bangga dengan gadis itu yang bersikap apa adanya.
Mengingat Zoya yang tidak bisa memasak, Alex pun membuatkan makanan yang terbilang simpel, sepiring spaghetti saus bolognese juga steak yang hanya perlu ia panaskan di microwave.
''Makanlah,''
''Anda tidak makan Tuan?''
''Aku tidak pernah makan di malam hari.'' Zoya tidak bicara lagi, ia hanya makan dengan lahap karena memang ia juga merasa sangat lapar. ''Pelan-pelan, tidak ada yang ingin merebut nya darimu.'' Ucap Alex lagi dan Zoya hanya mengangguk.
Malam itu terlewati dengan begitu saja, dan hari ini, hari pertama Zoya yang akan mulai magangnya di perusahaan Victoria Gilbert.
Hanya ada beberapa orang yang mengetahui identitas Zoya dan selebihnya hanya tahu kalau Zoya itu karyawan magang dari jalur independen. Dan Alex memerintahkan karyawan yang mengetahui kalau Zoya itu istri ya, meminta untuk tidak di perlakukan spesial dalam arti sama seperti karyawan lainnya.
Tapi tetaplah, Alex akan terus memantau Zoya dan mengawasi nya bila mana ada yang bersikap tidak baik dengannya dan itu di limpahkan pada Mark karena Mark lah yang di percaya Alex untuk bertanggung jawab atas Zoya selama di perusahaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Wiwik Wardoyo
nanti hareudaaaang sendiri klw lihat kedekatan Yaya ama Aiden...
2022-11-10
0
🥰🥰 Si Zoy..Zoy..🤩🤩
Lagi Kak Nuna...sekarang...Plis...
2022-06-18
0
🥰🥰 Si Zoy..Zoy..🤩🤩
di perusahaan tidak ada keterikatan antara kita...CATAT, berarti Zoya boleh dong janjian dengan Aiden di perusahaan
Apakah Alex bisa seperti itu..??🤔🤔
Ingat Alex..MULUT MU HARIMAU MU..
2022-06-18
1