Indahnya malam di kota sekitar, Zoya menikmatinya di balkon apartemen dengan secangkir teh madu yang di buatnya sendiri.
Entah apa yang saat ini tengah mengganggu pikiran nya tiba-tiba cangkir yang saat ini di tangannya terlepas dan mengotori celana tidurnya.
''Issshh, panas,,'' keluh Zoya mengusap paha nya yang masih terbungkus celana.
Ponselnya berdering dan Zoya pun segera mengangkatnya yang ternyata itu adalah teman sekamarnya di asrama.
''Zoya? apa kau sudah melupakan kami karena menikah dengan pria kaya!'' ucap Kia yang ternyata mereka melakukan telepon video. Zoya tertawa kecil mendengar nya.
''Kau ini bicara apa, oh ya apa kalian sudah mendapatkan tempat magang?'' balas Zoya.
''Sudah, kami sudah mendapatkan nya, dan kau tahu kami bertiga magang di tempat yang sama,''
''Wah benarkah? andai aku juga bisa bersama kalian. Besok kalau ada waktu kita ketemu di caffe Kenanga ya, biar kali ini aku yang mentraktir kalian.'' Ucap Zoya dan di angguki ketiga temannya.
Perbincangan mereka pun di akhiri Zoya karena telah mendengar suara pintu yang di buka oleh seseorang yang tidak lain adalah Alex. ''Kita lanjut besok ya, bye.'' Zoya segera memutuskan sambungan dan meletakkan nya lagi di meja. Bersikap cuek itulah kebiasaan Zoya.
Alex yang tahu kalau Zoya saat ini berada di balkon, segera naik ke kamarnya, entah kenapa dia merasa malu untuk bertatap wajah dengan nya setelah kejadian siang tadi.
Rencananya untuk membalaskan dendam agar Zoya juga merasakan kesal karena Alex yang memiliki wanita lain ternyata gagal total, tanggapan Zoya tidaklah lebih dan juga jauh dari ekspektasi Alex.
Alex yang masih di buat bingung juga merasa serba salah bagaimana bis akan bersikap di depan Zoya, terjingkat kaget karena Zoya yang masuk begitu saja kedalam kamar dengan tangan yang memegang sebuah buku novel favoritnya.
Zoya hanya melirik nya sebentar dan langsung duduk di depan meja rias dan kemudian melanjutkan kembali membacanya. Dengan sikap Zoya yang seperti biasanya, membuat Alex semakin canggung karena hanya dirinya yang merasa demikian.
'Ehm .. Alex berdehem dengan melepaskan dasi dari lehernya, dan Zoya hanya melirik sebentar dari kaca cermin yang ada di depannya.
''Eemmm itu, apa kau bisa siapkan air panas untuk ku?'' Zoya hanya mengangguk dan berlalu ke kamar mandi tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
''Dia apa tidak ingin mengatakan sesuatu?'' gumam Alex.
Beberapa saat kemudian, Zoya kembali dan duduk kembali di mejanya seraya berkata ''Sudah, tapi hati-hati mungkin masih sangat panas.'' Wajah Alex semakin memerah, ia malu dengan sikap Zoya yang tidak menunjukkan tanda-tanda mempermasalahkan perihal kejadian tadi siang.
Dan Alex pun berlalu, merasa salah tingkah sendiri membuat dia merasa aneh. ''Tidak! aku tidak boleh seperti ini.'' Ucapnya di bawah guyuran shower.
''Baik,'' tangan kekar nya mematikan tombol shower, kemudian,''Aku akan membuat mu menyukai ku, dan aku pastikan kau akan menangis saat melihat ku dekat dengan wanita lain.'' Tekat Alex dengan sangat yakin, entah kenapa ia menganggap itu semua adalah tantangan nya untuk meluluhkan hati Zoya dan dia akan mematahkan nya dengan sangat sadis, dan itu harapan nya.
Setelah selesai membersihkan dirinya, Alex pun keluar dan melihat Zoya yang ternyata masih di meja rias dengan kepalanya yang di letakan di antara tangan di atas meja. ''Sudah malam, apa kau masih ingin membaca,'' ujar Alex namun Zoya tidak menjawab nya.
''Aku akan mematikan lampu, jika kau ingin tetap membaca, kau bisa keluar,'' lanjutnya yang masih tidak ada jawaban dari Zoya.
Merebahkan tubuhnya di ranjang, dan mematikan lampu yang bertengger di atas meja lalu menutup sebagian badannya dengan selimut tebal, mencoba memejamkan mata dan menunggu protes dari Zoya seperti biasanya.
Tapi yang di tunggu-tunggu suara bawel Zoya tidak kunjung terdengar, matanya melirik kembali ke meja rias dan melihat Zoya yang masih dengan posisi yang sama. ''Hei?!'' panggil Alex tapi tetap tidak ada jawaban.
''Zoya?''.. Merasa panggilan nya tidak juga di sahuti, Alex pun beranjak dari ranjang lalu menghampirinya, berdiri di samping Zoya dan mencoba menyentuh punggung Zoya. ''Yaya?'' panggil Alex yang kini dengan panggilan yang berbeda.
Dan ternyata Zoya tertidur di sana dengan buku sebagai bantalan nya, pria 28 tahun itu saat ini kebingungan, apa yang seharusnya ia lakukan, membangunkan nya atau membiarkannya saja.
Setelah mempertimbangkan dengan matang, Alex memutuskan untuk membawa Zoya berpindah tempat ke ranjang yang semula ia tiduri dengan sangat hati-hati. ''Ya, aku masih mempunyai rasa kemanusiaan yang beradab,ya hanya itu! camkan ya gadis tengil.'' Celoteh Alex yang sudah menggendong Zoya dan memindahkannya ke ranjang.
Namun sial, kaki Alex tersandung karpet permadani yang di taruh sebagai alas tempat tidur di bawah lantai, sehingga membuat nya kehilangan keseimbangan dan terjatuh di atas ranjang dengan menindih tubuh Zoya. Alex terpaku pada wajah manis Zoya, dan rupanya guncangan akibat Alex tersandung masih dengan menggendongnya tidak membuat gadis 19 tahun itu terbangun melainkan semakin terlelap dengan sangat.
Wajah Alex yang masih di atas wajah Zoya, tentu membuat Alex sangat jelas melihat bentuk wajah Zoya yang di juluki sebagai gadis tengil itu. Alis yang tebal tanpa ukiran sebuah pensil alis, bulu mata yang lentik tanpa sentuhan mascara sekalipun dan bibir yang berwarna merah muda membuat Alex menelan ludah dengan susah payah.
Apa tekatnya yang beberapa saat lalu akan tercapai? atau memang malah berbalik pada dirinya sendiri? entahlah, itu hanya bisa dilihat nantinya.
Alex masih betah berada di sana dan sampai ketika, Zoya pun bergumam dalam tidurnya, ia mengigau dengan lirih, karena Alex tidak terlalu mendengar dengan jelas suara Zoya, telinganya ia ia dekatkan ke mulut Zoya , ''Ibu, tolong aku..'' Alis mata Alex mengernyit, ia menjauhkan kepalanya dari mulut Zoya dan dengan hati-hati, Alex pun beranjak dari sana.
Hatinya bertanya-tanya, kenapa Zoya berbicara seperti itu? apa memang ada suatu hal yang dia sendiri tidak tahu! pundaknya terangkat merasa kalau gumaman Zoya tidak sangkut pautnya dengan dirinya. ''Masa bodo! bukan urusan ku. Lagipula buat apa aku terlalu peduli dengan nya,''
Seakan mulut dan hati tidak singkron, Alex menatap wajah Zoya yang tertidur dengan perasaan yang aneh, tapi entah apa, dia sendiri pun tidak mengerti.
Karena merasa dirinya yang tiba-tiba sangat sulit untuk memejamkan mata, Alex pun keluar dari kamar dengan mengendap-endap takut membangunkan Zoya dari tidurnya, lalu apa yang barusan ia katakan? sungguh Alex pria yang sedikit labil.
Pergi ke dapur, membuka lemari pendingin karena merasa haus Alex pun mengambil sebuah minuman matanya melirik ke arah meja makan dan ada sampah sisah Zoya makan di sana. ''Mie instan lagi? apa dia hari ini hanya makan ini?'' Gumamnya heran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
🥰🥰 Si Zoy..Zoy..🤩🤩
Lanjut lagi Thor...
2022-06-21
0
🥰🥰 Si Zoy..Zoy..🤩🤩
Hayo Lex, kamu harus lebih Sabar menghadapi sikap Zoya yg sangat Cuek..
2022-06-21
0
🥰🥰 Si Zoy..Zoy..🤩🤩
Makanya Lex, kamu harus baik baikin Zoya, jangan bersikap masa bodo..nanti kamu luluh sendiri...😂😂😂
2022-06-21
1