Hari pertama Zoya bekerja ia merasa berjalan dengan lancar dan baik-baik saja, tidak ada yang menindas seperti bayangan nya. Tapi juga ada beberapa yang bersikap sinis dengan nya, tapi ya Zoya tetaplah Zoya yang tidak pernah mau ambil pusing ucapan orang lain terhadap nya.
Seorang wanita berpakaian formal menghampiri Zoya yang sedari tadi sibuk mendesain untuk sebuah sampul produk, membawa tumpukan berkas dan meletakkannya di meja kerja Zoya dengan sedikit membanting.
Zoya mengangkat kepalanya dan melihat siapa gerangan yang telah mengganggu nya, ya seorang wanita berparas cantik dengan tebalnya riasan wajah berdiri dengan sombongnya di samping Zoya, dengan bertuliskan nama 'Sushan' di dadanya dan kedudukannya di sana, Zoya dapat mengerti kenapa Wanita itu bersikap demikian terhadap nya.
''Ya, ada apa?'' tanya Zoya.
''Kau harus lembur hari ini, cek semua berkas dan revisi di bagian yang menurut mu itu tidak penting.'' Perintahnya tanpa mengetahui kalau yang saat ini ia perintahkan adalah istri dari direktur perusahaan.
Zoya tersenyum ramah dan mengangguk seraya berkata. ''Baik Kak Sushan, saya akan kerjakan.'' Jawabnya kemudian wanita bernama Sushan yang berkedudukan sebagai atasan Zoya saat inipun berlalu dengan senyuman yang puas seakan-akan mendapatkan mainan baru di perusahaan.
Sedang Zoya melanjutkan pekerjaannya, sebuah notifikasi pesan pun masuk, dengan nama Taun Devil si pengirim pesan, Zoya pun membukanya dan membacanya. 'Naik! bawakan aku makan siang'
Zoya membacanya dengan menghela nafasnya dengan kasar, pekerjaan nya hari ini sangatlah banyak, dia tidak ingin mengandalkan koneksi dari siapapun jika pun nanti dia merasa lapar, Zoya sudah menyiapkan sebuah biskuit yang dia bawa dari apartemen untuk mengganjal perut nya.
''Aku sedang banyak pekerjaan, mintalah pada tuan Mark, aku benar-benar tidak sempat.'' Ketik Zoya membalas pesan Alex.
Setelah meletakkan ponselnya di samping keyboard komputer, tangan nya meraih tas miliknya yang dia taruh di bawah meja dan mengambil sebuah biskuit cokelat untuk ia makan.
Ya baginya untuk sekedar menahan lapar sudah terbiasa karena semenjak ia tinggal di asrama, itu sudah biasa lakukan untuk mengerem pengeluaran nya.
Di ruangan direktur, Alex yang mendapatkan balasan pesan penolakan dari Zoya kembali merasa jengkel pada istri kontraknya itu, ya hanya Zoya yang berani membantah ucapan, 'dasar menyebalkan' .
''Mark!!?'' panggil Alex dengan berteriak. Mark yang memang mejanya berada di depan ruangan kantor Alex, segera menghampirinya. Ya di luar perusahaan Mark adalah teman Alex tapi tidak untuk di perusahaan, dia tetap bawah yang harus melayani bos nya sebagai mana seorang bawahan.
''Ya Tuan?''
''Siapkan makan siang masing-masing dua porsi, aku benar-benar lapar!'' ucapnya dengan mengeratkan gigi-giginya seakan-akan menahan kekesalan.
Mark tercengang dengan permintaan sang bos, tapi dia hanya perlu menurutinya dan melayani nya, Mark pun berlalu untuk menyiapkan makanan yang di inginkan Alex.
Sepuluh menit kemudian, Mark kembali dengan seorang wanita yang juga bekerja di sana untuk membantunya membawakan nampan makanan untuk direktur Alex.
''Silahkan Tuan, masing-masing dua porsi seperti apa yang anda inginkan.'' Seru Mark dan Alex pun beranjak dari duduknya lalu menuju meja lain yang masih ada di ruangan itu.
Mark menyuruh wanita yang membantunya tadi keluar dari sana dan segera menutup pintu rapat-rapat kemudian melangkah kembali menghampiri Alex yang sudah memasukkan makanan nya dengan rakusnya.
''Kau Alexander Gilbert kan?'' tanya Mark dengan asal, ya karena sebelumnya ia tidak pernah melihat Alex seperti ini.
''Diam kau, aku sedang jengkel.''
''Nyonya bos?'' tebak Mark dengan tepat.
Mark mengulumkan senyuman, seakan memikirkan sesuatu yang membuat nya geli jika benar-benar terjadi. Bukan hanya sekali Alex berhubungan dengan seorang wanita, tapi tidak pernah ia bertingkah seperti ini, tapi setelah bersama Zoya, citra seorang Alex yang selalu cool dan keren perlahan mulai sirna, batin Mark.
Braakkk
Alex membanting alat makannya ke piring dan berhenti memakan makanannya seraya berkata ''Hanya dia yang berani bersikap seenaknya padaku. Ck, menyebalkan.'' Cetus Alex menggerutu sendiri.
Mark tetap diam dengan setia mendengarkan keluh kesahnya pada istri kontraknya. ''Memangnya sesibuk apa dia sekarang ini, sampai menolak apa yang ku katakan.'' Lanjutnya, semula Mark tidak ingin ikut campur tapi ia melihat teman sekaligus bosnya ini perlu ia ceramahi dan berikan nasihat dengan baik.
''Jadi begini tuan Alex yang dermawan. Zoy- Emmm maksud ku nyonya bos ini sedang profesional dalam bekerja dan itu juga kau yang memberikan peraturan. Dan ku dengar Sushan atasannya memberikan tugas tambahan padanya yang mungkin nyonya bos merasa kalau dirinya sebagai karyawan magang dan harus menjalankan tugasnya dengan baik.'' Jelas Mark panjang lebar berharap kalau Alex akan mengerti penjelasannya.
''Sushan? oh berarti karena dia?'' gumam Alex dan itu juga dapat di dengar oleh Mark yang merasa sia-sia menjelaskan panjang lebar pada bosnya itu.
Hari sudah mulai gelap, para karyawan pun sudah mulai meninggalkan mejanya, cahaya dari layar komputer menyorot pada satu meja yang masih duduk setia dengan pekerjaannya, Zoya Khanza yang para karyawan lainnya tahu dia adalah karyawan magang baru.
Jari-jari nya terus bermain di atas keyboard komputer sehingga membuat suara yang sedikit keras karena memang faktor dari ruangan yang sunyi.
''Haaahhh, selesai...'' Hela den lega. Zoya meregangkan otot-otot nya untuk bertujuan meringankan rasa lelahnya. Menyimpan dan mengcopy file yang sudah ia kerjakan untuk berjaga-jaga jika ada sesuatu yang tidak di inginkan barulah ia mematikan komputer dan beranjak dari sana.
Matanya mengedarkan pandangan, ya ia baru menyadari kalau hanya dia yang tersisa di bagian Devisi pengembangan, meja-meja kosong sebagai saksi ia lembur bekerja hari ini, lampu yang mulai redup memang menandakan kalau kantor akan tutup.
Tapi tidak! ya hanya di bagian pengembangan yang sudah tidak ada karyawan, karena saat dia melewati Devisi lain, masih ada beberapa yang bekerja lembur sama seperti dirinya.
''Sekarang jam 8 malam, apa masih ada bis yang lewat?'' gumamnya, ya saat ini Zoya sedang berada di sebuah halte bus umum menunggu bus jurusan komplek apartemen tempat ia tinggal.
Menunggu waktu yang lumayan lama, Zoya pun duduk di tempat yang sudah tersedia, bekerja seharian menatap layar monitor membuat ia sedikit lelah terlebih lagi pada matanya, berulang kali mulut menguap menahan kantuk berharap bus segera datang.
Tapi bukan bus yang datang melainkan sebuah mobil berwarna putih yang berhenti di depannya, kaca yang perlahan turun dan menampilkan seorang pria yang tersenyum kearahnya. ''Zoya? sedang apa disini?'' tanya nya yang ternyata adalah Aiden.
''Kak Aiden, aku sedang menunggu bus kak,'' jawab Zoya. Aiden pun turun dari mobilnya dan menghampiri Zoya.
''Bus terakhir sudah lewat sepuluh menit yang lalu,'' ucapnya setelah melihat jarum arlojinya.''Biar ku antar sekalian.'' Lanjutnya.
''Apa tidak merepotkan kak?'' Aiden menggeleng dan Zoya juga tidak bisa menolaknya karena memang dia sudah sangat ingin pulang dan merebahkan tubuh lelahnya.
Zoya dan Aiden masuk ke dalam mobil dan pergi meninggalkan halte tersebut tanpa tahu kalau ada seseorang yang memperhatikan mereka dari dalam mobil hitam dengan tatapan mata tajam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Wiwik Wardoyo
tuuu kaaann... eng ing eeeng babang Alex otw maraaahh
2022-11-10
0
Alihka Alesha
h
2022-06-19
0
🥰🥰 Si Zoy..Zoy..🤩🤩
Lagian sudah Malam, kantor sudah rada sepi, kenapa Alex gak ke ruangan Zoya, untuk pulang berdua...
Emang dasar Alex jaim...😜😜
2022-06-18
0