Membisu, ya pria 28 tahun itu terus saja membisu sedari pulangnya mereka dari pusat perbelanjaan, entah kenapa ia merasa kesal melihat Zoya bersama pria yang sudah menjadi rivalnya sejak lama itu.
Yang dia mengerti dari kekesalannya itu, karena Aiden adalah rivalnya, tidak lebih! tapi kenapa harus marah melihat Zoya mulai dekat dengannya? Alex pun tidak mengerti soal itu.
Setibanya mereka di rumah dan sudah akan bersiap memasak, Zoya yang tidak ingin tahu perasaan Alex saat ini, bersikap seperti biasanya. Mambantu mengeluarkan makanan kaleng dari kantong belanja dan memindahkan nya di lemari pendingin dan sampai semua selesai.
Alex melirik Zoya yang bersenandung kecil sembari tangannya sibuk bumbu-bumbu yang mungkin saja akan di perlukan untuk bahan masakan mereka, matanya memicing kesal karena melihat nya seperti tidak terjadi apa-apa. Lalu kenapa hanya dia yang merasa kesal?
''Tuan Alex, kita akan memasak apa?'' tanya Zoya tiba-tiba tanpa tahu kalau Alex sedang kesal dengan nya.
''Masak gulai hati!'' jawab Alex dengan ketus dan berlalu ke kamar kecil yang ada di belakang tangga.
''Hati? apa tadi,, kita beli hati?'' gumam Zoya.
Di kamar kecil, Alex mencuci tangan dan mukanya dengan kasar, menatap dirinya dari balik cermin, merasa ada sesuatu yang mengganjal hati, namun dia sendiri tidak mengerti apa itu, tangan nya merogoh saku dan mengeluarkan gawai dari sana.
Jarinya menekan sebuah nomor 2 dan muncul sebuah nomor yang di beri nama Mark sialan.
''Ya Tuan Alex?!'' tanya Mark dari sebrang telpon dengan menekankan sedikit saat menyebutkan nama Alex.
Alex pun menceritakan kegelisahan hatinya sejak melihat Aiden dan Zoya yang mulai akrab, sampai ketika terdengar suara tawa puas dari Mark yang membuat nya semakin di buat kesal.
''Apa yang kau tertawakan, sialan!''
''Alex, apa kau saat ini sedang terbakar api cemburu?'' ejek Mark.
''Jangan asal bicara!'' Alex menutup sambungan telepon tanpa permisi, bertanya pada Mark bukanlah mencari jawaban atas kegelisahan nya melainkan membuat ia semakin kesal.
''Cemburu? ck.. Menjijikkan!''
Alex keluar dari kamar kecil dan melihat Zoya yang sedang berdiri di depan lemari pendingin yang terbuka dan terlihat seperti sedang mencari sesuatu, Alex melangkah ke arah Zoya, memperhatikan apa yang saat ini Zoya lakukan.
''Kau sedang mencari apa?''
''Hati,'' jawab Zoya.
''Hati?''
''Ya kau bilang akan memasak gulai hati, tapi sepertinya tadi kita tidak membeli hati.'' Alex benar-benar tidak habis pikir dengan gadis yang ada di depan nya itu, kenapa dia sangat lugu? bahkan tidak menyadari kalau saat ini Alex sedang kesal dengan nya.
Alex membuang nafasnya ke udara dan menutup pintu lemari pendingin begitu saja, mengambil apron lalu memakainya. ''Lupakan hati, kita akan memasak yang lain.'' Zoya hanya mengangguk dan ikut memakai apron sama seperti Alex.
Memasak bersama, dengan Alex yang bagian mengolah dan Zoya yang bagian menyiapkan wadah-wadah nya, saling membantu membuat Zoya dan Alex melupakan konspirasi hubungan di antara mereka.
Setelah selesai dengan makanan yang di masak Alex, Zoya menatap makanan itu dengan decakan kagum, karena ia baru tahu kalau pria menyebalkan seperti Alex bisa memasak, bahkan sangat lihai.
''Dua jam lagi paman sampai, aku akan membersihkan diri. Apa kau bisa belikan minuman dingin di minimarket yang ada di sebrang jalan? karena aku lupa membeli nya,'' tanya Alex dan di iyakan oleh Zoya.
''Baik, kala begitu aku pergi.'' Zoya pun keluar dari sana karena Alex menyuruhnya, berjalan dengan santai sampai ketika ia sudah akan keluar dari gedung apartemen itu tapi suara yang sangat ia kenal memanggil namanya dari jauh.
Kepalanya menoleh dan tersenyum dengan canggung.''Anda?''
''Hahah, kita bertemu lagi, Nona.'' Ucap seseorang itu yang ternyata adalah Aiden.
''Kau tinggal disini, Tuan?''
''Oh tidak, aku berniat mengunjungi teman ku yang juga tinggal di apartemen ini, kau tinggal disini?'' Zoya pun mengangguk. ''Kau akan pergi kemana?''
''Oh aku ingin membeli sesuatu di minimarket sana.'' Aiden melirik minimarket yang di tunjuk Zoya.
''Ah kebetulan, aku juga akan pergi kesana, kalau begitu aku akan ikut dengan mu.''
Seperti biasa, Zoya hanya diam dengan langkah nya dan Aiden yang banyak bicara karena ingin bisa lebih akrab dengan gadis manis itu. ''Oh ya, kita belum berkenalan secara resmi, aku Aiden Smith, kau?''
Tangan Zoya seketika berhenti di depan lemari pendingin penyimpanan minuman dingin yang akan di belinya, terdiam sejenak memikirkan sesuatu lalu menjawabnya dengan ragu. ''Aku Z..Zoya.'' Jawabnya dan Aiden pun juga terdiam sejenak lalu tersenyum seperti biasanya.
''Oh ya Tuan, aku duluan ya,'' Zoya akan berlalu namun Aiden kembali memanggilnya.
''Zoya?! Emmm lain kali panggil aku Aiden saja ya.''
''Tapi kau lebih tua dari ku,''
''Kalau begitu panggil aku, Kakak. Dan ini, tambahkan aku di meChat mu.'' Ucap Aiden sembari menyerahkan ponselnya yang menampilkan sebuah barcode khusus untuk menambahkan pertemanan sebuah aplikasi chatting.
Dengan terpaksa, Zoya pun mengeluarkan ponselnya dan mengscan barcode tersebut di akun aplikasi hijaunya, ''baik kalau begitu aku pergi dulu, Tu- Kak Aiden.'' Ujar Zoya dan berlalu pergi dari minimarket setelah mendapatkan minuman dingin yang di pesan Alex.
Zoya menatap kontak Aiden dan tersenyum sejenak, merasa dunia terlihat sempit karena ia bisa bertemu dengan teman lamanya itu dengan sosok yang berbeda.
''Kak Aiden, rupanya kita bertemu lagi.'' Gumam Zoya kemudian berjalan dengan sedikit berlari karena tidak ingin membuat Alex menunggu nya terlalu lama.
Dari depan minimarket Aiden memperhatikan Zoya dari jarak jauh bibirnya tersenyum teduh seraya bergumam.
''Kenapa harus kamu. Tapi aku cukup senang karena bisa bertemu dengan mu, lagi.'' Dan berlalu pergi dari sana menuju mobilnya yang terparkir di sebrang jalan.
Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, Zoya masuk begitu saja karena memang sedari awal Alex memberikannya hak atas apartemen itu untuk melakukan sesuka hatinya. ''Tuan! aku sudah membelinya!!'' teriak Zoya memanggil Alex seperti biasa, namun badannya tiba-tiba mematung melihat Louis yang sudah duduk di kursi meja makan bersama Alex yang bahkan menatap dengan kesal.
''Tuan?'' tanya Louis merasa aneh dengan panggilan Zoya barusan. ''Kau memanggil siapa dengan panggilan, Tuan?'' tanyanya lagi.
''Paman, Emmm itu memang cara kami bercanda dengan panggilan Tuan Alex dan nyonya Alex,, bukan begitu Yaya?'' Ucap Alex dengan memberikan isyarat pada matanya untuk Zoya.
''Aahh iya Paman, apa yang di katakan nya itu benar. Selamat datang paman.'' Balas Zoya
''Oh begitu, ada-ada saja kalian ini.'' Louis tertawa dan Zoya juga Alex pun menghela nafasnya dengan lega.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Wiwik Wardoyo
bakalan ada yg bucin akut neh
2022-11-10
0
ℓ ι ƒ ι α 💕
dimana-mana ketemu aiden melulu yaya 😂😂
2022-06-24
0
🥰🥰 Si Zoy..Zoy..🤩🤩
Lagi Thor... Plis...sekarang...
2022-06-17
0