Zoya berbalik dengan cepat, matanya terbelalak melihat seorang pria yang berdiri di hadapannya dan mengenalnya.
Keringat bermunculan di kening Zoya, tangan nya saling meremas yang ia sembunyikan di belakang tubuhnya, siapa dia? apa satu kelas dengan ku? Zoya terus bergumam di balik wajah pucat nya.
Pria, ya orang itu adalah seorang pria yang terlihat usianya tidak terpaut jauh darinya, dan bahkan bisa di katakan sebaya. "Zoya? kau benar Zoya kan?" tanya pria itu lagi memastikan kalau dirinya tidak salah mengenali orang.
"Ya, kamu siapa?" tanya balik Zoya, walaupun dirinya merasa tidak asing dengan pria itu, tapi ia juga perlu memastikan dengan siapa saat ini dia berhadapan.
"Aku Arhan, tetangga di kampung mu, apa kau lupa?" tangan Zoya yang semula saling meremas di belakang tubuhnya seketika merasa lemas, benar saja, ada seseorang yang mengenalnya di sana terlebih lagi dia menyebutkan asalnya dia mengenal Zoya.
"O-oh iya, maaf aku lupa, penampilan mu sangat berbeda," balas Zoya dengan gugup.
Pria bernama Arhan memperhatikan penampilan Zoya yang juga terlihat berbeda terlebih lagi malam ini Zoya memakai sebuah gaun yang paling mencolok dan mewah, tidaklah mungkin gadis 20 tahun itu seorang pelayan di sana dengan menggunakan sebuah gaun mewah.
"Kamu pasti tamu VVIP, bukan begitu?" tanya Arhan penasaran, Zoya pun yang mendapatkan pertanyaan seperti itu tentu semakin kebingungan untuk menjawabnya.
Namun sebelum benar-benar Zoya menjawab pertanyaan Arhan, seseorang sudah menyela pembicaraan keduanya dan langsung meraih pinggang Zoya dengan posesifnya seolah-olah ia benar-benar pemilik gadis 20 tahun itu, ya siapa lagi kalau bukan Alexander.
"Dia ratu di pesta ini. Salam kenal saya suaminya," ucap Alexander memperkenalkan dirinya pada pria muda yang ada di depannya, Zoya terbelalak mendengar apa yang di katakan Alexander, dan itu sudah di tafsirkan olehnya akan terjadi seperti itu.
"Dasar bermulut besar," gerutu Zoya.
"S-suami? benarkah?" Arhan terlihat terkejut mendengarnya, dan itu bisa terlihat dari sorot matanya yang melebar pada pupil nya.
Zoya tidak menjawab nya, ia hanya mengangguk dengan lemas, mengiyakan apa yang di katakan Alex saat itu.
"Apa kau mengenal istri ku?"
"Ha? oh iya Tuan, Zoya tetangga ku di kampung halaman, aku tidak menyangka kalau Zoya lah pengantin wanita di pesta ini." Balas Arhan.
"Karena kau mengenal istri ku, aku anggap kau adalah tamu spesial malam ini, silahkan nikmati sajian yang ada, aku akan membawanya." Tanpa menunggu jawaban dari Arhan, Alex menarik tangan Zoya dengan pelan untuk ikut dengannya dan bergabung dengan para rekan bisnisnya karena para rekannya yang ingin mengenal nyonya Alexander yang beruntung mendapatkan pria sukses sepertinya.
Arhan terpaku diam di tempatnya, memperhatikan kepergian Zoya bersama pria yang sangat terlihat usianya tentu jauh lebih tua dari Zoya, matanya kini seperti mencari keberadaan seseorang orang lagi, alisnya mengernyit heran seraya bergumam. "Tapi dimana Bu Rumi dan suaminya?" terdiam sejenak lalu berlalu pergi dari sana.
Zoya yang masih saja belum terbiasa berada di tengah-tengah orang penting tentu merasa canggung walaupun sedari tadi salasatu dari mereka terus saja mengajaknya untuk berbicara, tidaklah menutup rasa canggung nya.
Jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari, Zoya yang mungkin saja sudah sangat lelah seharian ini meladeni para tamu undangan yang datang kepesta dan juga harus berpura-pura menjadi istri sang miliader itu, matanya tidak lagi kuat untuk terus terbuka, rahangnya pun terasa kaku karena seharian dia harus tersenyum pada semua orang yang di tuntut sendiri oleh Alex, suaminya kini.
Alex melirik Zoya dengan keadaan memaksa matanya untuk terbuka, dan memberikan isyarat pada asisten pribadinya untuk membawanya ke kamar terlebih dahulu dan ia akan menyusul nya setelah para tamu pentingnya pergi.
"Silakan Nona, saya akan antarkan anda untuk beristirahat," ucapnya.
"Hah? eeuumm,, apa tidak apa-apa?" balas Zoya dengan suara lemas.
"Mari Nona," ucapnya lagi tanpa menjawab pertanyaan Zoya. Zoya yang memang sudah tidak bisa langsung menahan kantuknya, akhirnya ikut dengan asisten tuan Alexander, Mark Carlos.
Pria bernama Mark tidak sama sekali menghiraukan Zoya yang sedari tadi mengeluarkan suara menguap dengan frontal nya, ia hanya berjalan lurus menuju sebuah kamar.
"Silahkan Nona, selamat malam, dan selamat beristirahat." Setelah mengantarkan dan membukakan pintu kamar untuk Zoya, Mark pun berlalu begitu saja tanpa berkata apapun lagi karena merasa tugasnya hanya itu saja.
Zoya yang mendapatkan sikap dingin Mark, hanya mengedikkan bahu dan masuk ke kamar lalu merebahkan tubuhnya yang sudah sangat lelah itu tanpa membersihkan diri terlebih dahulu, ya dalam kata lain, saat ini ia masih menggunakan pakaian pesta lengkap dengan make up cantiknya.
"Haaahhhh, nyamannya. Entah bagaimana untuk hari esok," gumamnya sebelum ia benar-benar hanyut dalam mimpinya.
Jam sudah menunjukkan pukul 3, para tamu sudah berpamitan untuk pulang, Alex yang sudah menyuruh para asisten juga anak buahnya untuk beristirahat juga, memutuskan untuk pergi ke kamarnya seorang diri.
Membuka sebuah pintu kamar tanpa menyalakan lampu terlebih dahulu, kemudian lekas pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Setelah memastikan dirinya bersih, Alex sudah bersiap untuk tidur dengan celana pendek juga kaus yang sedikit longgar, namun saat dia akan menaiki ranjang, ia baru menyadari kalau ada seseorang yang sudah tertidur pulas di atas ranjangnya.
Memicingkan mata lalu membuang nafasnya ke udara. "Mark, kau benar-benar menjengkelkan." Gumam Alex dengan suara pelan.
"Haaahhh,, selelah itukah, Nona. Baiklah, selamat malam." Ujar Alex yang tanpa ragu dan mempermasalahkan kehadiran Zoya di sana, iapun ikut naik ke ranjang dan merebahkan tubuhnya di sisi lain tempat tidur yang diameternya memang luas.
Matahari sudah menunjukkan dirinya, burung-burung kian berbunyi di balik jendela kamar, namun penghuni kamar masih saja setia dengan bantal nya.
Merasa sesuatu menerpa wajahnya, Zoya mengerjapkan matanya, aroma mint yang terasa hangat menyeruak indra penciuman nya, dan ketika matanya terbuka yang pertama kali ia lihat sesosok wajah tampan dengan bulu mata yang lentik sedang tertidur pulas tepat di depan wajahnya.
Seperkian detik ia masih memandangi nya, tapi setelah sadar kalau orang yang ada di depannya adalah orang asing yang tiba-tiba menjadi suaminya tadi malam dengan sebuah kertas perjanjian, Zoya pun segera menjauhi wajahnya dan bangun dari ranjang luas itu.
Memperhatikan seluruh pakaiannya, dan pakaian masih melekat di tubuhnya dengan baju yang sama saat tadi malam ia pakai, menghela nafasnya dengan lega karena pikiran buruknya tidak terjadi. "Astaga, kenapa juga dia ada disini," gumam Zoya dengan berusaha tidak mengeluarkan suara apapun, tapi entah mengapa, seperti memiliki telinga seekor tikus, Alex pun terbangun, dan menggerang merentangkan kedua tangannya, menatap Zoya yang berdiri di sebrang ranjang dengan wajah bantalnya seraya berkata.
"Kau sudah bangun?" Zoya hanya bisa terbelalak dengan ucapan pertama kali Alex saat membuka matanya, seolah-olah tidak mempermasalahkan jika mereka tidur di satu ranjang walaupun belum sepenuhnya mereka mengenal satu sama lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Wiwik Wardoyo
baguusss 👍👍
2022-11-10
0
🥰🥰 Si Zoy..Zoy..🤩🤩
Menarik Kak....😁😁👍👍
2022-06-10
1