''Permisi, apa ada masalah?''
Zoya menoleh mendengar suara berbarinton itu begitu juga penjaga tersebut. Mata Zoya memicing merasa tidak asing dengan seseorang itu.
''Kak Aiden?'' gumam Zoya dengan suara yang sangat kecil.
''Maaf tuan, gadis ini memaksa masuk dengan alasan membawa berkas yang di minta Direktur Alexander.'' Jelas penjaga pintu. Mata pria yang bertanya itu melirik ke arah Zoya, bibirnya tersenyum dengan ramah namun Zoya hanya diam dengan mata yang terus menatap wajah pria tersebut.
''Maaf Nona, apa ada bukti lagi kalau memang anda di minta langsung oleh Direktur disini?'' ucap pria yang di kenal Zoya sebagai 'Kak Aiden'.
''O-oh, sebentar, aku akan menghubungi nya.'' Jawab Zoya dengan gugup, namun sebelum ia benar-benar menekan kontak Alex, seseorang dari arah belakang sudah memanggilnya.
''Nyonya bos?!''
Zoya dan kedua orang lainnya pun ikut menoleh karena panggilan itu. Seorang pria dengan pakaian formal, jas dan celana dengan warna yang serasi melambai ke arah Zoya dengan wajah tersenyum lalu berlari menghampirinya. ''Selamat siang Nyonya, selamat datang.'' Seru pria itu yang ternyata adalah Mark.
Zoya tidak menjawab, Mark pun menoleh ke arah kedua orang yang ada di waktu Zoya, dan baru menyadari kalau Zoya seperti nya sedang dalam masalah.
''Ada apa ini?''
''Maaf tuan Mark, gadis ini mengaku membawa berkas yang di minta oleh direktur Alexander.''
''Ya lalu?'' tanya Mark dengan tatapan kesal ke arah penjaga pintu dan pria lainnya pun berdehem untuk membuat suasana tidak terlalu kaku.
''Ekheem.. Selamat siang tuan Mark, maafkan penjaga ini, dia hanya menjalankan tugasnya, dan ada kesalahpahaman saja.'' Sela pria yang berpenampilan formal seperti Mark.
''Tuan Aiden? maaf membuat anda terganggu.'' Ujar Mark.
''Dan kau! juga yang lainnya, jangan pernah menghalangi jalan gadis ini untuk masuk ke kantor, kalau tidak ingin kehilangan pekerjaan.'' Ucap Mark lagi dengan sedikit ancaman di dalam ucapannya dan tentu membuat penjaga itu tertunduk takut.
Zoya memberikan berkas yang sedari tadi di tangan nya pada Mark dan di terima oleh asisten Alex itu dengan baik. ''Nyonya bos, apa anda ingin menemui tuan Alex?''
''Tidak, aku ada urusan lain. Aku hanya mengantar itu saja.'' Jawab Zoya dan Mark pun berpamitan untuk segera menyerahkan berkas yang di butuhkan Alex dan berlalu pergi.
Tinggalah Zoya dan pria yang bernama Aiden itu, Zoya hanya diam dengan memperhatikan Mark yang berlarian ke arah tangga berliuk cantik itu dan tersadar karena suara Aiden yang lagi-lagi memanggilnya. ''Maaf, Anda?''
''Oh maaf, saya harus segera pergi,'' ucap Zoya berpamitan dan akan berlalu,tapi wajah Zoya yang memerah dengan raut yang gugup membuat Aiden merasa aneh.
'Aku paham kenapa kak Aiden tidak lagi mengenali ku, tapi itu cukup bagus.' gumam Zoya dalam hatinya.
Tapi tiba-tiba pria bernama Aiden itu menahan Zoya dengan menggenggam pergelangan tangan Zoya dan tentu membuat Zoya terkejut. ''Maaf, ini punya anda bukan?'' ucap Aiden dengan memegang sebuah gelang yang mungkin saja terjatuh dari tangan Zoya.
''Oh ya, terima kasih.'' Zoya mengambil gelangnya dari tangan Aiden dan ingin memakai nya lagi, namun karena rasa gugupnya entah kenapa pengaitnya sangat sulit menemukan lubangnya.
'' Biar ku bantu.'' Lagi-lagi dada Zoya berdegup kencang karena Aiden yang menyentuh tangan nya lagi, namun sebuah tangan segera menepis nya dan merebut gelang yang sudah Aiden pegang dan akan ia pasangkan pada pergelangan tangan Zoya.
''Maaf membuat anda repot,''
''Tuan Alex.'' Seru Zoya.
Dengan wajah yang di tekuk, Alex yang merebut gelang Zoya dari tangan Aiden langsung memasangkan nya ke pergelangan tangan Zoya dengan sedikit kasar.
''Yaya, kenapa tidak masuk memberikan berkas itu sendiri?'' tanya Alex menatap tajam pada Zoya yang memasang wajah bingung karena panggilan barunya yang keluar langsung dari mulut Alex.
'Yaya' ??
''Maaf tuan Aiden, anda sudah di tunggu di ruang meeting, biar aku yang mengurus kekasih ku.'' Entah apa yang ada di dalam pikiran pria 28 tahun itu, ia terang-terangan menyebut Zoya adalah kekasihnya, terlebih lagi kenapa harus di depan Aiden? Zoya menyesali pengakuan Alex dalam hatinya.
''Baik, kalau begitu saya permisi, Nona salam kenal dan sampai jumpa.'' Ujar Aiden yang kemudian berlalu pergi tapi mata Zoya terus saja menatap kepergian Aiden tanpa henti.
''Apa sudah selesai menatapnya?'' tanya Alex dengan suara yang ketus juga tatapan mata yang tajam.
''Kenapa?'' tanya balik Zoya.
''Jangan pernah lagi berinteraksi dengan nya''
''Tapi kenapa?''
''Aku bilang tidak ya tidak! kau boleh pulang, biar supir yang mengantarkan mu.'' Zoya hanya diam dengan memasang wajah datar dan menekuk tangannya menunggu Alex yang sedang menghubungi supir untuk mengantar nya pulang.
Di perjalanan pulang dari kantor, Zoya terus memikirkan pertemuan nya dengan pria yang bernama Aiden, menyesali pengakuan Alex terhadapnya dan menyayangkan sikap dingin Alex dengan Aiden yang hanya bersikap baik pada dirinya.
Ingatannya berselancar pada masa lalu nya pada seorang pemuda tampan yang kemanapun pergi bersama dirinya, dari pergi sekolah, belajar bersama di perpustakaan sampai makan pun selalu bersama di kantin sekolah kala itu, kenangan manis di usia remaja membuat Zoya termenung dan bersedih.
''Kenangan manis itu selesai pada saat kak Aiden pergi keluar negeri.'' Suara Zoya melemah mengingat kenangan nya bersama bocah remaja itu yang ternyata Aiden, pria yang baru saja ia temui lagi setelah lima tahun lalu.
.
Tepat hari ini paman Louis akan datang berkunjung ke apartemen Alex. Zoya yang sedari pagi sudah sibuk di dapur dan juga dengan ponselnya karena menonton sebuah acara masak di aplikasi merah, step by step ia perhatikan cara juru masak itu memasak hidangan yang terbilang sederhana.
Tapi karena Zoya tidak pandai memasak, Zoya merasa kesulitan, terlebih lagi ia tidak dapat membedakan bumbu dapur seperti mana kunyit dan yang mana jahe, dan yang seharusnya ia menaburkan garam tapi Zoya malah mengambil gula dan menaburkan nya dalam jumlah cukup banyak.
Keadaan dapur pun sudah tidak lagi rapih, kulit telur yang berserakan, juga beberapa bumbu dapur berceceran di lantai, dan bisa di bayangkan bagaimana hancurnya dapur Alex saat itu.
Alex yang baru saja selesai mandi, seketika terkejut melihat dapur yang sudah tidak sedap di pandang itu, spatula yang di letakan di sembarang tempat, juga perabotan kotor yang menumpuk di wastafel membuat Alex bergidik geli.
''Keadaan macam apa ini, dapur ku.. Astaga!'' Geram Alex yang berjalan berjinjit di lantai dapur.
''Tuan Alex, aku memasak sup ikan dengan campuran telur. Cobalah, pasti sedap.'' Zoya memamerkan semangkuk sup buatan nya, yang di lihat Alex dengan tatapan aneh. Penampilan sup yang tidak menjanjikan kalau rasanya akan sedap membuat Alex menelan ludah nya dengan paksa.
Alex mengambil kuah sup di ujung sendok nya dan memasukan nya ke dalam mulutnya dengan hati-hati dan Jreengggg'
Mata Alex mendelik, dengan wajah yang memerah. Makanan apa yang masuk ke dalam mulut ku? sup? tapi kenapa rasanya seperti air teh manis, ada sedikit pedasnya dari merica dan ada rasa asam yang menempel di dinding langit-langit mulutnya.
Zoya menatap Alex, menunggu penilaian hasil masakannya dari Alex tapi Alex hanya diam dengan mengulumkan bibirnya. ''Bagaimana?''
''S-sebaiknya kau belajar lagi. Oohh bukan, bukan karena tidak enak, hanya saja perlu sedikit merubah dari bumbu yang kau pakai.'' Alex melihat wajah murung Zoya, tapi dia juga harus mengatakan nya kan, itu semua demi kebaikan nya.
Tapi Alex merasa ada yang aneh, kenapa dia mempedulikan suasana hati Zoya, kenapa dia harus bersusah payah mencari penjelasan agar Zoya tidak bersedih atas penilaian nya? Alex berlalu pergi ke kamar dengan terus bertanya-tanya dengan dirinya sendiri.?-?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Wiwik Wardoyo
bikin penasaran
2022-11-10
0
🥰🥰 Si Zoy..Zoy..🤩🤩
Lanjut lagi Thor...
2022-06-15
0
🥰🥰 Si Zoy..Zoy..🤩🤩
Semakin Seru....
Semakin Menarik..
Semakin Penasaran..
2022-06-15
1