Zoya telah selesai dengan pekerjaannya, juga mempresentasikan hasil desain yang dia buat sendiri dan beruntunglah idenya mendapatkan apresiasi dari grup kerja nya. Matanya melirik samping mejanya yang terdapat jadwal direktur yang beberapa jam lalu Mark percayakan kepada nya.
Sebenarnya ia sangat enggan untuk pergi ke ruangan Alex, tapi karena dia sendiri sudah menyanggupi permintaan Mark untuk menggantikan nya beberapa saat saja, akhirnya Zoya pun pasrah dan bersiap untuk pergi ke lantai dimana direktur itu berada.
Karena pekerjaan nya pun telah selesai dan tidak ada lagi yang harus ia kerjakan, Zoya bisa terbebas melakukan apapun tapi biar begitu Zoya tetap meminta izin pada manager nya. Melangkah dengan malas, Zoya membawa jadwal tersebut ke lantai teratas.
Baru pertama kali ia menginjakkan kaki di lantai itu, membuat ia sedikit kesulitan mencari dimana ruangan Alex, tapi saat dia sedang mencarinya, notifikasi pesan pun masuk yang ternyata Mark lah yang menghubunginya memberikan petunjuk letak ruangan Alex.
Sedikit aneh memang, kenapa Mark bisa tahu kalau dirinya mengalami kesulitan mencari dimana ruangan Alex, tapi pikiran itu di buang jauh-jauh.
Sesampainya di depan ruangan Alex yang pintunya terbuka lebar, Zoya tidak langsung masuk ataupun mengetuk pintu. Ia hanya mencondongkan tubuhnya memperhatikan kondisi ruangan yang sepertinya dalam keadaan kosong.
''Dimana direktur Alex berada saat ini,'' gumam Zoya, tapi karena rasa penasaran nya Zoya pun melangkah masuk dan benar saja memang tuan direktur sedang tidak ada di tempat.
Zoya berkeliling ruangan, memperhatikan pajangan-pajangan yang tertata rapih di rak-rak, kakinya melangkah lagi pada ruangan bagian lain, sebuah meja makan dengan 4 kursi saling berhadapan, dan juga ada ruangan khusus membaca di belakangnya.
'Sungguh unik' gumam Zoya yang mendudukan bokong nya di kursi kayu tempat Alex biasa makan siang.
Kepalanya terus menoleh, matanya yang terus ingin memperhatikan sekeliling, menangkap sesuatu, sebuah figura yang terjejer di barisan rak. Zoya melangkahkan kakinya menuju rak-rak yang terdapat figura tersebut.
Ada beberapa foto di sana, dengan gaya yang sama juga dengan expresi yang sama juga, dan yang membedakan hanyalah warna bajunya, siapa lagi kalau bukan potret seorang Alexander Gilbert.
Zoya menahan tawa, merasa gemas karena pria yang sudah menjadi suami kontrak nya itu memang sekaku itu jika berfoto.
''Apa tidak ada gaya lain,'' ejek Zoya pada potret Alex.
''Misal begini, begini atau seperti ini.'' Zoya memperagakan seseorang yang berfoto dengan gaya yang berbeda yang kemudian iapun mentertawakan dirinya sendiri karena merasa geli dengan apa yang sedang ia lakukan.
''Haahh, sudah cukup bermain-main nya, jadi sekarang dimana Tuan direktur Alex ini,'' Zoya pun beralih duduk di sofa panjang yang juga ada di ruangan Alex, meraih sebuah majalah yang memamerkan produk dari perusahaan.
Lumayan lama ia menunggu, sudah tiga majalah yang ia baca tapi Alex tidak juga kembali ke ruangannya, dan karena ingin mengusir rasa bosan, Zoya kembali meraih majalah yang ke empat dan membolak-balikkan nya, tapi tiba-tiba suara hentakan sepatu membuat ia menoleh ke arah pintu.
Alisnya mengernyit melihat orangnya yang di tunggu akhirnya datang juga, namun Alex tidak hanya seorang diri, Alex datang dengan seorang wanita yang berpenampilan sangat feminim berbeda jauh dengan dirinya.
Zoya dan Alex bertukar kontak beberapa saat, Zoya yang menatap dengan tanpa expresi dan Alex yang menatapnya dengan sinis. Seakan sengaja, tangan Alex meraih pinggang wanita yang datang bersama nya dan mengajaknya untuk duduk di sofa sebrang Zoya duduk.
Memamerkan kemesraan tanpa rasa malu di depan Zoya, dari menuangkan air sampai menyuapi sepotong kue yang ada di atas meja dan itu Zoya saksikan di depan matanya.
''Ada apa kau datang kesini?'' tanya Alex tanpa menoleh ke arah Zoya yang masih memperhatikan mereka bermesraan.
''Aku hanya ingin memberikan jadwal meeting anda, karena tuan Mark ada urusan mendadak dan akan kembali 4 jam lagi.'' Jawab Zoya meletakkan jadwal yang sudah di atur Mark ke depan Alex.
''Baik aku mengerti.'' Balas Alex yang terus melirik ke arah Zoya. ''Oh ya maaf jika kamu harus melihat ini semua.'' Lanjutnya.
Zoya menatap lekat dan hanya diam tanpa mengatakan apapun, kepalanya ia tundukan dalam-dalam tidak mau menyaksikan adegan mesra itu lagi. Dan tiba-tiba wanita yang bersama Alex pun mengatakan sesuatu yang membuat Zoya kembali mengangkat kepalanya.
''Kau istri Alex kan?''tanya wanita itu yang menjeda sebentar ucapannya, kemudian melanjutkannya lagi. ''Perkenalkan, saya Adeline kekasih Alex.'' Yang semula tidak berexpresi di raut wajah Zoya, mata Zoya seakan menyiratkan sebuah makna.
''Aku minta maaf kalau kau terluka karena hubungan kita, tapi kita memang saling mencintai, benar kan sayang?'' Alex mengangguk dan tersenyum menatap wajah wanita yang katanya kekasihnya itu.
Alex menoleh ke arah Zoya yang masih terdiam, merasa aneh tapi sepertinya Alex menunggu tanggapan dari Zoya.
''Oh.''
Menunggu tanggapan Zoya dan pada akhirnya Zoya pun membuka mulutnya, tapi Alex yang merasa syok.
Mata Alex seakan keluar dari tempatnya, terkejut dengan jawaban Zoya yang seakan tidak terjadi apa-apa.
''Oh? maksud mu?'' tanya Alex yang sudah berdiri meminta penjelasan atas jawaban istrinya itu.
''Ya mau bagaimana, ku berikan selamat untuk kalian, aku hanya bisa berdoa untuk hubungan kalian berdua. Dan oh ya, aku sudah melaksanakan tugas ku dari tuan Mark, kalau begitu aku permisi ya, permisi Tuan Alex dan Nona Adeline.'' Zoya berlalu keluar begitu saja tanpa ada raut kekecewaan yang seharusnya terjadi pada seorang istri kebanyakan.
Mulut Alex terus terbuka, pupil matanya mengecil tangan nya mengepal kuat, dia benar-benar di buat marah dengan tanggapan Zoya, wajahnya memerah padam dan sebuah vas yang ada di depannya pun terkena imbasnya.
''Dia benar-benar keterlaluan!''
''Tuan, saya permisi, saya tunggu kabar dari anda.''
Wanita itupun ikut berlalu yang ternyata adalah seorang wanita bayaran dari Mark, dan itulah ide dari Mark. Gigi-gigi Alex mengerat dan hanya ada satu nama yang ingin sekali ia berikan pelajaran saat ini.
''Mark!!!!!'' teriak Alex dengan wajah penuh amarah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Wiwik Wardoyo
waaaooowww semosi sendiri babang Alex 🤣🤣🤣
2022-11-10
0
Yetti Nurvianie Solihin Imogen
ini emang gak ada lanjutanx,,,,penasaran gimana akhir ceritanya,,,
2022-06-21
3
icha krn
kasih perhatian lex pasti luluh tuhh istri kontrak mu... 😂😂
2022-06-20
1