Suasana canggung dapat Zoya rasakan,yang saat ini Zoya dan Alex masih berada di satu ruangan, yaitu kamar pengantin mereka. Zoya yang sedari tadi hanya duduk di tepi ranjang dengan pakaian milik pribadi nya sendiri yang ia letakan di dalam tas miliknya, saat kemarin berganti pakaian pelayan. Dan Alex yang sedari tadi sibuk dengan laptop di sofa dengan satu meja di depannya.
Berulang kali Zoya melirik jarum jam yang melingkar di pergelangan tangannya, memperhatikan Alex yang belum selesai juga dengan pekerjaannya.''Apa yang sebenarnya dia kerjakan pagi-pagi begini?'' gumam Zoya yang penasaran.
''Jangan memandangi ku, aku tahu kalau aku ini tampan'' ucap Alex dengan nada menjengkelkan di telinga Zoya yang hanya memutar matanya dengan malas.
''Percaya diri sekali.'' Gerutu Zoya.
''Apa kau lapar, Nona?'' tanya Alex dengan mata yang masih terfokus di layar laptopnya.
''Tidak!'' jawab Zoya kesal.
''Oh, oke.'' Jawaban Alex membuat Zoya melebarkan matanya, ''hanya itu? Ck, dasar menyebalkan.''
Namun berbeda dengan jawaban nya seakan-akan tidak mau berkompromi dengan bibirnya, perut Zoya berbunyi cukup keras sampai terdengar ke telinga Alex yang langsung menghentikan jari-jarinya yang kini sibuk mengetikkan sesuatu di sana.
''Kalau lapar ya katakan saja, suara perut mu mengganggu konsentrasi ku.'' Wajah Zoya memerah menahan malu, merutuki perutnya sendiri yang tidak mau berkompromi dengan bibirnya.
Alex menutup laptopnya dan merapikan berkas-berkas yang ia jejerkan di atas meja sana dan beranjak lalu melangkah menuju Zoya yang duduk di tepi ranjang.
Zoya meremas seprai, jantung nya berdetak keras, otaknya tidak lagi berpikiran positif perihal Alex.
''Mau apa dia? kenapa dia ke sini? oh tuhan apa yang akan ku lakukan?'' Zoya terus bergumam di dalam hatinya, keringat pun bermunculan di dahi yang tertutup rambut tipis nya.
Semakin dekat dan dekat, Zoya kian memundurkan tubuhnya, melihat Alex yang semakin dekat dan membungkuk di depannya daaann.''Ada apa denganmu?'' pertanyaan Alex membuat Zoya membuka matanya seketika, dan lagi-lagi pikiran nya tidak singkron dengan apa yang sebenarnya terjadi.
''Hah? Ti-tidak, kenapa memang nya?'' balas Zoya menutupi rasa malunya dengan pertanyaan lagi.
Ya Alex ke sana hanya untuk mengambil dompet dan ponselnya yang ia letakan di atas meja makan yang berada di dekat Zoya duduk.
''Lagi-lagi salah sangka,'' gumam Zoya lagi dengan suara yang sangat pelan.
''Kau mengatakan sesuatu?'' tanya Alex yang mendengar Zoya mengatakan sesuatu dengan samar-samar.
''Tidak,''
Berdiri di depan Zoya, Alex seakan-akan tidak memiliki rasa canggung yang Zoya rasakan saat ini, bagaimana bisa dia bersikap biasa-biasa saja dengan berada di satu ruangan terlebih lagi dengan jarak yang cukup dekat dengan seseorang yang baru saja ia kenal.
''Aku sudah mengirimkan uang sesuai perjanjian ke rekening mu, kau bisa cek sekarang.'' Ucap Alex dengan entengnya.
Mata Zoya melebar, berfikir dan bertanya-tanya, bisnis apa yang Alex geluti? sekaya apa pria itu? dengan nominal 3 digit yang ia janjikan, saat ini sudah masuk ke rekening? apa dia hanya menipu ku? Zoya terus bergumam dengan pikirannya.
''Kenapa diam?'' tanya Alex lagi.
''Hah? Ti-tidak.''
''Apa sebegitunya kau percaya padaku?''
''Maksudnya?''
''Ya kau tidak mengecek rekening setelah aku mengatakan demikian?''
''Oh, ya setelah ini aku akan melihatnya,''
''Terserah.'' jawab Alex dengan malas dan berlalu begitu saja menuju pintu yang langsung mendapatkan pertanyaan dari Zoya. ''Anda mau kemana?''
''Sarapan, apa kau tidak ingin memberikan cacing-cacing mu itu makanan.'' Jawab Alex dengan sedikit mengejek yang membuat Zoya mengulum bibir nya karena merasa malu ternyata suara perutnya bisa sampai ke telinga pria itu.
Dengan terpaksa Zoya pun mengikuti kemana Alex melangkah, tanpa obrolan dan dengan jarak yang lumayan, berbeda dengan sikapnya tadi malam pada saat pesta itu berlangsung, Alex bertingkah layaknya pria yang posesif dengan pasangan nya, tidak di biarkan menjauh walaupun hanya sekejap, ya tapi itu dapat Zoya mengerti karena itu hanya sebagian dari pekerjaannya.
Zoya membuntut dengan jarak 2 meter dan tentunya membuat orang-orang yang mengenal Alex dan mengetahui kalau Zoya yang sudah menjadi istrinya bertanya-tanya. ''Ada apa dengan pasangan pengantin baru itu?'' pertanyaan yang sama keluar dari beberapa mulut orang-orang yang melihatnya.
Alex yang baru menyadari tatapan orang-orang tertuju padanya karena sedari tadi matanya hanya terfokus pada layar ponselnya tentu merasa heran, dan ketika melihat ke arah samping mencari keberadaan Zoya lalu berbalik ternyata Zoya yang berjalan membutut di belakang dengan jarak yang lumayan jauh darinya, barulah ia menyadari arti tatapan orang-orang yang ada di sana.
''Astaga maafkan aku, aku mengabaikan mu ya, heumm?'' ucap Alex kembali dengan mode aktingnya dan membuat Zoya yang belum terbiasa dengan situasi tersebut merasa bingung.
''Kemarilah,'' bisik Alex kemudian dengan mengeratkan gigi-giginya dan mengisyaratkan agar memperhatikan setempat dan barulah ia menyadari kenapa Alex bersikap seperti itu secara tiba-tiba.
Alex yang tidak tahan dengan tatapan mata yang seolah-olah mengintimidasi nya, langsung meraih tangan Zoya dan menggenggam nya lalu masuk ke dalam lift yang sudah terbuka itu.
''Lepaskan, sudah tidak ada orang-orang,'' celetuk Zoya dan Alex pun segera melepaskan nya.
''Kamu bisa tidak, kalau di depan umum berlagak seperti pasangan? jangan membuat mereka berpikiran macam-macam karena kamu!'' omel Alex.
''Kok saya? anda yang berjalan terlalu cepat,'' balas Zoya tidak mau kalah.
.
Setibanya di sebuah restoran yang sudah di pesan sendiri oleh asisten Mark, Alex masih bersikap manis layaknya seorang pria yang memanjakan wanitanya, dari mula menarikan kursi sampai meletakkan sebuah kain di atas paha Zoya dan barulah ia duduk di tempatnya.
Semua mata tertuju ke arahnya, terlebih lagi memang dialah pemilik hotel serta restoran tersebut, pernikahan Alex dan Zoya pun sudah menyebar luas di belahan dunia dengan tema pernikahan si Pembisnis handal.
''Bersikaplah senatural mungkin,'' pinta Alex dengan berbisik dan di angguki Zoya dengan senyumannya.
''Kau tenang saja Tuan, aku juara dalam berlakon, terlebih lagi aku pernah mengikuti teater di sekolah dulu. Dan kau tau-''
''Ssstttttt, jangan bicara lagi. Buktikan kemampuan mu,'' potong Alex dengan cepat dan membuat Zoya mendengus kesal.
Makan dengan hening dan sesekali Alex tersenyum pada Zoya walaupun itu hanya bagian dari sandiwara pernikahan mereka. Zoya melirik ke salasatu meja yang sedari tadi terus saja memperhatikan mereka makan, dengan sengaja Zoya pun melaksanakan tugas nya untuk berakting seperti pasangan sungguhan.
''Sayang, aku mau itu,'' ucap Zoya dengan menunjuk sebuah makanan yang letaknya berada di dekat piring makan Alex. Alex yang mendengar panggilan 'sayang' itu keluar dari mulut Zoya untuk nya, sedikit terkejut tapi ia berusaha bersikap biasa saja.
''Ini? makanlah, apapun yang kau inginkan, akan ku berikan.'' Balas Alex yang sedikit membuat Zoya bergidik geli mendengarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Rovikul Izzaa Izza
next kk seru ni ....
2022-10-14
0
Isna
lanjut dong kayaknya seru
2022-06-17
0
🥰🥰 Si Zoy..Zoy..🤩🤩
Lagi Kak...
jangan lama lama up nya, keburu lupa.. 😁😁 seperti David dengan Zahla...🤭🤭
2022-06-10
2