''Nona!!!'' panggil Mark dengan berteriak, tapi karena yang di panggilnya tidak menoleh, ia terus berteriak kemudian berlari untuk menghampiri nya langsung.
Puukh'
Mark menepuk pundak gadis yang di panggilnya namun terus mengabaikannya, seketika gadis itu pun berbalik, memasang wajah bingung dan segera melepaskan earphone yang tertancap di telinganya.
'Pantaslah dia tidak mendengar panggilan ku' ucap Mark dalam hatinya.
''Ya? siapa ya?'' tanya gadis manis itu.
''Kau, nona penata ruangan kamar pengantin kan?'' gadis itu mengangguk ragu.
''Kau mengenal, gadis yang bernama Z-Zoya?'' gadis itu tidak langsung menjawab, ia terdiam dan memperhatikan penampilan Mark dari atas sampai ke bawah dan barulah ia mengangguk seraya mengatakan ''i-iiyaa.''
''Ahhhaaa.. tepat sekali, ingatanku tidak pernah di ragukan lagi,'' serunya. Gadis itu hanya diam dengan menatap dengan tatapan aneh pada laki-laki yang ada di depannya itu.
''Kau ini siapa?'' tanya gadis itu lagi.
''Oh iya, maaf. Perkenalkan, saya Mark asisten tuan Alexander yang saat ini sudah menjadi suami dari Nona Zoya, gadis yang kau kenal.'' Ujar Mark memperkenalkan dirinya di hadapan gadis itu.
Wajah terkejut gadis itu tidak bisa di sembunyikan, dengan tangan nya yang menutupi mulut nya, dan juga pupil matanya yang sedikit membesar. ''J-jadi, apa yang di katakan Zoya, benar? kalau dia sudah menikah?'' gumam nya.
''Ya benar. Jadi apa bisa, saya meminta bantuan anda untuk memanggilkan nona Zoya?'' gadis itu pun mengangguk dengan cepat dan segera berlari masuk ke dalam kawasan asrama.
Mark yang melihat tingkah lucu gadis yang ia juga lupa namanya itu, terkekeh kecil terlebih lagi dengan caranya dia berlari, serasa melihat anak kecil yang lari ketakutan ketika melihat sesuatu yang menyeramkan.
''Gadis bodoh,'' celetuk Mark.
''Hei! pria podoh!!'' teriak Alexander yang mengeluarkan setengah tubuh nya dari kaca mobil dan memanggil Mark yang sedang tersenyum-senyum sendiri.
Mark hanya menggerutu dalam hatinya karena panggilan Alex untuk nya, dan berjalan menghampiri bos sialannya itu.
''Kau sedang apa di sana?''
''Gadis itu teman istri mu, dan aku memintanya untuk memanggil nya.''
''Bagus.''
Sepuluh menit, lima belas menit, sampai hampir setengah jam lamanya, kedua pria itu menunggu orang yang di tunggunya namun tidak juga nampak batang hidung nya, dan tiba-tiba suara ponsel berdering pun terdengar dari dashboard mobil yang langsung di ambil di pemilik nya yaitu Alex sendiri. Alis nya mengernyit merasa aneh dengan nomor kontak yang tidak bernama itu.
''Kenapa tidak di jawab?''
''Entahlah, nomornya tidak kenal.''
''Bodoh, siapa tahu itu nona Zoya.'' Mendengar ucapan Mark, Alex pun segera menggeser icon hijau namun seketika deringan itupun berhenti dan Alex yang memanggil balik nomor tidak bernama itu, hanya membutuhkan sekali deringan, seseorang di sebrang sana langsung menjawab nya.
Alex tidak langsung bicara, begitu juga seseorang yang berada di sebrang sana, kedua hanya terdiam menunggu salasatu dari mereka berbicara terlebih dulu, tapi sepertinya memang keduanya memiliki sifat dan karakter yang hampir serupa.
Mark yang melihat Alex hanya diam dengan menempelkan ponselnya di telinga nya, langsung merebut dan berbicara dengan pemilik nomor tersebut.
''Ya, dengan siapa?''
''Oh kau, Nona. Saya Mark, asisten tuan Alexan-''
''Biar aku saja,'' rebut Alex menyela ucapan Mark yang sedang bicara dengan seseorang yang di panggil nya dengan sebutan 'Nona'.
''Hei kau! cepat keluar dari persembunyian mu!'' bentak Alex.
Mark yang mendengar bentakan Alex tidak habis pikir, karena Alex yang menuduh Zoya bersembunyi dari nya.''Dasar aneh, persembunyian katanya?'' gumamnya.
Mark hanya bisa menunggu bos nya bicara dengan Zoya melalui telepon, bukan! bukan bicara, melainkan saling membentak satu sama lain, karena Mark pun dapat mendengar suara Zoya yang juga meninggi dari sebrang sana.
''Mereka benar-benar cocok!''
Sepuluh menit kemudian, yang sepertinya Zoya lah yang lebih dulu memutuskan sambungan telepon, dan Alex yang tidak terima, terus saja memaki ponselnya dan membuangnya ke kursi belakang dengan raut wajah yang kesal.
''Dia semakin bertingkah seenaknya, lihatlah nanti.!''
Tanpa bertanya dan tanpa mengatakan apapun, Mark berlalu untuk pergi ke kursi kemudi dengan memutar. Dan melajukan mobilnya tanpa mengucapkan sepatah katapun. Karena dia juga dapat menebak kalau Zoya saat ini tidak ingin menemui bos nya itu, dan dengan alasannya ia juga tidak mengetahui nya.
Di asrama, Zoya yang masih tersengal-sengal karena menahan amarahnya, hanya bisa meluapkan emosi nya pada teman-teman nya. ''Zoy, kau tenanglah, nanti keriput mu muncul.'' Celetuk Lili yang semakin membuat Zoya kesal.
''Dia semakin bertingkah seenaknya!! kesaaallll!!!'' teriak Zoya.
.
Keesokan nya, di sebuah kafe, Zoya yang baru saja sampai memperhatikan satu persatu meja yang sepertinya sedang mencari seseorang. ''Pasti ngaret!'' ucapnya dengan menggerutu.
''Kau yang terlambat!'' suara yang tak asing di telinga terdengar menyeruak masuk, yang seseorang itu adalah Alex, yang berdiri di belakang tubuhnya dengan memasang wajah datar nya.
''Terlmbat apanya?'' protes Zoya tidak terima, tapi tiba-tiba ia di buat terkejut karena tanpa permisi, Alex langsung meraih tangannya dan menyematkan jari-jarinya di antara jari tangan nya.
''Kau-!''
''Diam!'' bisik Alex kemudian. ''Di sana ada paman ku, kau hanya perlu bertingkah layaknya seorang istri.'' Ucap Alex lagi dan langsung menggandengnya menuju meja yang terdapat seorang pria yang sudah tidak muda lagi.
''Paman?!''
''Oh, kau sudah tiba nak?'' Ucap Louis,p
Paman Alex.
'Berarti benar, aku yang terlambat.' gumam Zoya dalam hatinya.
''Duduklah, pesan makanan dan minuman sesuka kalian.'' Zoya hanya mengangguk dengan senyuman termanisnya menanggapi ucapan Louis.
''Mungkin kau tidak mengenali ku, aku adalah Paman Alex, maafkan Paman karena pada saat pernikahan kalian, Paman tidak dapat menghadiri nya.'' Ujar Louis.
''Aah tidak apa, Paman. Alex juga sudah menceritakannya.'' Jawab Zoya dengan asal. 'Entahlah, menceritakan apa, yang penting aku bisa menjawabnya.' gumam Zoya lagi dalam hatinya.
Louis hanya tersenyum ramah dan matanya melirik ke arah Alex yang juga sedang melihat ke arahnya. Memberikan senyuman dengan sebuah isyarat, kalau dirinya sudah memberikan dan menuruti apa yang di inginkan Paman nya itu.
''Baiklah, Alex. Lusa temui paman di perusahaan.''
''Baik.'' Jawab Alex dengan cepat dan merekapun makan siang bersama dan berbincang sebentar kemudian Louis yang tidak dapat berlama-lama di sana akhirnya berpamitan untuk pergi lebih dulu.
''Hati-hati Paman, terima kasih atas makan siangnya.'' Ucap Zoya dengan formal.
''Jangan sungkan. Lain kali Paman akan mengunjungi kediaman kalian dan menikmati masakan mu, anak manis.'' Ujar Louis sebagai ucapan perpisahan mereka saat itu di depan Kafe.
Seperginya Louis, Alex pun bisa bernafas dengan lega, berbeda dengan Zoya yang masih terdiam yang lebih tepatnya saat ini ia sedang melamun memikirkan sesuatu.
''Hei ada apa?''
''Paman mu mengatakan kalau akan mengunjungi kediaman kita? dan apa tadi, menikmati masakan ku?''
''Ya! lalu?''
''Astaga Tuan Alex, aku tidak bisa memasak!'' keluh Zoya.!!!!!!!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Wiwik Wardoyo
Zoya k3ereeenn
2022-11-10
0
ℓ ι ƒ ι α 💕
🤦♀️😂😂 zoya zoya
2022-06-24
0
🥰🥰 Si Zoy..Zoy..🤩🤩
Aku mendukung Sikap Zoya yg selalu TEGAS....dan tidak mau di atur dengan Alex...biarkan Alex yg selalu mengalah...🤭🤭😁😁😁
2022-06-14
1