Di kamar, Alex terduduk dan terus mengusap wajahnya dengan kasar, rambut nya pun menjadi bulan-bulanan kebingungannya.
''Ada apa dengan diriku?'' gumam Alex.
''Kenapa aku merasa tidak bisa melihat ia bersedih. Lalu, lalu kenapa aku harus mencari alasan untuk menilai makanan buruk nya itu.'' Gumam Alex lagi.
Zoya yang merasa aneh dengan sikap Alex, yang tiba-tiba pergi setelah mencicipi masakannya menduga kalau Alex marah karena rasa masakannya.
''Lagipula aku kan baru belajar, terserah dia mau marah padaku, aku tidak perduli.'' Gerutu Zoya sembari tangannya merapihkan kekacauan yang di buat nya sendiri.
Dari mula membuang semua hasil masakannya, lap-lap meja dan ketikan tangannya akan memunguti sampah juga perabotan yang bercecer di lantai tangan di cegah oleh tangan besar milik Alex dan menuntun nya untuk berdiri dari jongkok nya.
''Biarkan saja, kau duduk di sana. Biar aku yang mengurusnya.'' Ucap Alex dengan raut super duper jutek.
''Tidak perlu, biar aku yang membereskan nya.''
''Kau duduk! aku tidak ingin dapur ku semakin hancur karena ulah mu!'' tegas Alex yang tidak ingin di bantah lagi dan Zoya pun hanya berdecak lalu berjalan menjauh dan duduk sesuai dengan apa yang di perintahkan sang pemilik unit apartemen.
Menggulung lengan kemeja nya, dan berjongkok. Membersihkan dengan sangat cekatan, sungguh pria idaman sebenarnya, tapi itu tidak dapat terlihat dari sudut pandang Zoya, ya Zoya tidak sama sekali memperhatikan pesona Alex saat itu, ia hanya sibuk memperhatikan jari-jarinya yang ada beberapa goresan kecil karena ia tidaklah hati-hati saat memasak tadi.
Alex melirik ke arah Zoya, ia hanya bisa menggelengkan kepalanya seraya bergumam.
''Jenis gadis macam apa dia itu. Banyak yang tergila-gila oleh pesona ku, tapi kenapa dia sama sekali tidak tertarik walau hanya untuk sekedar melihat ku.''
Zoya terdiam termenung dengan terus tangan nya mengelus goresan kecil di jarinya, mengingat wajah seseorang, entah kenapa jantungnya selalu saja berdegup kencang saat ia berada di dekatnya,
Aiden Smith. Ya remaja yang sangat ia kagumi di masalalu tapi bahkan Aiden sendiri tidak mengetahui isi hati gadis polos yang selalu menemani nya kala itu.
Alex melirik lagi ke arah Zoya, yang saat ini malah terlihat sedang melamunkan sesuatu yang membuat Alex terheran-heran.
Setelah selesai membersihkan dapur yang di buat berantakan oleh istri kontrak nya itu dan bersih seperti semula, Alex pun berjalan menghampiri Zoya yang masih sibuk dengan dunianya sendiri, melamun.
''Hei tuan putri!'' panggil Alex dengan suara yang sedikit keras dan membuat Zoya terkejut sehingga menyebutkan panggilan yang membuat Alex mengernyitkan dahi.
'Ya kak!'
''Kak?'' Alex mengulangi perkataan Zoya dengan mengangkat sebelah alisnya.
''Oh maaf. Kenapa?'' tanya Zoya, kepalanya dia miringkan melihat ke arah dapur, bibirnya tersungging puas karena dapur yang semula ia buat berantakan sekarang rapih seperti awalnya.
''Kau sungguh berbakat ya, Tuan.'' Puji Zoya dengan wajah di buat seimut mungkin tapi berselang beberapa detik raut berubah menjadi sendu seraya berkata.''Maaf aku memang tidak pandai memasak.''
''Ikut dengan ku, kita belanja keperluan dapur, dan kau yang harus membeli semuanya.'' Zoya hanya bisa memanyunkan bibirnya beberapa senti mendengar penuturan Alex. Merekapun pergi bersama ke pusat perbelanjaan di pusat kota.
Sesampainya di sana, Alex hanya menunjuk dan Zoya yang terus mengambilkan nya lalu memasukkan nya ke keranjang belanja, Alex terus berkeliling menunjukkan jari telunjuknya ke beberapa bahan makanan dengan asal tapi Zoya tidak sama sekali protes walaupun dia sangat ingin.
Lorong satu, dua sampai semua Alex jelajahi dan sampai ketika Zoya mulai merasa kalau saat ini pria menyebalkan itu memang sengaja sedang mengerjai nya. Zoya menghentikan langkahnya mengikuti Alex yang terus saja berjalan kedepan tanpa menoleh lagi kebelakang.
''Teruslah berjalan, sampai orang-orang mentertawakan mu, Tuan!'' Zoya tertawa puas karena telah mengerjai balik Alex yang terus saja berjalan dan menunjukkan jarinya ke rak-rak makanan, mulutnya juga terus saja bicara tanpa tahu orang yang di ajak bicara sudah tidak ada di belakangnya.
Melihat kursi yang dikhususkan bagi pelanggan untuk sekedar beristirahat sejenak, Zoya pun mendudukkan bokong nya di sana setelah mengambil se cup es krim yang di ambilnya dari lemari pendingin.
Makan es krim nya dengan santai sembari menggoyangkan kaki nya mengikuti irama musik dari sound tempat perbelanjaan tersebut. Tapi tiba-tiba kakinya berhenti pada saat sepasang kaki berdiri di sampingnya.
''Halo Nona, kita bertemu lagi.'' Ucap seseorang itu yang ternyata adalah Aiden Smith.
Zoya berdiri dengan cepat, memundurkan langkahnya dan terdiam dengan senyum kakunya.''I-iya kebetulan sekali,'' seru Zoya masih dengan sikap canggung.
''Apa kau sedang berbelanja?'' Zoya mengangguk.
''Kau sendiri? kalau begitu aku boleh meminta bantuan?''
''Bantuan?''
''Ya, aku sulit menemukan tempat dimana lorong khusus bahan pokok makanan. Apa kamu bisa antarkan aku?'' Zoya tidak langsung menjawab, ia memperhatikan sekeliling mencari keberadaan Alex tapi tiba-tiba keranjang belanja nya sudah di bawa Aiden dan dengan terpaksa akhirnya Zoya pun ikut dengan Aiden.
''Apa kau mahasiswa?'' tanya Aiden memulai pembicaraan.
''Ya.''
''Di bidang apa?''
''Desain''
'' Wah luas biasa. Tuan Alex beruntung memiliki kekasih seperti mu,''
''Kenapa?''
''Kau masih muda juga cantik dan terlihat sangat bertalenta.'' Zoya hanya terdiam karena kata keberuntungan untuk tuan Alex terhadapnya itu sebuah omong kosong karena hubungan mereka tidaklah nyata.
''Kau tau Nona, aku pun pernah memiliki teman dan bahkan mirip seperti dirimu.'' Zoya menghentikan langkahnya.
''Tapi aku tidak tahu dimana dia sekarang.'' Ucapnya lagi melanjutkan ucapannya, namun saat kepalanya menoleh, ia baru menyadari kalau Zoya tertinggal beberapa langkah darinya.
''Nona? ada apa?''
''Yaya?!'' panggi seseorang yang berada di ujung lorong dengan mata menatap tajam ke arah Zoya dan Aiden.
Alex melangkah dengan lebar, meraih tangan Zoya dan mencari keranjang belanja nya yang saat ini berada di tangan Aiden, tanpa permisi Alex merebut nya dengan kasar, memasang raut wajah asam tak bersahabat.
''Tuan Alex, maaf. Aku kira dia sendirian dan aku meminta bantuannya untuk mencarikan rak bahan pokok makanan-''
''Maaf, kami harus segera pergi, anda pasti bisa mencarinya sendiri kan?'' potong Alex dan berlalu begitu saja dengan tangan nya yang masih menyematkan jari-jarinya di jari-jari lentik Zoya.
Alex terus berjalan dengan langkah yang lebar juga cepat, tidak menghiraukan Zoya yang setengah berlari mengimbangi langkah Alex karena tangannya masih di genggam Alex.
Di bagian kasir pun Alex masih menggenggam tangan Zoya dengan tangan kirinya dan tangan kanannya yang memindahkan barang-barang belanjanya ke meja kasir, beberapa pengunjung terus memperhatikan kedua manusia itu karena tangannya yang tidak mau terlepas walaupun hanya sebentar.
''Tuan, tangan ku,'' bisik Zoya.
''Diam!'' balas Alex dengan tegas
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Wiwik Wardoyo
🤣🤣🤣🤣
bau aroma zemburuuuu
2022-11-10
0
Sopia Jr
cemburu kah nih alex
2022-10-18
0
Yeni Wati Hiatus
mulai bucin
2022-10-12
1