" Sayang, aku begitu bahagia, karena sekarang kau benar-benar mencintai ku." Ucap Clara sambil memeluk Bagas setelah permainan panas mereka.
" Tentu saja aku mencintaimu. Kau adalah wanita terhebat yang pernah aku temui."
" Hebat dalam hal apa nih?" Pancing Clara.
" Hebat dalam segala hal." Bisik Bagas yang membuat Clara tersenyum.
Clara langsung mendorong tubuh Bagas dan kembali melucuti pakaiannya. Dan mereka kembali melakukan nya lagi.
Bagas benar benar telah menjadi candu akan permainan Clara.
Kepuasan yang didapatkan Bagas saat bersama dengan Clara yang tidak dia dapatkan ketika dengan Naina membuat Bagas semakin ingin terus bersama dengan Clara.
Walaupun terkadang Rimba menyadari bahwa apa yang dilakukannya ini salah.
Tapi jiwa kelaki-lakiannya tidak bisa mengelak bahwa dirinya begitu sangat tertarik dan kecanduan dengan kemolekan serta permainan Clara.
" Kau sangat cantik dan seksi." Ucap Bagas saat melihat Clara mandi dibawah air shower.
Bagas melihat dengan seksama setiap lekuk tubuh Clara.
Bagas berjalan mendekati Clara. Melepas kembali handuk yang dikenakannya.
" Mas, kau mau apa?"
" Mandi." Ucap Bagas santai sambil membantu Clara menyabuni badannya.
" Mas kan sudah mandi."
" Mau mandi lagi." Bisik Bagas.
" Mas. Apa kau lupa. Kita harus menghadiri pesta pernikahan sepupu ku." Pekik Clara.
" Baiklah baik. Aku akan keluar." Ucap Bagas.
Tak beberapa lama kemudian, Clara keluar dengan menggunakan dress mewah berwarna biru.
" Ayo, sebaiknya kita segera berangkat ke pernikahan sepupumu." Ucap Bagas.
" Baiklah ayo."
Clara lebih dulu masuk ke dalam mobil. Sementara Bagas teringat akan Naina yang juga harus menghadiri pesta pernikahan sahabatnya.
Ini adalah kali pertamanya aku menolak untuk mengantarkan Naina. Maafkan aku Nai, setelah aku selesai dengan Clara, aku akan memperbaiki hubungan kita seperti dulu lagi. Itu janji ku. Aku mencintaimu Nai. Kau akan tetap jadi yang nomor satu di hatiku. Batin Bagas.
" Mas, kenapa kau sangat lama bukan kata di ke mengatakan kita harus segera berangkat jika tidak ingin terlambat?" Pekik Clara.
" Ah iya.."
Bagas menghela nafas panjang sebelum akhirnya dia masuk ke dalam mobil. Mereka kemudian berangkat menuju Gedung Smesco Convention Hall.
Ya, gedung yang sama di mana Naina juga menuju gedung itu.
"Mama, Kenapa ayah tidak ikut?"
"Hasna bisa tidak berhenti bertanya tentang ayah." Ketus Naina.
Hasna terdiam. Naina tahu jika Hasna merasa kecewa, karena Bagas tidak lagi memperhatikan Hasna seperti sebelumnya.
" Maafkan mama sayang. Mama tidak bermaksud membentak Hasna." Ucap Naina sambil memeluk Hasna.
" Maafkan Hasna juga ma."
Naina mencium kening putri nya.
" Mang Udin nunggu di mobil saja ya non." Ucap Mang Udin saat mereka sudah tiba di gedung Gedung Smesco Convention Hall.
" Loh. Apa tidak sebaiknya Mang Udin ikut masuk ke dalam?" Tanya Intan.
" Tidak ah non, Mang Udin malu Mang Udin ini hanya seorang sopir, dan lihatlah gedung yang sangat mewah Mang Udin rasa tidak pantas untuk masuk ke dalam."
" Haha, Mang Udin bisa aja, masuk aja yuk."
" Enggak deh, Mang Udin nunggu di dalam mobil saja."
" Baiklah."
Naina lalu mengajak Hasna untuk turun dari mobil.
Mereka memasuki gedung itu setelah memperlihatkan sebuah undangan kepada seorang yang sudah berjaga di depan.
" Lewat sini Nona.."
" Terima kasih.."
Naina kemudian segera memasuki ruang resepsi.
Naina sedikit terkejut saat mendapati dekorasinya lebih mewah dari yang dia bayangkan.
" Ya Tuhan, sepertinya Luna benar-benar menikahi anak sultan."
Naina segera berjalan dan mencoba mencari keberadaan Luna.
Naina melihat Luna benar benar seperti ratu dengan konsep gaun dan mahkota seperti yang pernah luna impikan.
Naina ikut berbaris dengan para tamu undangan yang lain untuk bersalaman dengan pengantin.
Hingga saat tiba giliran Naina. Luna begitu antusias dan tidak menyangka bahwa sahabatnya itu akan hadir dalam pernikahannya.
" Astaga Naina, tadi aku begitu takut kau tidak hadir dalam pernikahanku."
" Tentu saja aku hadir bagaimana bisa aku melewatkan pernikahan sahabatku."
Setelah cipika-cipiki Luna lalu memeluk Naina, Naina dengan senang hati membalas pelukan Luna.
" Apa kau sendirian?, dimana Bagas?"
" Mas Bagas sedang sibuk, tadi pagi dia sudah setuju untuk mengantarkan ku tapi mendadak dia ada meeting. Jadi aku terpaksa pergi sendiri bersama dengan Hasna."
" Tidak apa apa, yang penting kau sudah ada disini."
" Iya, kalau begitu aku kesana dulu ya, tidak enak karena aku menghentikan antrian panjang yang ingin bersalaman denganmu."
" Oke, dan jangan pulang dulu karena aku akan segera menemanimu setelah ini."
" Oke."
Naina mengajak Hasna untuk menikmati hidangan dan memilih meja yang letaknya tidak jauh dari kursi pelaminan.
Bagas dan Clara yang baru saja tiba di gedung Gedung Smesco Convention Hall. Langsung masuk karena Clara menunjukkan kartu undangan VIP.
" Itu mereka. Ayo kita bersalaman dan mengucapkan selamat kepada pengantin sebelum kita menikmati hidangan yang tersedia." Ucap Clara saat mereka memasuki ruangan resepsi.
"Sepupumu pasti seorang Sultan."
" Kenapa?"
" Apa Kau tidak lihat, dekorasinya begitu mewah dan elegan. Ini pasti bernilai 8. Tidak. 9 digit."
" Haha, aku bisa membuatkan pesta pernikahan kita dua kali lipat lebih mewah dari ini."
Bagas berhenti melangkah dan menatap Clara.
" Aku serius, kau tinggal perlu mengesahkan pernikahan kita di mata negara."
" Clara kau tahu kan, itu pasti akan sangat sulit. Kita harus meminta persetujuan dari Naina." Ucap Bagas dengan wajah lesu.
" Tidak apa apa. Aku akan menunggu. Asal jangan sampai anak kita lahir." Bisik Clara.
" Kamu hamil?"
" Ya semoga saja."
" Ayo kita pergi untuk mengucapkan selamat kepada sepupuku." Ajak Clara.
Bagas dan Clara mulai berjalan menghampiri pengantin.
" Bimo selamat ya atas pernikahanmu." Ucap Clara.
" Sama sama. Akhirnya kau datang bersama dengan suamimu."
" Tentu saja aku datang. Kenalkan ini Bagas suamiku, dan Bagas ini Bimo sepupu ku."
" Bagas."
" Bimo."
Bagas dan Bimo saling berjabat tangan.
Sedangkan Clara langsung bercipika-cipiki dengan Luna
Luna yang lupa dengan tampang Bagas suami dari Naina. Tidak merasa curiga sama sekali dengan Bagas yang kini ada di hadapannya.
" Mama, Hasna bosan. Hasna ingin pulang." Ucap Hasna.
" Ya sudah ayo kita pulang, tapi sebelum itu ayo kita berpamitan kepada Tante Luna ya."
Hasna mengangguk.
Naina dengan senyuman menggandeng tangan Hasna untuk berpamitan kepada Luna.
Karena tidak menyadari kehadiran Bagas dan juga Clara yang saat itu masih berada di samping pengantin, Naina langsung naik ke sana menemui Luna.
" Mama itu Ayah." Ucap Hasna saat Naina mulai berjalan mendekat ke arah Luna.
" Ayah..." Hasna berteriak. Membuat Bagas, Clara, Bimo dan Luna menoleh.
" Mas Bagas...." Pekik Intan.
" Ayah?" Pekik Luna sambil melihat Hasna dan Bagas serta Naina secara bergantian.
...****************...
...----------------...
......................
...****************...
......................
...----------------...
...****************...
......................
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 284 Episodes
Comments
Shuhairi Nafsir
ceritanya jadi lembab lagi membosankan Thor
2023-04-08
0
ifki...
tolol padahal istri bagus dah bilang kalo Lena itu sahabat nya wkwkkwwk gk nyambung asepmmm
2022-07-14
1
Nur Ain
bangkai mana boleh sembunyi
2022-07-04
0