Malam itu, Naina tidur sendiri. Bagas memilih tidur dengan Hasna setelah mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja. Dan perceraian tidak akan terjadi.
Pagi harinya, Naina mendengar percakapan antara Ibu dan Bagas.
" Bu, tolong jangan paksa Naina lagi untuk menyetujui permintaan Ibu." Kata Bagas.
" Bagas, kamu tau kan. Perusahaan itu adalah satu satu nya yang menunjang hidup kita dan adik adik mu. Jika perusahaan sampai bangkrut, lalu bagimana nasip adik adik mu." Ketus Ibu.
" Bu, Bagas janji akan segera mencari jalan keluar nya."
" Ibu capek dengar kamu selalu bilang, janji, janji dan janji."
" Bu, semua nya butuh proses. Dan itu tidak mudah."
" Kau sendiri yang memilih jalan sulit. Ibu sudah menawari mu cara yang lebih cepat. Tapi kau memilih cara yang sulit."
Ibu meninggalkan Bagas, dan saat melewati Naina, Ibu menatap dengan tatapan kebencian. Tatapan yang tak pernah dilihat Naina selama umur pernikahaan nya dengan Bagas.
" Nai, sejak kapan kau ada disini?" Tanya Bagas yang terkejut saat melihat Naina.
" Barusan kok." Ucap Naina tersenyum.
" Sarapan yuk." Ajak Niana.
" Mas sudah terlambat. Mas akan makan di kantor. Mas berangkat yaa Assalamualaikum.."
" Walaikumsalam."
Naina mengantar kepergiaan Bagas, menunggu hingga mobilnya benar benar hilang dari pandangan.
Baru saja kaki Naina melangkahkan kaki menuju tangga, terdengar suara ketukan pintu.
Tok
Tok
Tok.
Naina bergegas membukakan pintu.
Ceklek..
Seorang wanita berparas cantik, dengan tubuh ideal, jauh dengan postur tubuh Naina yang pendek dan biasa saja. Kulitnya putih, wajah nya ayu. Sungguh mata ini terpesona melihatnya.
" Maaf cari siapa?" Tanya Naina sopan.
" Aku mencari Ibu Yanti.."
Wanita itu tersenyum. Senyum nya sungguh manis sekali.
" Oh Ibu, sebentar aku panggilkan. Mari silahkan masuk."
" Clara, kenapa datang kemari?" Ucap Ibu yang barusaja datang, entah darimana.
" Kebetulan aku lewat sini, jadi aku mampir. Kata Papi rumah Ibu Yanti dan Pak Akbar di sekitar sini." Ucap nya.
Ibu melirik ke arahku, yang masih diam mematung.
" Buatkan minum untuk tamu kita." perintah Ibu padaku.
" Baik bu."
Naina segera ke dapur dan membuatkan minuman dingin dan mengambil beberapa cemilan. Lalu segera membawa nya keluar, samar samar Naina mendengar percakapan mereka.
" Ohya tante, tadi itu siapa?" Tanya Clara.
Ibu terlihat kebingungan.
" Pengasuh Hasna."
" Oh, aku pikir istri Bagas."
" Tidak, dia pengasuh Hasna. Karena wajahnya mirip dengan istri Bagas jadi dia dipilih untuk mengasuh Hasna."
" Begitu."
" Iya.."
Ibu tersenyum ke arah Clara.
" Ohya, Tante Yuli. Ini ada titipan dari Mami, beliau berharap nanti malam Tante dan Om bisa datang untuk acara makan malam di rumah kami."
" Aduh, kenapa harus repot repot segala sih. Kami pasti akan datang. Terima kasih ya"
Ibu menerima paper bag yang di berikan Clara.
Naina bergegas mengantarkan makanan, dan minuman yang sedari tadi di bawa.
" Silahkan" Ucap Naina sopan, sambil menata minuman dan makanan di meja.
" Tante, dimana Hasna?. Boleh aku bertemu dengannya?."
Ibu melihat ke arah Naina, Seakan menyuruh untuk memberitahukan keberadaan Hasna.
" Hasna sedang menonton TV." Ucap Naina sambil tersenyum.
" Apa boleh aku menemui nya?, Aku ingin kenal dengan anak dari Mas Bagas." Ucap nya sambil tersenyum kearah Naina.
Ibu memainkan bola mata nya, memberi isyarat agar Naina mengiyakan permintaan Clara.
" Tentu." Naina masuk ke dalam, dan kembali bersama dengan Hasna.
" Hasna, bilang halo sama Tante." Ucap Naina.
" Hai, Tante.."
" Uhh, lucu sekali. Umur berapa dia?" Tanya Clara.
" 3 tahun setengah." Ucap Naina
" Naina, kamu siapkan makaan siang untuk tamu kita ya."
" Baik bu."
Terpaksa Naina meninggalkan Hasna yang langsung digendong Clara. Walaupun sebenarnya Naina enggan untuk meninggalkan Hasna karena tadi Ibu mengatakan kepada Clara bahwa Naina adalah pengasuh Hasna. bukan Ibu dari Hasna.
Rasa nya juga tidak mungkin Naina akan berdebat dengan Ibu, terutama didepan Clara.
" Makan siang di sini ya, aku akan menelpon Bagas. Agar dia makan siang dirumah juga."
" Benarkah,?" Antusias Clara.
" Kau sudah jauh jauh kesini. Rugi jika tidak bertemu dengan Bagas kan."
Wajah Clara terlihat memerah, seperti nya dia teramat menyukai keputusan Ibu.
Naina segera berjalan menuju dapur dan memasak makanan, untuk makan siang. Ibu memecat beberapa pelayan di rumah ini, dengan alasan tidak sanggup membayar gajinya. Jadilah Naina yang memasak setiap hari dibantu Bik Asih dan anaknya, Gea.
Setelah selesai, Naina dibantu Bik Asih dan Gea, Menata makanan di meja. Hingga Naina merasakan seseorang memeluk dari belakang.
" Mas., Tumben pulang?" Tanya Naina terkejut karena mendapati Bagas ada dirumah.
" Ibu menelpon jika, hari ini kau masak spesial untukku. Jadi aku pulang."
" Benarkah?" Naina pura pura terkejut.
Ada apa lagi ini?, jelas jelas Ibu yang menyuruhku memasak untuk makan siang Tamu. Tapi Kenapa Mas Bagas justru pulang karena Ibu mengatakan jika aku memasak makanan spesial untuk Mas Bagas?. sebenarnya apa yang sedang terjadi di sini. Batin Naina.
Tak lama kemudian, Ibu datang.
" Bagas, kemari."
" Ada apa bu?" Tanya Bagas yang menghampiri Ibu.
" Dengar, di luar ada anak Pak Danu. Dia akan makan siang disini. Kau jangan membuat malu Ibu."
" Tadi Ibu bilang, jika Naina masak spesial. Kenapa tiba tiba ada anak Pak Danu?" Tanya Bagas heran.
" Sudah, kamu diam saja. Sana cepat sapa dia."
Ibu mendorong Bagas, hingga mau tak mau. Bagas menemui Clara.
" Naina dengar. Jangan bicara macam macam saat makan siang nanti. Awas jika kau berani bicara macam macam."
" Bu.."
" Apa?" Ketus Ibu.
" Kenapa ibu bilang, jika aku adalah pengasuh Hasna. Kenapa ibu tidak mengatakan yang sebenarnya jika aku adalah istri Mas Bagas?."
" Kamu sudah gila ya. Jika Clara tau, Bagas sudah memiliki Istri, dia tidak akan mau dengan Bagas. Dan Pak Danu tidak akan membantu perusahaan Bagas. Kau harus tau itu. Hanya pak Danu satu satu nya harapan kita."
" Tapi bu.."
" Huuhhh, sudah diam. Ingat, jaga sikap. Jaga lisan. Jika kau tidak mau ku usir dari rumah ini sendirian. Hasna tetap disini." Ancam Ibu.
Naina terdiam, tak kala melihat Bagas datang sambil mengendong Hasna, dan Clara yang mengandeng tangan Bagas.
Naina terpaku melihat pemandangan itu, apa sebelumnya Bagas mengenal Clara. Rasanya jika mereka belum pernah saling mengenal tidak mungkin mereka langsung sedekat ini ketika pertama kali bertemu.
Naina ingin protes, tapi ancaman Ibu membuatnya terpaksa diam dan melihat pemandangan dimana suaminya sendiri dekat dengan wanita lain yang Naina sendiri tidak tahu dia siapa.
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...Jangan lupa...
...like...
...komen...
...vote...
...hadiah...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 284 Episodes
Comments
Pisces97
baca ulang melihat nasip naina jadi kesel lagi Thor
2023-10-15
0
Noni Kartika Wati
sebel liat karakter naina yg lembek mau aja dibabuin sama mertua
2023-01-10
2
Nona
inilah kebodohan menantu yg idiot sdh tau mertua salah malah dibiarkan takut juga dimiskinkan y, wanita yg punya prinsip klo salah siapa pun dia jgn biarkan dirimu ditindas sekalipun itu mertuamu intinya tak perlu menaruh rasa hormat pd mertua yg dzolim yg memperlakukan seorang istri dari anaknya seakan-akan sdh mati
2022-12-05
1