Naina lantas memikirkan tentang Bagas, ke mana dia apa yang sedang dia lakukan. Semua itu membuat Naina semakin yakin jika ada sesuatu dibalik sikap aneh keluarga. Hingga saat Naina tidak lagi mendengar suara Ibu dan Ayah mertuanya. Naina memutuskan untuk mendatangi kamar Nasya.
" Lebih baik aku tidur bersama dengan Nasya. Siapa tahu dengan memeluknya aku bisa sedikit melupakan prasangka ku kepada mereka."
Naina lalu berjalan dan menuju kamar Hasna. Namun Naina lagi lagi mendengar percakapan antara Ibu dan Ayah mertuanya. Karena penasaran Naina memberanikan diri untuk mendekat agar bisa mendengar lebih jelas apa yang sedang mereka bicarakan.
Dengan hati hati, Naina menuruni anak tangga.
" Sudah bapak diam saja, ini juga untuk kebaikan kita semua." Suara Ibu yang pelan namun masih bisa terdengar jelas oleh Naina.
" Tapi itu sama saja kita menyakiti Naina dengan membohonginya Bu."
" Ah Bapak ini. Ibuk yakin kalau Naina akan mengerti nantinya, lagipula jika Ibu mengatakan akan memisahkan dia dengan Hasna, pasti Naina tidak akan berkutik karena Ibu tahu Naina tidak akan mau berpisah dengan Hasna "
" Buk itu sudah keterlaluan. Kita tidak seharusnya bersikap seperti ini, bagaimanapun juga seharusnya kita memberitahu Naina yang sebenarnya. Dia itu istri Bagas buk. Menantu kita."
" Ah Bapak ini sama saja tidak bisa diajak untuk berkompromi."
Karena merasa Ibu akan pergi, Naina segera masuk ke dalam kamar Hasna.
" Apa yang sebenarnya Ibu sembunyikan dariku. Apa ini ada hubungannya dengan kepergian Mas Bagas?."
" Mama.."
" Lo Hasna kok belum tidur,?" Ucap Naina yang terkejut karena panggilan dari Hasna.
" Hasna tidak bisa tidur ma."
" Kemari. Biarkan Mama memeluk mu, siapa tahu dengan dipeluk bisa membantu Hasna untuk cepat tidur. Dan apakah Hasna tahu jika besok kita akan mengunjungi Nenek dan Kakek serta Tante Ika."
" Senang tapi Hasna juga sedih karena kita akan pergi tanpa Ayah."
Naina bisa merasakan kesedihan yang dirasakan oleh Hasna. Memang benar ini adalah kali pertamanya mereka akan berpergian jauh tanpa Bagas dan juga ini adalah kali pertamanya Bagas keluar kota tanpa memberitahu Naina ataupun Hasna dan juga tidak melakukan panggilan video sepanjang hari.
" Mungkin Ayah sedang sibuk, dan tadi Ayah mengatakan akan segera menyusul kita ke rumah nenek jika pekerjaan Ayah sudah selesai." Ucap Naina yang berbohong demi ketenangan sang buah hati.
" Mama tidak berbohong kan?"
" Tentu saja tidak sayang."
" Hmm, tapi..."
" Sudah Ayo sekarang kita tidur karena kita akan berangkat pagi hari ke rumah nenek dengan diantar mang Udin."
" Baiklah."
Malam itu, Naina tidur dengan memeluk Hasna.
Pagi hari nya, Naina melihat kegembiraan terpancar di wajah Ibu mertuanya saat melihat Naina dan Hasna sudah masuk ke dalam mobil dan siap untuk pergi. Hal itu tentu saja membuat Naina semakin merasa curiga jika memang ada sesuatu yang disembunyikan yang menyangkut kepergian Bagas.
" Bye nenek, kakek.." Ucap Hasna sambil melambaikan tangan ke arah Kakek dan Neneknya.
" Mang, apa mang Udin yang mengantarkan Mas Bagas kemarin?" Tanya Naina setelah mereka berjalan cukup jauh dari rumah.
" Tidak Non, semalam mang Udin hanya diperintahkan untuk mengantarkan non Naina dan juga non Hasna kembali pulang ke rumah orang tua non."
" Apa Ibu dan Bapak tidak mengatakan apa-apa lagi?, atau mengatakan sesuatu yang berkaitan dengan Mas Bagas?"
" Tidak non, memangnya ada apa apakah non dan tuan Bagas bertengkar?"
" Ah tidak, hanya saja kemarin Mas Bagas tidak berpamitan kepada ku jadi aku sedikit khawatir."
" Ah itu memang sudah biasa. Rasa khawatir memang selalu mewarnai setiap rumah tangga."
" Iya, mang Udin benar." Ucap Naina.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 5 jam dari kota Jakarta. Mereka akhirnya tiba dirumah sederhana milik keluarga Naina.
Kedatangan Naina dan Hasna disambut gembira oleh orangtua Naina.
" Mari masuk dulu mang Udin." Ucap Naina.
" Iya non."
" Maaf ya rumah nya sederhana." Ucap Naina.
" Nak, tumben kamu datang bersama Udin biasanya kamu selalu datang bersama Bagas?" Tanya Ibu ketika mengetahui Naina datang ke dapur untuk membantu menyiapkan minuman dan juga makanan untuk mang Udin.
" Mas Bagas tiba-tiba ada pekerjaan mendadak ke luar negeri bu, dan Bagas juga sudah sangat merindukan Ibu. Jadi Naina tidak bisa menunggu hingga Mas Bagas kembali dari luar negeri." Ucap Naina tersenyum berusaha menutupi kebohongan nya.
" Jadi apa Bagas akan datang ke sini nanti?" Tanya Bapak.
" Tentu saja, jika bukan mas Bagas yang menjemputku lalu siapa. Tidak mungkin kan mang Udin yang berada di sini selama beberapa hari kedepan untuk menemani Bagas dan juga Naina." Ledek Naina.
" Haha, iya ya benar juga. Ya sudah ayo bantu Ibu menyiapkan ini untuk mang Udin."
" Iya bu, ohya di mana Ika apakah dia masih belum pulang sekolah?"
" Tidak, Ika sedang berada di rumah temannya, yang mengatakan akan melihat pekerjaan jadi setelah adikmu lulus akan langsung bekerja." Ucap Ibu.
" Kenapa tidak kuliah saja Bu."
" Ah tidak perlu, kami sudah cukup merepotkanmu nak, Ika juga tidak mau saat ibu dan bapak mengatakan kepada Ika untuk melanjutkan kuliah saja. Dia selalu mengatakan ingin bekerja saja. Dan akan kuliah dengan biaya sendiri."
Naina hanya ber o ria.
" Non, mang Udin pamit ya." Ucap Manh Udin setelah beristirahat selama dua jam.
" Iya mang, hati hati dijalan."
" Iya. Saya permisi pak, buk."
Setelah mengantar kepergian mang Udin. Naina segera beristirahat dikamar yang dulu adalah miliknya.
Malam harinya..
" Nak, kau tidak sedang menyembunyikan sesuatu dari kami kan?" Tanya Ibu.
" Tidak bu, memangnya apa yang harus aku sembunyikan dari kalian." Ucap Naina berusaha tersenyum.
" Ya sudah, perasaan Ibu mengatakan Jika kamu sedang mengalami sesuatu."
" Ah tidak ada bu, Naina tidak merasakan apapun dia juga tidak terjadi apapun."
" Ya sudah, semoga saja yang kau katakan benar. Karena insting seorang ibu itu tidak pernah salah nak. Beberapa hari ini ibu selalu merasa ada sesuatu yang janggal dan pikiran itu selalu tertuju padamu dan juga Bagas."
" Ah ibu terlalu berlebihan." Ucap Naina.
" Nak, jangan segan untuk memberitahu Ibu jika kau sedang ada masalah dengan Bagas."
Naina hanya tersenyum. Bagaimana bisa dia menceritakan kepada sang Ibu, bahwa suami dan juga keluarganya seperti menyimpan sesuatu yang tidak ingin diketahui oleh dirinya. Mengingat dulu Ibu lah yang paling tidak setuju saat Naina menikahi pemuda dari ibukota.
" Ayo istirahat. Kamu pasti lelah kan?" Ucap Ibu.
Naina hanya tersenyum dan mengangguk. Lalu memilih untuk segera beristirahat.
Malam itu, walaupun Naina memejamkan mata, tapi hati dan pikirannya mencoba menerka-nerka apa yang sedang disembunyikan oleh keluarga suaminya itu.
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 284 Episodes
Comments
Pisces97
tau kenapa ibu diawal² tidak setuju kamu menikah dengan Bagas sudah punya feeling gk baik untuk mu naina tapi kamu nekat ya itulah akibatnya
kadang isting ibu tajam na
tapi kadang pilihan ibu juga salah
hanya kita² lebih berhati² memilih pasangan....
2023-10-15
0
Nona
makan tuh kebodohanmu suamimu sdh asyik dgn istri mudanya 😂
2022-12-05
0
Maya Khauw
Bagas penghianat 😤😤
2022-06-30
1