" Saya terima nikah dan kawinnya Clara Putri Wijayanto binti Danu kumara Wijayanto dengan mas kawin satu set perhiasan emas dibayar tunai."
" Bagiamana para saksi?, sah.?"
" Sah."
" Barokallah..."
Clara tersenyum bahagia, dia kemudian mencium punggung tangan dari laki laki yang kini resmi menjadi suaminya dimata agama.
Semua orang terlihat bahagia tapi tidak dengan Bagas. Dia justru terlihat tidak bahagia dengan pernikahan ini.
Bagaimana bisa dia akan berbahagia dengan pernikahan yang tidak pernah dia inginkan.
Kejadian sebelumnya...
Drrrttt drrrttt drrrttt
Ponsel Bagas berdering tepat setelah dia selesai melakukan pekerjaannya.
" Ibu, tumben sekali ibu menelpon. Pasti ada sesuatu." Ucap Bagas sebelum akhirnya dia memutuskan untuk mengangkat panggilan dari Ibunya.
" Halo Ibu?"
" Halo nak, kami sedang dalam perjalanan menuju restoran, kita akan malam malam bersama, jadi bersiaplah. Kami akan segera tiba di kantor mu."
" Apa, Kenapa begitu melihat aku aku bahkan tidak membawa pakaian ganti dan aku juga belum bersiap."
" Jangan khawatir, Ibu sudah membawakanmu baju ganti jadi kau bisa mandi di kantor setelah itu berganti pakaian dengan pakaian yang Ibu bawa."
" Baiklah."
Bagas mematikan teleponnya lalu bergegas mandi untuk bersiap.
" Hmm, kenapa mereka merencanakan makan makan malam bersama?, seperti ada sesuatu yang mengganjal. Tapi ya, semoga saja ini adalah kejutan yang menyenangkan." Ucap Bagas.
Tak beberapa lama kemudian Ibunya datang dan langsung menyerahkan pakaian kepada Bagas. Bagas sangat bersemangat karena dia pikir akan makan malam bersama dengan Naina juga. Karena Bagas tahu jika Hasna juga ikut.
" Ibu, dimana Naina?" Tanya Bagas saat mereka sudah berada di dalam mobil.
" Naina, Naina akan menyusul karena katanya dia ini menyiapkan sesuatu dulu." Ucap Ibu
" Oh.."
" Loh, mau kemana?" Tanya Ibu saat melihat Bagas keluar dari mobil.
"Aku ingin menjemput Naina. Dia pasti sudah menungguku."
" Tidak perlu, Ibu sudah menyuruh supir untuk menjemput Naina. Sudah ayo, sebelum kita terlambat.''
" Terlambat untuk apa?"
"Ibu dan bapak sudah memesan meja di restoran, jika terlambat maka meja itu akan diisi oleh yang lain. Maklum lah, Ibu baru saja mendapat voucher promo, jadi kalau tidak segera buat ini akan hangus."
" Pantas saja, Bagas pikir ada acara apa sebab Ibu tiba-tiba mengajak kami semua untuk makan malam. Ternyata karena sebuah voucher."
" Hehe, ya sudah ayo saja masuk." Ucap Ibu.
" Baiklah."
Bagas kemudian kembali masuk dan duduk di kursi tengah bersama dengan Hasna, dan memangku putri kesayangannya.
" Hai anak ayah, cantik banget sih."
Hasna tersenyum dan langsung memeluk Bagas.
" Buk, apa ini tidak keterlaluan kita sudah membohongi Bagas." Bisik Bapak saat Ibu sudah duduk dikursi sebelah Bapak.
" Stt, sudah Bapak diam saja. Ini juga demi kebaikan kita bersama."
" Huft.."
Bapak memandangi Bagas dan juga Hasna yang sedang bercanda tawa melalui kaca spion sebelum akhirnya melajukan kendaraannya. Bukan menuju Mall melainkan menuju rumah Pak Danu. Ya, malam itu Ibu terpaksa membohongi Bagas agar Bagas mau ikut hadir dalam acara makan malam di rumah Pak Danu.
" Pak, ini bukan arah menuju Mall?" Ucap Bagaa saat mobil mulai memasuki jalan menuju kawasan elit.
" Emmm itu..."
"Bagas diamlah. Kau akan tau nanti, ini pasti akan menyenangkan." Ucap Ibu.
" Tapi, bagaimana dengan Naina. Apa dia sudah berada di sana?. Aku harus menghubunginya dan memastikan bahwa dia ada disana."
" Ah tidak perlu." Cegah ibu.
" Kenapa?"
" Karena...., karena kita sudah sampai."
" Ibu ini dimana?" Ucap Bagas saat turun dari mobil dan mendapati mereka tengah berada di luar rumah yang sangat megah dan mewah.
" Kita dirumah Pak Danu." Ucap Bapak.
" Apa, rumah Pak Danu?, bukankah tadi mengatakan kita akan makan malam di restoran?"
" Maafkan Ibu Bagas, Ibu terpaksa membohongimu agar kamu mau ikut bersama kami untuk menghadiri undangan makan malam dari keluarga Pak Danu."
" Astaga Ibu. Kenapa Ibu membohongi ku. Lalu, dimana Naina?"
" Naina..."
" Naina tidak mau ikut, dia bilang ingin beristirahat aja di rumah." Ucap Ibu yang langsung memotong pembicaraan dari Bapak.
" Bu.." Panggil Bagas.
" Sudah ayo cepat kita masuk, kita sudah sangat terlambat."
" Ayo ayah, Hasna sudah tidak sabar lagi untuk mendapatkan boneka beruang besar seperti yang tante Clara janjikan." Rengek Hasna
" Lihat, bahkan Hasna sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Clara. Clara itu sungguh bisa mengambil hati Hasna ya.."
" Ibu.."
" Baiklah baik. Ibu minta maaf karena Ibu telah membohongimu tapi ini juga demi kebaikan kita bersama. Ibu mohon Bagas. Dan Ibu yakin Naina akan baik baik saja."
Dengan terpaksa Bagas masuk dan mengikuti acara makan malam. Tanpa Bagas duga. Itu bukan sekedar acara makan malam, tapi juga membahas perihal pernikahan Bagas dan Clara.
Belum sempat Bagas angkat bicara, ponsel nya berdering. Bagas segera pamit undur diri untuk mengangkat telepon itu.
Bagas sangat senang karena ternyata Naina yang menelponnya. Tapi, Bagas lagi-lagi harus kecewa karena sang Ibu merampas paksa ponselnya saat Bagas tengah berbicara dengan Naina.
" Ibu..." Pekik Bagas.
" Dengar, nasib perusahaan dan juga nasib keluarga kita bergantung pada keputusan makan malam malam ini. Jadi Ibu harap kamu dapat menjaga sikap."
" Tapi bu."
" Sudah diam, dan lakukan apa yang Ibu perintahkan. Untuk sementara ponselmu Ibu pegang sampai semuanya sudah jelas."
Ibu langsung berjalan menjauh meninggalkan Bagas yang terlihat kesal.
Naina, semoga kau baik-baik saja. Dan semoga saja kau tidak berpikiran negatif kepadaku. Batin Bagas.
Sepanjang pembahasan yang dilakukan 2 keluarga itu, Bagas sama sekali tidak tertarik. Dia hanya mengiyakan dan sesekali mengangguk.
Pikiran nya tertuju pada Naina. Bagas tidak menduga jika diamnya itu adalah suatu kesalahan yang besar.
Bahkan saat Bagas diminta menandatangani surat perjanjian, dia tidak membaca isinya karena pikirannya tertuju pada Naina.
Bagas tidak tahu, bahwa isi surat itu adalah persetujuan pernikahan. Dan sebagai balasannya. Pak Danu akan membuat perusahaan Bagas kembali normal.
" Terima kasih ya nak, karena sudah mau menikah dengan Clara." Ucap Ibu saat mereka dalam perjalanan.
" Tunggu, apa?"
" Ya nak, bukankah kau tadi sendiri yang mengatakan bersedia untuk menikahi Clara, Bapak juga sangat bahagia akhirnya kamu dapat mengucapkan sendiri tanpa kami paksa." Imbuh sang ayah.
" Tunggu, ini pasti salah paham. Aku, Aku tidak ingin menikah lagi, aku sudah menikah dengan Naina."
" Tapi, kau sendiri yang mengatakan bersedia nak, jadi pernikahan kalian sudah diatur dalam 2 hari kedepan."
" Apa, tidak. Tidak mungkin, Pak kita harus kembali ke rumah Pak Danu dan menjelaskan kesalahpahaman ini."
" Semua tidak ada salah paham, semuanya sudah jelas. Dan lihatlah ini. Pak Danu sudah membuat perusahaan keluarga kita kembali normal bahkan beliau juga menginvestasikan banyak di perusahaan kita."
Bagas mengambil surat dokumen yang diberikan oleh Pak Danu
Ya Tuhan, apa yang sudah aku lakukan. Sepanjang pembicaraan itu aku terus memikirkan Naina. Aku telah melakukan kesalahan besar. Bagaimana aku akan memperbaiki kesalahanpahaman ini?.
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 284 Episodes
Comments
Sri Watigustami
basar laki2 goblok
2024-09-16
0
Pisces97
Bagas bodoh !!!
laki² punya hati lembut emang mudahh diperdaya dibohongi
kayak mantan pacar ku terlalu baik semua orang sama perempuan sampai² tega menyakiti ku
orang lembut lebih bahaya Jika sudah menyakiti....
2023-10-15
0
Lena Sari
laki-laki bodoh kau Bagas,harga dirimu d jual demi perusahaan....jd lah perempuan kuat,hebat naina..semoga bahagia menantimu.
2023-01-23
1