Sepanjang pagi hingga siang dua insan itu masih berpadu dalam melodi.
" Mas, kau sangat brutal." Ucap Clara ketika mereka telah bermain kesekian kalinya.
" Aku hanya mengimbangi permainan mu." Ucap Bagas.
Clara tersipu malu. Lalu berjalan tertatih tatih menuju kamar mandi. Bagas tersenyum dan langsung membopong tubuh Clara ke kamar mandi.
Ya. Permainan itu telah membuat Bagas langsung jatuh cinta pada Clara. Bagaimana tidak, permainan Clara dapat memuaskan Bagas. Kepuasan hakiki yang tidak pernah dia rasakan saat bersama dengan Naina.
" Terima kasih mas." Ucap Clara sambil memeluk Bagas dari belakang ketika mereka sudah selesai mandi.
" Sama sama. Clara, bolehkah aku menemui Naina dan Hasna?"
" Tentu." Ucap Clara santai.
" Benarkah?, kau tidak marah?"
" Tidak. Dia juga istrimu kan. Lagipula aku harus mengistirahatkan milikku setelah kau gempur berkali-kali." Pekik Clara.
Bagas tersenyum dan melvmat bibir Clara. Sebelum akhirnya Bagas berkendara untuk menjemput Naina.
" Assalamualaikum.."
" Walaikumsalam.."
" Ehh nak Bagas. Kapan sampai nya nak?" Ucap Ibu.
" Barusan bu."
" Ayo masuk."
" Naina sedang mengajak Hasna ke taman." Ucap Ibu sambil mempersilahkan Bagas untuk duduk.
" Sudah lama?" Tanya Bagas.
" Ya lumayan. Mungkin sebentar lagi mereka pulang." Ucap Ibu. Bagas hanya mengangguk-anggukan kepala.
" Gimana kerjaan nya?, Lancar?"
" Iya Alhamdulillah lancar bu."
Tak beberapa lama kemudian, Bagas mendengar suara deru motor matic yang semakin mendekati rumah.
" Itu mungkin mereka." Ucap Ibu.
Bagas menghela nafas panjang untuk menetralisir rasa gugupnya.
" Ma, bukankah itu mobil Ayah?" Ucap Hasna saat mereka baru saja tiba di depan rumah.
" Iya." Ucap Naina yang bingung dengan perasaannya sendiri. Haruskah dia bahagia atau marah karena kedatangan Bagas.
.
" Ayah..," Hasna langsung berlari masuk dan memeluk Bagas.
" Hai sayang.."
" Assalamualaikum.." Ucap Naina dan Ika.
" Walaikumsalam." Ucap Bagas dan Ibu bersamaan.
" Mas.."
" Nai.."
Naina segera mencium punggung tangan Bagas. Baags menatap Naina sendu.
Jika saja di sana tidak ada Ika dan juga Ibu. Bagassudah memeluk Naina.
" Mas sendirian?" Ucap Naina memecah kecanggungan di antara mereka.
" Iya, memangnya kamu ingin Mas datang bersama dengan siapa?"
" Hehe, ya kali aja Bapak dan Ibu juga ikut."
" Tidak, Mas langsung pulang ke sini ya begitu pekerjaan Mas selesai."
" Nai, biarkan suamimu istirahat." Ucap Ibu.
" Tentu bu."
Naina mengkode agar Bagas mengikuti nya ke kamar. Bagas berjalan sambil mengendong Hasna.
" Istirahat Mas sementara aku akan membantu ibu untuk menyiapkan makan siang." Ucap Naina.
" Nai.." Panggil Bagas saat Naina akan keluar dari kamar.
Naina menoleh. Bagas menurunkan Hasna dan langsung menghampiri Naina.
Cup
Bagas mencivm bibir Naina.
" Maaf, karena beberapa hari ini aku tidak bisa menghubungimu karena ponselku mati."
" Beristirahat lah mas. Kita bicarakan ini nanti. Temani saja Hasna. Dia sangat merindukanmu." Ucap Naina sambil melihat ke arah Hasna.
Naina keluar kamar dan bergegas menuju dapur untuk membantu ibu dan Ika menyiapkan makanan.
Setelah semuanya siap, Naina membuka pintu kamar dan mendapati Hasna dan Bagas sedang bercanda tawa.
Naina bahagia melihat Hasna bisa kembali tersenyum.
Namun, saat melihat Bagas, entah kenapa Naina merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh Bagas. Mengingat Bagas datang tidak membawa apapun.
Karena jika memang Bagas pulang dari luar negeri langsung datang ke sini harusnya Bagas juga membawa koper.
" Eh ada mama, mama yuk main sama kita." Ucap Hasna
" Boleh, tapi sebelum itu ayo kita makan siang karena ini sudah lewat dari jam makan siang."
" Hasna ingin digendong Ayah."
" Baiklah tuan putri, Ayo hamba akan mengantar tuan Putri ke meja makan." Ucap Bagas yang menirukan suara pelayan kerajaan.
Hasna tersenyum dan langsung memeluk Bagas. Dan mulai berjalan keluar kamar.
Cup
Bagas kembali mencivm bibir Naina ketika Bagas berjalan melewatinya.
Di meja makan, Bagas berusaha bersikap seperti biasanya. Dia tidak boleh menunjukkan gelagat mencurigakan. Walaupun Bagas tahu bahwa sepanjang di meja makan Naina terus saja melihat ke arah dirinya.
Hingga setelah makan siang selesai Bagas kembali ke kamar dan menidurkan Hasna.
" Mas.." panggil Naina saat dia baru saja masuk ke dalam kamar.
" Iya?"
" Koper mas dimana?, bukankah tadi Mas mengatakan langsung datang ke sini dari luar kota?"
"Koper mas ada di apartemen Anton. Mas keluar kota bersama dengan Anton. Dari bandara mengantar Anton dan beristirahat sebentar. Lalu langsung kesini."
" Seperti itu.."
Bagas tersenyum dan memeluk Naina.
" Istirahat yuk, besok baru kita kembali ke Jakarta."
" Secepat itu?"
" Perusahaan mas baru saja mendapatkan bantuan dana, jadi mas tidak boleh berlama-lama meninggalkan perusahaan karena itu bisa membuat Citra perusahaan dimata rekan bisnis menjadi buruk." Ucap Bagas sambil mencivm leher Naina.
" Mas, Kenapa beberapa hari ini kau tidak berusaha untuk menghubungiku?" Tanya Naina.
" Maaf sayang, mungkin Ibu lupa menyampaikan pesanku kepadamu."
" Pesan apa?"
" Pesan...." Bagas menggantung ucapannya dia sepertinya sedang mencari kata-kata yang pas agar tidak menimbulkan pertanyaan bagi Naina.
" Pesan kalau Mas sedang menghadiri pesta pernikahan teman Mas?" Ucap Naina.
" Ya itu."
Naina tersenyum pilu.
Mas. Kenapa aku merasa kamu menyembunyikan sesuatu dariku?. Kenapa aku merasa bahwa kamu telah membohongiku. Apa mungkin ini karena aku yang terlalu khawatir. Dan juga, mungkin aku marah karena kau tidak menghubungiku jadi aku berpikiran negatif kepadamu. Batin Naina.
Bagas berjalan menuju pintu dan menguncinya. Lalu menatap Naina
" Mas mau apa?" Tanya Naina saat Bagas sudah berada didepannya.
" Mas merindukanmu.."
Bagas langsung mencivm bibir Naina. Naina masih tidak merespon.
Bagas terus melvmat bibir Naina, tangannya masuk kedalam baju yang dikenakan Naina.
" Mas...." Naina memegang tangan Bagas, saat Bagas sudah menemukan dua harta karun di dada Naina.
" Aku menginginkan mu Nai, Apa kau tidak tahu betapa aku merindukanmu selama beberapa hari ini." Bisik Bagas.
Naina akhirnya melepaskan tangan nya, membiarkan Bagas mer3mas apa yang dia temukan.
Masih dalam posisi bercvmbv. Bagas dengan perlahan membaringkan tubuh Naina di sofa.
Bagas melepaskan semua pakaian Naina. Naina ingin menolak, tapi sentuhan Bagas membuatnya tidak berdaya. Naina memejamkan mata, menikmati sentuhan demi sentuhan Bagas hingga membuat nya benar benar sangat basah.
Melihat Naina yang sudah terbuai. Bagas meninggalkan pakaiannya, dan mulai menjelajah hutan milik Naina.
Ditengah tengah permainan mereka, Naina membuka mata dan terkejut saat mendapati dada Bagas penuh dengan tanda merah.
" Mas, ini kenapa?"
Bagas yang tengah membajak sawah tiba-tiba berhenti. Dia juga terkejut melihat tanda merah di dada nya.
Ini pasti ulah Clara. Tapi kenapa aku tidak menyadarinya. Batin Bagas.
" Mas kenapa diam?"
" Mas akan jelaskan setelah kita selesai." Ucap Bagas yang langsung menaikkan ritme permainan. Membuat Naina kembali memejamkan mata.
" Mas...." Pekik Naina saat mengetahui permainan Bagas semakin cepat dan brutal
" Ya sayang, apa kau menikmatinya?"
" Hmm..." Ucap Naina dengan mata tertutup.
" Ini adalah bukti cinta ku sayang" Ucap Bagas sambil terus mempercepat proses pembajakan sawah.
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 284 Episodes
Comments
Pisces97
jijik aku dengan kelakuan Bagas padahal sudah sepanjang hari sama Clara bersenang² terus naina digarap juga
kalau jadi naina jijik sumpahh 😏
2023-10-16
0
美葵花
naina terlalu bodoh
2022-07-25
0
ifki...
lelaki apa kek gini haha 😒
2022-07-14
0