Naina kembali ke dapur, dan meminta Bik Asih untuk membantu membereskan makan malam yang sudah di siapkan.
" Lo, kenapa tidak dimakan?"
" Mereka sedang makan di luar Jadi kita akan menyimpan yang bisa disimpan selebihnya bawalah untuk makan bersama dengan pelayan yang lain." Ucap Naina.
" Biar saya saja nyonya, Nyonya silakan istirahat saja Nyonya pasti capek karena telah memasak begitu banyak menu makan malam hari ini." Ucap Bik Asih saat Naina hendak mencuci piring kotor.
" Hmm, benar hari ini aku sangat lelah terutama hatiku." Ucap Naina yang langsung beranjak dari dapur dan menuju kamar.
Naina terus saja memandangi jam dinding didalam kamar. Berharap mendengar suara deru mobil dari Suami dan juga Ayah mertuanya.
Namun, hingga jarum jam menunjukkan pukul 10 malam, Naina masih tidak mendengar suara mobil yang memasuki halaman rumah.
Naina akhirnya tertidur karena lelah menunggu mereka pulang. Hingga, entah pukul berapa, Naina merasakan parfum Bagas yang berbaring di samping nya dan memeluk dari belakang.
" Mas, kau sudah pulang. Dimana Hasna" Ucap Naina setengah sadar.
" Hasna sudah tidur, sekarang kembali lah tidur."
Rasa kantuk yang berat, membuat Naina tidak bisa menanyakan kepada Bagas apa yang terjadi, hingga dia bisa makan malam dirumah Pak Danu bersama dengan Ayah dan Ibu serta N
Hasna.
Keesokan hari nya, ada yang janggal. Bagas sudah tidak ada di kasur, dan tidak ikut sarapan.
Saat Naina bertanya kepada Ibu, beliau hanya menjawap, jika Bagas pergi ke luar kota.
" Kenapa Bagas pergi keluar kota, tanpa memberitahu ku." Lirihku.
Karena tidak ingin terus berfikir negativ. Akhirnya ku putuskan untuk menghubungi Bagas.
Naina segera kembali masuk ke dalam kamar dan mencari ponsel. Naina menekan tombol dial dan menelepon Bagas.
Tut..tut...
Tersambung, namun tidak ada jawapan.
" Kemana Mas Bagas, tumben dia mengabaikan panggilanku, hingga lima kali."
" Nai..." Panggil Ibu.
" Ya bu.."
Naina meletakan ponsel, dan segera menemui Ibu.
" Ada apa bu?."
" Ini sayur dan buah, tolong kamu cuci dan masukan ke dalam kulkas ya. Ibu ada urusan sebentar."
Naina mulai mencuci dan menata beberapa sayur dan buah ke dalam kulkas.
" Emm, Bik. Memang tadi Mas Bagas pergi jam berapa?" Tanya ku pada Bik Asih.
" Kalau tidak salah, sekitar jam 5 non. Kenapa"
" Jam 5. Ah, tidak apa apa bik. Bapak bawa koper?"
" Bawa non."
" Besar atau kecil?"
" Yang biasa di bawa bapak kalau berpergian."
" Oke, makasi ya bik."
" Sama sama."
Aku segera kembali ke kamar, dan membuka lemari pakaian Bagas. Ternyata Bagas banyak membawa pakaian santai, jas dan kemeja.
" Hmm, seperti nya akan lebih dari dua hari."
Naina menutup kembali lemari pakaian Bagas. Dan mendengar suara mobil dari Ayah mertua nya.
" Bapak, tumben pulang?" Tanya Naina heran.
Karena biasa nya beliau tidak pernah pulang saat jam makan siang.
" Ya, bapak sedang mengurus sesuatu, jadi sekalian saja bapak makan siang di rumah."
" Ohya, bapak tau, Mas Bagas pergi kemana?"
Naina melihat Ayah mertuanya seolah-olah ingin berkata sesuatu, namun diurungkannya.
" Bapak tidak tahu." Ucap Akbar.
" Seharusnya kami pergi mengunjungi orang tua ku, besok. Sudah tiga bulan Naina tidak mengunjungi orang tua Naina pak. Dan Mas Bagas yang pergi tanpa memberitahu, sedikit membuat kecewa." Ucap Naina sedih.
" Mungkin dia buru buru dan tidak tega untuk membangunkan mu. Coba nanti kau hubungi dia lagi."
" Baiklah."
Naina akhirnya menyiapkan makanan untuk Ayah mertua dan juga Hasna.
Setelah nya, Naina kembali ke dalam kamar dan meraih ponsel. Berharap akan ada pesan dari Bagas.
Namun, hingga malam, tak ada kabar dari Bagas. Naina mencoba tetap berfikir positif. Hingga suara ketukan pintu menyadarkan Naina dari lamunan.
Tok
Tok
Tok
" Nai.."
" Itu Ibu?" Gumam Naina.
" Iya bu.."
" Keluarlah, ada yang ingin Ibu bicarakan."
Ceklek..
Naina membuka pintu,
" Ada apa bu?"
" Kemari lah."
Ibu menuntun Naina untuk ikut bersama nya, dan duduk di ruang keluarga. Disana ternyata sudah ada Ayah mertua.
" Maafkan Ibu ya. Mungkin akhir akhir ini, sikap Ibu kurang menyenangkan bagi mu."
Naina tersenyum kecut. Pasalnya Naina mendengar permintaan maaf dari Ibu seperti ada sesuatu yang sedang direncanakan.
" Tidak apa apa bu, aku tahu, Ibu sedang risau memikirkan perusahaan dan juga keuangan yang tidak stabil."
" Ya, kau benar. Ibu seperti melampiaskan kekesalan Ibu pada mu. Kau mau memaafkan Ibu kan?"
" Tentu bu, Naina akan selalu memaafkan Ibu. Bagaimana pun juga, Ibu adalah Ibu dari suamiku yang harus selalu Aku hormati."
Kami saling berpelukan sebentar.
" Ohya, bapak bilang besok kamu akan berkunjung ke rumah orang tua mu?"
" Iya bu. Seharusnya aku dan Mas Bagas akan mengunjungi orang tua ku besok. Kami sudah hampir 3 bulan tidak datang. Tapi, karena Mas Bagas masih di luar kota. Jadi biarlah Naina pulang setelah Mas Bagas datang."
" Ah tidak usah menunggu Bagas datang." Ucap Ibu dengan cepat. Membuat Naina mengkerut kan dahinya.
" A.., emmm.. maksud Ibu, jika kau memang ingin pulang besok. Pulang saja, tidak apa apa. Biar Pak Udin yang mengatarkan mu."
" Tidak bu, sebaiknya aku menunggu Mas Bagas saja. Tidak enak jika Naina pergi tanpa Mas Bagas dan juga tanpa izin dari Mas Bagas."
" Eh, tidak apa apa. Jangan di tunda lagi. Kasihan kan Ibu dan Ayahmu. Mereka mungkin merindukan kamu, terutama Hasna." Ucap Ibu yang semakin membuat Naina merasa ada sesuatu yang disembunyikan.
"Tapi Naina harus minta ijin dulu pada Mas Bagas bu."
" Bagas sudah mengijinkan."
" Darimana Ibu tahu?"Naina mengkerutkan dahi.
Ayah mertua terlihat menepuk dahi nya. Ibu menjadi salah tingkah
" Emm maksud Ibu, Bagas pasti mengijinkan nya. Benar kan Pak?"
Ibu melihat ke arah Bapak. Bapak tersenyum.
" Benar Naina, pulanglah, tidak apa apa. Orang tua mu juga pasti mengharapkan kedatangan mu. Soal Bagas, biar Bapak bicara dengan nya" Ucap Bapak.
" Tapi Pak.."
" Sudah, ayo cepat bersiap. Besok pagi, pak Udin akan mengantarkan mu. Ohya, barang barang Hasna, sudah Ibu bereskan."
Ibu mendorong Naina, dan membuat Naina masuk ke dalam kamar.
Naina sedikit terkejut, tidak biasa nya Ibu seperti ini. Apalagi Ayah. Biasanya Ibu lah yang sangat susah saat kami minta ijin untuk pulang ke rumah Naina. Dan sekarang Ibu terkesan memaksa Naina untuk keluar dari rumah ini.
Sebenarnya ada apa? Apa yang terjadi? Apa mereka menyembunyikan sesuatu dariku?. Batin Naina.
Semua yang terjadi hari ini benar-benar membuat Naina menjadi menaruh prasangka buruk pada keluarga suami nya sendiri.
" Aku harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi." Lirih Naina.
Saat Naina hendak membuka pintu, dia mendengar..
" Buk, apa tidak masalah?. Bapak merasa bersalah pada Naina."
" Sudah Bapak diam saja."
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 284 Episodes
Comments
Pisces97
inilah akibatnya mertua ikut campur rumah tangga anak dan mantu
2023-10-15
0
ATIN Supriatin
koplo banget mertua sama suami bohong nayna.. kasihan banget nasib mu
2022-06-24
0
Hanipah Fitri
seorang mertua yg ikut campur dgn rumah tangga anaknya
2022-06-23
1