Sepanjang malam, Naina tidak bisa tidur, dia terus memikirkan siapa yang meninggalkan jejak di tubuh Bagas.
Bagas berdalih bahwa itu adalah alergi. Tapi sejauh yang Naina tahu, Bagas tidak punya Alergi.
Dan Naina yakin jika itu adalah bekas civman. Naina terus memandangi wajah Bagas sambil menerka nerka apa yang dilakukan Bagas selama beberapa hari ini. Mungkinkah dia berselingkuh?.
Pagi harinya, mereka dalam perjalanan pulang ke Jakarta.
" Sayang, jika kau lelah atau ingin istirahat, katakan saja." Ucap Bagas
" Yang seharusnya berkata begitu adalah aku Mas Yang butuh istirahat kamu. Kamu kan yang menyetir."
Bagas tersenyum dan menatap Naina. Ada rasa sakit dalam diri Bagas saat melihat senyum Naina.
Aku harus tetap tenang agar Naina tidak curiga. Batin Bagas.
Bagas memilih menepikan mobilnya ke sebuah taman di perbatasan Tasikmalaya dengan Jakarta, setelah berkendara lebih dari 3 jam.
" Mama, apa kita sudah sampai?, kenapa kita berhenti?" Tanya Hasna yang terbangun.
" Ayah sedang lelah. Jadi kita harus beristirahat sejenak."
Bagas keluar lebih dulu sebelum mengambil Hasna dari pangkuan Naina.
Taman kota yang indah, ada berbagai macam permainan serta bunga-bunga indah berbagai macam warna dan sedang bermekaran.
" Apa Hasna boleh main?"
" Tentu saja sayang."
Bagas segera menemani Hasna bermain. Intan melihat ke sekeliling, tenggorokannya meronta ronta ingin dibelikan minuman segar.
"Mas, aku akan memesan makanan dan minuman. Mas mau apa?"
" Apa saja."
" Oke."
Naina mulai berjalan ke arah deretan pedagang disekitar taman.
Naina memutuskan untuk memesan Mie ayam dan es teh.
Naina juga membeli kentang goreng dan juga roti bakar kesukaan Hasna.
" Tolong di antar ke sana ya Pak." Ucap Naina sambil menunjuk ke arah Bagas yang tengah duduk sambil mengawasi Hasna bermain.
" Siap."
" Ohya, ini uangnya."
" Terima kasih non, saya akan segera menyiapkan pesanan nya dan mengantarkannya ke sana."
" Kalau begitu saya tunggu ya.."
" Iya."
Naina berjalan sambil membawa kentang goreng dan roti bakar yang telah selesai lebih dulu.
" Mama.."
Hasna langsung berhenti bermain begitu dia melihat Naina membawa makanan kesukaannya.
Dan tidak lama kemudian makanan yang dipesan oleh Naina tiba.
Mereka menyantap makanan itu bersama-sama.
Setelah Bagas merasa istirahat mereka sudah cukup, Bagas mengajak Naina dan Hasna untuk melanjutkan perjalanan.
Dua jam kemudian....
Mobil memasuki kawasan perumahan mewah yang ada di Jakarta pusat.
Perumahan Citra Indah.
Rumah Bagas tidak jauh dari pintu masuk perumahan itu hanya berjarak beberapa meter saja.
" Nenek..."
Hasna langsung berlari kearah Ibu Bagas yang saat itu berada diluar rumah..
" Mas, Apa kau yang memberitahukan ibu jika kita akan pulang hari ini?"
" Tidak, bukankah Mas sudah mengatakan kepadamu jika Mas langsung ke rumahmu begitu Mas menyelesaikan pekerjaan Mas. Ya mungkin saja, Ibu mempunyai firasat bahwa kita akan pulang hari ini karena itu Ibu sudah menunggu kita di luar rumah." Ucap Bagas santai.
Naina segera turun, membantu Bagas membawa masuk barang barang milik nya dan Hasna.
" Bu.."
Seperti biasa, begitu Naina turun dia langsung menghampiri dan menyalami ibu mertuanya itu.
" Bagaimana kabar mu?, Apa kau bahagia tinggal bersama orang tuamu?"
" Tentu bu, rasa rinduku sudah terobati sekarang." Ucap Naina tersenyum..
" Kau bisa mengunjungi ibumu kapanpun kau mau, tidak perlu menunggu Bagas lagi. Karena Ibu rasa setelah ini Bagas pasti akan sering ke luar negeri."
Ucapan Ibu tentu saja menciptakan tanda tanya yang besar dalam pikiran Naina.
Sedangkan Bagas terlihat menatap Ibunya seolah ingin berkata 'kenapa mengatakan hal itu kepada Naina'.
Bagas kemudian segera mengajak Naina masuk kedalam sebelum Naina menanyakan hal mengenai dirinya.
" Masuk yuk, mas sangat lelah. Mas sangat lelah." Ucap Bagas.
Naina ngangguk walaupun sebenarnya dia ingin bertanya kenapa setelah ini Bagas akan sering keluar kota. Bukankah perusahaannya sudah mulai membaik, seharusnya Bagas tidak akan pergi ke luar negeri lagi.
Naina yang berniat mengambil segelas air untuk Hasna, tidak sengaja mendengar percakapan antara Bagas dan ibu mertuanya
" Bu, apa yang Ibu lakukan. Kenapa Ibu mengatakan hal itu kepada Naina. Jika Naina curiga bagaimana?"
" Ya maaf, tadi Clara kesini dan mengatakan jika dia merindukan dirimu, Clara juga akan mengajakmu berbulan madu."
" Aku sudah berbulan madu. Aku tidak akan berbulan madu lagi." Pekik Bagas
" Sttt, pelankan suaramu." Bisik Ibu.
" Ibu, tidak bisakah Ibu membantuku untuk membujuk Clara, setidaknya bantu aku agar aku mempunyai waktu lebih banyak bersama Naina dan juga Hasna."
"Ibu juga merasa kasihan kepada Naina, tapi Ibu bisa apa?. Kita tidak bisa menentang keinginan Clara. Bagaimana pun juga kalian baru saja menikah. Jelas saja Clara ingin menghabiskan waktu lebih banyak dengan mu."
" Jika Ibu memang kasihan kepada Naina, Kenapa Ibu tega menyuruh Bagas untuk menikahi Clara. Aku sama sekali tidak mencintainya Bu,"
" Bohong jika kamu tidak mencintai Clara. Clara bilang kalian menikmati bulan madu kalian. Kau bahkan menggempur Clara sebelum kau menjemput Naina."
Bagas terdiam. Tiba tiba dia teringat pergulatan nya dengan Clara. Tanpa sadar Bagas tersenyum.
" Ehem."
" Sudahlah. Bagas harap Ibu mau membujuk Clara agar membiarkan Bagas tetap berada di sini bersama Naina dan Hasna."
" Kamu minta ijin sendiri sama Clara. Dia kan istri kamu."
Setelah mengatakan itu, ibu segera masuk ke dalam meninggalkan Bagas yang semakin merasa frustasi dengan kenyataan hidup yang sedang terjadi.
Disisi lain ada Naina dan Hasna. Sisi lain, jiwa ke laki-laki an nya mulai mencintai Clara.
Naina berusaha menajamkan pendengarannya. Namun dia hanya dapat mendengar mereka membahas sesuatu tentang Bagas, Clara dan pernikahan.
Naina melihat Bagas seperti sedang dilema. Naina berniat untuk menghampiri Bagas. Namun niatnya batal karena mendengar suara teriakan dari kamar Hasna.
" Mama...."
Naina segera kembali ke kamar Hasna.
" Hasna kenapa berteriak?" Tanya Naina.
" Mama mana minumnya, bukankah mama bilang akan mengambilkan Hasna air?"
" Astaga Mama lupa sayang. Sebentar yaa.."
Bagas mendengar percakapan itu, lalu bergegas masuk sebelum Naina keluar.
Ceklek...
Pintu kamar Hasna terbuka, Bagas masuk membawa air minum untuk Hasna.
Setelah Hasna meminum air yang diberikan Bagas. Dia kembali berbaring dan memejamkan mata.
Bagas dan Naina saling menatap. Setelah memastikan bahwa Hasna sudah terlelap. Bagas mengajak Naina masuk ke dalam kamar.
" Mas.."
" Ya?"
" Bukankah Mas tadi bilang jika mas lelah?. Kenapa tidak beristirahat saja?" Ucap Naina saat melihat Bagas hanya berdiri di depan pintu.
Bagas kemudian mengajak Naina untuk menemaninya tidur.
Jika Naina pergi mengambil air sejak tadi. Apa Naina mendengar percakapan antara aku dan Ibu?.
Mas Bagas. Sebenarnya apa yang sedang kalian bicarakan. Clara, pernikahan. Apa hubungannya dengan mas.
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
......................
......................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 284 Episodes
Comments
Pisces97
pantas naina pinta pisah dengan Bagas beda dengan Kamila lebih bertahan dengan Andre dari kelakuan lebih buruk Bagas 😂😂😂
2023-10-16
0
Narti Prasetya
suaminya keterlaluan masak disuguhin yg begituan langsung berpaling kasian naina
2022-10-02
0
teh othin
semangat kak
2022-07-04
0