Naina berusaha melihat dari dalam kaca rumah.
Sayangnya pintu pagar yang yang tinggi itu tidak dapat menunjukkan apa yang sedang terjadi di dalam sana.
" Cari siapa?" Tanya seorang wanita berpakaian olahraga, yang mungkin salah satu dari penghuni perumahan itu.
" Ah, aku sedang mencoba mencari rumah temanku Luna. Dan aku tidak yakin apakah benar ini rumahnya atau tidak, Aku ingin memencet bel tapi aku takut jika aku salah rumah."
" Luna?"
" Iya Luna. Aku mendapatkan alamatnya kemarin, dia mengatakan bahwa dirinya tinggal di perumahan Graha Indah. Aku hanya tidak ingat tepatnya rumahnya di blok berapa. Dia hanya mengatakan jika rumahnya berwarna biru dan abu-abu."
Naina berusaha mengatakan semua itu dengan tenang agar seseorang yang yang mungkin seumuran dengan Ibu Mertuanya itu tidak curiga tentang dirinya yang terus mencoba melihat ke arah dalam rumah melalui celah-celah pagar.
" Saya rasa rumah ini bukanlah rumah teman yang ada maksud kan tadi, siapa namanya Luna."
" Begitu ya, Tapi warna rumah nya sama dengan warna rumah temanku. Aku tidak bisa menghubungi nya. Kalau boleh saya tahu memangnya ini rumah siapa?"
" Ini adalah rumah pasangan pengantin baru. Dan rumah ini baru saja ditempati sekitar beberapa hari yang lalu."
" Seminggu?"
" Mungkin sekitar itu." Ucap wanita tadi.
" Apa Ibu tahu nama dari pemilik rumah? Mungkin saja ini adalah benar rumah dari temanku, Luna. Karena temanku Luna juga baru saja menikah." Ucap Naina yang berbohong demi mencari tahu sebuah kebenaran.
"Saya yakin pemilik dari rumah ini bukan bernama Luna. Karena pemilik dari rumah ini atau yang tinggal di rumah ini adalah Ny.Clara dan juga suaminya Tn.Bagas."
" Apa?"
" Anda bisa mencari tanda nama yang terukir di sebelah kiri pintu gerbang. Biasanya mereka yang sudah menempati perumahan ini dan membeli nya secara kontan akan mendapatkan tanda nama." Ucap wanita tadi.
Setelah mengatakannya wanita itu memilih untuk pergi meninggalkan Naina yang mulai berjalan mendekati pintu pagar.
Duar...!!
Hati Naina hancur. Dunianya seketika runtuh saat melihat dan menyentuh pahatan nama dari Clara dan juga Bagas.
Air mata Naina jatuh begitu saja membasahi pipi.
" Hiks, apakah benar mas?. Apakah benar jika kau dan Clara telah menikah di belakangku?. Jadi karena alasan inilah saat itu Ibu menyuruhku untuk cepat pulang ke rumah bersama dengan Mang Udin. Mereka tidak ingin aku tahu jika mas Bagas telah menikah dengan Clara. Tapi kenapa?. Kenapa mas Bagas mengkhianati pernikahan ini. Kenapa mas Bagas menikah tanpa sepengetahuan ku."
Naina kembali melihat ke arah gerbang hingga taksi yang dia pesan berada di sebelahnya.
Tin
Tin
Tin
" Maaf non, mau sampai kapan saya harus menunggu non disini?. Saya juga masih harus kejar setoran." Ucap Supir taksi.
Naina menyeka Air matanya dan segera masuk ke dalam mobil.
" Maaf pak, sekarang antar saya ke mall. Saya akan membayar tarif dua kali lipat, dan saya akan mengganti biaya karena sudah menunggu saya." Ucap Naina.
" Mama kenapa?" Tanya Hasna saat melihat Naina mengusap matanya.
" Mata mama kemasukan debu sayang. Perih, sampai membuat mama menangis." Ucap Naina sambil memeluk putrinya.
Tega kau mas. Teganya kau mendua kan aku. Kau menikah dibelakang ku. Lihat saja, sampai kapan kau akan menyembunyikan pernikahan mu ini. Lirih Naina
...----------------...
Sesampainya di Mall..
Setelah memberikan sejumlah uang sesuai dengan apa yang dikatakan Naina sebelumnya, Naina segera masuk ke dalam mall.
Mulai memilih hadiah apa yang cocok untuk diberikan kepada Luna.
Cukup lama Naina dibantu Hasna memilih hadiah yang cocok. Setelah menemukan hadiah nya, Naina mengajak Hasna untuk makan siang.
"Ma, kapan ya kita bisa jalan-jalan bertiga bersama dengan Ayah lagi." Celoteh Hasna ketika mereka sedang menunggu makanan yang sudah dipesan.
Deg !!
Barusaja Naina mencoba untuk melupakan sejenak apa yang tadi, yang membuatnya begitu terluka. Begitu mendengar ucapan Hasna, luka itu seakan kembali membara dalam hati Naina.
Tanpa terasa Air matanya kembali menetes.
" Mama menangis?"
" Ah tidak sayang. Sepertinya debu itu masih ada di mata mama." Ucap Naina yang langsung menghapus air matanya.
" Jadi kapan Ayah bisa menemani kita jalan jalan?" Tanya Hasna lagi.
" Ayah sangat sibuk sayang. maafkan Ayah ya."
"Sejak kita pulang dari rumah Nenek dan Kakek. Ayah berubah. Bahkan setiap kali Ayah tidur bersama dengan Hasna, Ayah tidak lagi memeluk Hasna. Ayah sibuk bermain dengan ponsel sambil sesekali tersenyum. Ayah juga terkadang melakukan Video call dengan seseorang wanita."
" Benarkah?"
" Apa Hasna tahu siapa wanita itu?"
" Mukanya mirip Tante Clara."
Naina terdiam.
Jadi itu alasan kenapa mas Bagas sekarang lebih banyak tidur di kamar Hasna.
" Ya sudah, hari ini dan hari-hari seterusnya Hasna tidur dengan mama."
" Bener?. Tapi Ayah?"
" Iya sayang. Ayah bisa tidur dikamar Hasna. Kita akan bertukar kamar dengan Ayah. Hasna tidur dengan mama, sementara Ayah tidur dikamar Hasna."
Hasna tersenyum dan langsung memeluk Naina.
Naina lantas mengajak Hasna untuk pulang setelah makan siang.
Dalam perjalanan pulang ke rumah Naina kembali mengingat apa yang baru saja ia ketahui tentang Bagas dan Clara. Juga tentang perkataan Hasna.
" Kita sudah sampai Non." Ucap sopir taksi.
" Ah iya, Ini uangnya. Terima kasih ya.."
Naina dan Hasna segera turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah.
Saat Naina masuk ke dalam rumah. Suasananya sepi seperti biasa.
Mungkin karena Ibu dan Bapak tidak pulang ke rumah untuk makan siang.
Naina memilih untuk naik ke atas dan tidur bersama dengan Hasna.
Setelah Hasna tidur, rupanya Naina tidak bisa tidur. Dia lalu masuk ke dalam kamar. Mencari sesuatu di dalam tumpukan pakaian Bagas.
Naina terus mencari, entah apa yang dicari. Naina mulai frustasi. Dibuangnya semua isi dari lemari pakaian Bagas.
Bruk !!!
Sebuah amplop coklat terlihat diantara tumpukan pakaian Bagas.
Naina mengambil amplop coklat itu dan melihat isinya.
Air mata Naina kembali mengalir dengan deras saat melihat didalam amplop coklat itu adalah foto foto pernikahan Bagas Dan Clara.
Sepertinya foto itu baru dicetak dan memang diberikan kepada Bagas.
Karena didalamnya terdapat sebuah tulisan dengan caption, Pernikahan terindah ku. Walaupun hanya sebagai yang kedua, tapi aku akan tetap membuat mu bahagia.
Ibu, apa yang harus aku lakukan jika ternyata mas Bagas benar-benar telah menghianati ku. Dia telah menikah lagi tanpa ijin dari ku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 284 Episodes
Comments
Madinatul Munawaroh
goresan luka yng tak akan terlupa kan 😌
2022-10-09
0
Maya Khauw
tegany suami dan ibu mertua yg telah membohongi mu naina...😡😡😡
2022-06-30
3