Pagi harinya....
Naina dikejutkan dengan kehadiran Clara dimeja makan.
" Tadi Ibu tidak sengaja bertemu Clara jadi Ibu meminta Clara untuk mampir dan sarapan bersama." Ucap Ibu yang seakan tahu dengan tatapan terkejut dari Naina.
" Kalau begitu aku harus mengambil kursi satu lagi dan menata piring."
" Iya, cepat ya.." Ucap Ibu.
" Dimana Mas Bagas, maksudku Hasna?." Ucap Clara.
" Hasna, mungkin masih berada di kamarnya." Ucap Naina sambil menerima piring yang diberikan oleh bik Asih.
" Boleh aku melihatnya?"
" Clara, Kau adalah tamu di rumah ini Jadi kau duduk saja biarkan aku yang memanggil Hasna." Ucap Naina sebaring menata kursi.
" Tapi aku ingin bertemu dengan Hasna, boleh kan?. Aku sangat menyukai anak anak. Terutama Hasna. Dia sangat lucu " Ucap Clara sambil menatap Ibu yang masih berdiri di sebelah kanan Clara.
" Ya sudah sana. Kamar Hasna ada di lantai atas, nomor 2 dari kiri." Ucap Ibu.
Clara langsung tersenyum penuh kemenangan.
Dengan semangat dia melangkah meninggalkan dapur dan berjalan ke lantai atas.
Tapi bukan mencari Hasna, melainkan mencari Bagas
Clara yang sudah tahu di mana kamar Bagas, langsung masuk begitu saja dan mencari Bagas.
"Biarkan saja lagi pula Clara hanya akan menemui Hasna." Pekik Ibu saat Naina akan menyusul Clara.
" Bu, Clara tidak pernah datang ke rumah ini bagaimana jika dia ternyata salah masuk kamar dan masuk kedalam kamar Mas Bagas."
" Kalau salah masuk ya Clara pasti akan keluar lagi kan."
Naina hanya diam dan mengalah karena tidak ada gunanya juga berdebat dengan Ibu.
" Dimana Bapak biarkan Naina memanggilnya."
" Sepertinya Bapak sedang berada di depan berbincang-bincang dengan mang Udin."
" Naina akan memanggil Bapak."
" Ya sudah sana cepat."
Naina tersenyum, akhirnya dia mempunyai alasan untuk menghindar dari Ibu.
Naina segera berlalu dari dapur bukan untuk memanggil Bapak melainkan naik ke atas untuk melihat Clara pergi ke mana.
Dengan cepat Naina menaiki tangga dan ke kamar Hasna.
Ceklek...
" Sudah ku duga Clara tidak ada disini." Pekik Naina
Deg !!
Tiba tiba, jantung Naina seperti berhenti berdetak saat dia melihat ke arah pintu kamarnya.
" Mungkinkah?"
Naina mendengar suara pintu yang terbuka dari arah kamarnya.
Dengan cepat Naina menutup pintu kamar Hasna dan hanya membukanya sedikit agar dia bisa melihat siapa yang keluar dari kamarnya.
Ceklek...
Pintu kamar terbuka,
Naina terkejut saat mendapati Clara keluar sambil memeluk mesra Bagas.
Clara lalu turun mendahului Bagas.
Naina melihat Bagas mengusap bibirnya lalu melihat ke kanan dan ke kiri seperti memastikan bahwa tidak ada orang sebelum memutuskan untuk turun ke bawah.
Di meja makan...
Naina mengawasi gerak-gerik dari Clara dan juga Bagas.
Clara dan Bagas duduk saling bersebelahan. Sedangkan Naina dan Hasna duduk di seberang yang berhadapan dengan Bagas dan Clara.
Naina melihat ekspresi Bagas yang tersenyum. Sepertinya Clara melakukan sesuatu dengan kakinya yang membuat Bagas senang.
" Terima kasih ya Bu, sudah mengundang Clara untuk sarapan di sini."
" Sama sama."
" Clara bawa mobil?" Tanya Bapak.
" Enggak Pak. Clara tadi naik taksi. Terus Ibu ajak kesini." Ucap Ibu.
" Nanti pulang nya diantar Mang Udin aja ya. Daripada naik taksi." Ucap Pak Akbar.
" Bareng Bagas aja. Jalan rumah Clara searah dengan kantor Bagas, Ya kan?" Ucap Ibu sambil melihat ke arah Bagas.
" Ya boleh." Ucap Bagas santai.
Naina melotot mendengar pernyataan Bagas.
" Mas, kamu tidak keberatan mengantarkan Clara?" Tanya Naina.
" Memangnya salah ya?" Ucap Ibu.
" Ya enggak sih, cuma...."
" Bagas berangkat dulu karena harus meeting. Clara jika mau ikut boleh. Jika tidak terserah. Aku harus berangkat sekarang."
" Aku ikut."
Bagas tapi dulu meninggalkan meja makan di ikuti Clara, setelah dia berpamitan kepada kedua orang tua Bagas
Naina memandang kepergian Bagas dan Clara dengan tatapan penuh tanda tanya.
Aku harus mengikuti mereka jika ingin tahu yang sebenarnya.
" Bu Naina mau beli kado pernikahan untuk sahabat Naina yang akan menikah lusa."
" Ya sudah, kamu pergi dengan mang Udin saja. Ingat langsung pulang begitu selesai." Ucap Ibu.
" Naina naik taksi saja bu."
" Ya sudah terserah kamu saja."
Saat Naina meninggalkan dapur, samar samar dia mendengar pembicaraan dari Bapak dan Ibu mertuanya.
Naina memutuskan untuk berada di balik tembok untuk mengetahui apa yang mereka bicarakan.
" Bu, Kenapa mengundang Clara segala ke sini bagaimana jika Naina curiga?"
" Sudah Bapak tenang saja buktinya Naina tidak bertanya apa-apa kan. Justru dia diam saja selama kita sarapan tadi, Bahkan dia tidak protes saat Bagas mengantarkan Clara pulang."
" Iya, tapi apa Ibu tidak takut jika Naina akan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi."
" Bapak tidak perlu khawatir dan tidak akan tahu selama tidak ada yang memberitahunya." Ucap Ibu.
Ternyata benar. Mereka menyembunyikan sesuatu yang berkaitan dengan mas Bagas. Aku harus mencari tahu dan membuktikan bahwa Mas Bagas telah menikah dengan Clara.
Naina dan Hasna segera pergi begitu taksi online yang dipesan sudah sampai.
Ditengah perjalanan, Naina melihat mobil Bagas.
Bukankah itu mobil Mas Bagas. Kenapa masih ada disini?. seharusnya mas Bagas sudah pergi ke kantor.
Naina merasa mungkin ini adalah kesempatan yang bagus untuk mengikuti mereka. Naina segera memerintahkan sopir itu untuk membuntuti mobil Bagas
" Pak tolong ikuti mobil didepan yaa."
" Tidak jadi ke mall?" Tanya Supir.
" Nanti saja."
Supir taksi segera mengikuti mobil Bagas.
Hari ini aku harus tahu kebenarannya.
Mobil Bagas masuk ke perusahaan Graha Indah setelah berkendara selama kurang lebih 20 menit dan berhenti di salah satu rumah.
Taksi yang dikendarai Naina juga ikut berhenti.
" Hasna tunggu disini sebentar. Mama ingin mencari rumah teman Mama."
" Jangan lama lama ya.."
Naina melihat dari balik pohon besar. Bagas dan Clara turun dari mobil dan langsung masuk ke dalam rumah.
Naina berjalan menuju rumah itu, mencoba membuka gerbang namun gerbang itu telah dikunci.
Naina mengambil ponselnya dan menghubungi Bagas.
Bagas yang saat itu tengah menikmati Clara yang melahap Pisang , terkejut karena Naina menelpon.
" Clara hentikan. Naina menelpon."
" Angkat saja. Lagipula aku tidak akan berisik." Ucap Clara sambil kembali memakan pisang Bagas.
" Hai sayang.."
" Mas sudah dikantor?"
" Iya, ini sudah masuk ruang meeting. Stttt arghh.."
Bagas mendesah lirih. Tapi Naina bisa mendengar nya. Clara semakin brutal dibawah sana. Membuat Bagas tidak fokus pada ponselnya.
" Mas, apa kau baik baik saja?" Tanya Naina.
" Ah sayang nanti aku hubungi lagi. Aku harus segera meeting. Bye. I Love you."
Bagas segera mematikan ponselnya dan mengangkat tubuh Clara.
Perasaan Naina semakin tidak menentu. Dia terus melihat ke arah rumah. Berharap akan melihat Bagas.
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 284 Episodes
Comments
christina paya wan
dah jelas Naina melihat bagas bercinta dgn Clara di kantor,apa lg yg dicari tau.bodohnya naina.thor,jgn bikin Naina bodoh2 ya
2023-09-08
0