20

Zhafran menyerahkan penguntit tersebut ke polisi, hal ini akan diselidiki langsung oleh pihak kepolisian.

Sedangkan Zhafran kini menarik tangan Daffa, membawanya ke basement.

"Maksud lo apaan?" tanya Zhafran.

"Lo sendirikan udah tau, kalau gue suka sama Kala."

"Haha, setelah Kala berubah lo jadi pengen baikan lagi sama dia?"

"Ga usah ngarep."

"Lo masih lupa sama perkataan gue beberapa bulan yang lalu?"

Zhafran terdiam dan mengingat kembali perkataan Daffa waktu itu.

Flashback on...

Daffa menghentikan langkah Zhafran yang hendak mendekati mobilnya, Daffa mengejar Zhafran setelah melihat berita tentang kencan Kala dan juga Reja.

"Berita itu bener?"

"Maksudnya?"

"Berita tentang Kala yang berkencan dengan Reja."

Zhafran terdiam sejenak lalu beberapa detik kemudian menganggukan kepalanya.

"Dari kapan?"

"Semenjak kejadian SMA itu." jawab Zhafran dengan santai.

"Kenapa lo gak suka sama berita itu?"

"Apa jangan-jangan lo nyesel karena udah ninggalin Kala waktu itu?"

"Daf, udah gue bilang rubah sifat lo, gue gak mau lo kayak gini. Kala dulu bener-bener sayang sama lo tapi apa? lo malah sia-siain dia hanya karena fisiknya?"

"Lo gak perlu nyangkutin masalah dulu lagi."

"Gue salah? Gue ngomong sesuai fakta. kalau lo mau memperbaiki hubungan lo sama Kala mungkin udah terlambat." kata Zhefran lalu membuka pintu mobil dan hendak masuk kedalamnya.

"Gue bakal lakuin apa aja."

"Agar Kala balik lagi sama gue." ucap Daffa dengan mengepalkan telapak tangannya tetapi Zhafran hanya tersenyum kecil saja seolah mengabaikan perkataan Daffa.

Flashback off...

"Tapi gue bakal halangin jalan lo." ucap Zhafran sambil mendorong pundak Daffa.

"Silahkan, kalau lo bisa!" ancam Daffa.

***

Reja membantu Kala untuk duduk di sofa, gadis itu masih sangat ketakutan.

Reja mengambil air yang ada disudut ruangan itu, lalu memberikannya kepala Kala.

"Tenang, aku ada disini." kata Reja sambil memeluk tubuh Kala.

"Aku mau pulang Rej..."

"Mau pulang? yaudah abisin dulu minumnya setelah itu kita pulang."

Kala menganggukan kepalanya lalu meminum sedikit air yang ada di gelas tersebut.

Setelah selesai Reja keluar dari ruangan editing dengan merangkul pundak Kala.

Bima yang datang bersama Raksa dan juga Mahen langsung menanyakan apa yang terjadi kepada Reja.

"Kenapa ada polisi di lobby sana?" tanya Bima.

"Kala..." Mahen mendekati gadis itu dan mengantikan Reja untuk merangkulnya.

Walaupun mereka selalu bertengkar tetapi mereka saling menyayangi, Mahen menganggap Kala sebagai Kakaknya dan sebaliknya Kala menganggap Mahen seperti adiknya.

"Tolong bawa dia ke basement, saya sudah menelpon Naela agar menjemputnya."

Mahen menganggukan kepalanya lalu membawa gadis itu pergi dari sana. Sedangkan Reja langsung menceritakan semua kejadian dari awal saat Kala menelponnya memberitahu jika ada seseorang yang sedang membuntutinya.

"Sepertinya aku harus lebih mengamankan aktris-aktrisku, aku tidak pernah menyangka jika akan ada hal seperti ini."

"Lebih baik papah harus mengetatkan pengamanan di agensi ini." ucap Raksa.

Bima menganggukan kepalanya menyetujui ucapan anaknya tersebut. "Jika begitu, saya akan menyusul Kala dan datang ke kantor polisi setelahnya."

"Aku ikut." kata Raksa lalu diangguki oleh Reja.

Mereka berduapun berpamitan kepada Bima untuk pergi dari agensi tersebut dan langsung menyusul Kala.

Disisi lain Naela sedang memeluk Kala yang sedang tertidur pulas. "Maafkan aku, aku tidak benar menjagamu sehingga membuatmu seperti ini." gumam Naela dalam hati sambil mengusap-usap kepala gadis itu.

Ponsel milik Naela berbunyi, gadis itu langsung mengambil ponselnya dan mengangkat panggilan itu.

"Hallo?"

"Bagaimana keadaan Kala?" tanya Reja disebrang sana.

"Sudah membaik, dia sedang tertidur"

"Bagaimana dengan penguntitnya?" tanya Naela.

"Sedang diselidiki lebih lanjut, saat aku datang ke agensi dan pergi ke rooftop aku melihat Kala sudah bergelantungan di pinggir tembok, untung saja Daffa memegangnya."

"Daffa? dia juga ada disana?" tanya Naela

"Iya, aku tidak tahu mereka berdua sedang apa karena di rooftop itu tidak ada cctv." kata Reja sambil menghelakan nafasnya.

"Baiklah, jika nanti Kala sudah bangun aku akan langsung menanyakannya. oh ya jika polisi sudah menyelidikinya langsung hubungi aku."

Reja mengiakan ucapan Naela lalu panggilan itu diputuskan secara sepihak. Naela menatap wajah Kala yang sedang tertidur lelap ia semakin mengeratkan pelukannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!