11

Reja selalu menghubungi nomor Kala tetapi tidak diangkat oleh gadis itu, sudah 10 kali Reja menelponnya.

Laki-laki itu kini menelpon nomor Naela dan beberapa detik kemudian panggilan itu tersambung.

"Kala dimana?" tanya Reja langsung.

"Oh Kala, dia sedang di apartemennya, karena aku tidak ada dirumah maka dari itu dia pergi ke sana untuk beristirahat." jawab Naela disebrang sana.

"Kau sudah membaca beritanya?"

"Berita apa?" tanya balik Naela, gadis itu benar-benar kebingungan.

"Lihatlah, aku akan pergi ke apartemen Kala tolong kirimkan lokasinya." ucap Kala lalu mematikan panggilannya secara sepihak.

Sedangkan disisi lain Naela begitu kebingungan, setelah mengirim lokasi apartemen Kala, ia pun segera membaca berita di ponselnya.

Matanya membulat setelah membaca setiap kata artikel tersebut, dengan segera ia menelpon Kala untuk memberitahu berita itu.

Sedangkan ditempat lain, Kala yang baru saja keluar kamar mandi mendengar suara deringan telepon dengan segera Kala mengangkatnya.

"Hallo?"

"Kau kemana saja? Reja menelponmu dari tadi, tapi kau tidak mengangkatnya."

"Aku tadi habis dari kamar mandi, perutku sakit dan ponsel aku tinggalkan di laci samping kasur. Kenapa dia mencariku?" tanya Kala kebingungan sambil mengambil tasnya yang berada di sofa.

"Apakah hari ini kau sudah membaca berita?"

"Berita? Belum, apakah media sekarang sedang membicarakanku?" tanya Kala.

"Oke, sekarang kau di Apartemen bukan? kau jangan dulu pergi kemana tetaplah disana."

Kala yang sudah keluar dari kamar Apartemennya seketika berhenti melangkah, ia begitu kebingungan.

"Apa maksudmu? Sekarang aku sudah diluar Apartemen menuju parkiran, aku akan pergi ke agensiku." ucap Kala hendak melangkahkan kakinya lagi.

"Berhenti!" teriak Naela di sebrang sana membuat Kala lagi-lagi menghentikan langkahnya.

"Ada apaa?"

"Sekarang media sedang membicarakanmu, ada artikel yang mencidukmu dan juga Reja sedang makan malam berduaan di restoran terkenal itu."

"Fotonya sangat jelas sekali jika itu adalah kau dan juga Reja, mungkin beberapa wartawan sudah ada di apartemen dan juga depan rumah untuk mewawancaraimu."

"Sial, kenapa kau tidak memberitahuku dari awal." Kala dengan cepat memencet tombol lift disana.

"Jangan menggunakan lift, ada beberapa wartawan yang sedang menggunakan itu, tangga darurat, ya gunakan itu!" ucap Naela.

Dengan cepat Kala membalikan tubuhnya untuk pergi ke tangga darurat tapi lagi-lagi Naela menghentikannya.

"Jangan gunakan tangga darurat, kau kembali lagi saja ke kamarmu! Ada beberapa wartawan yang menggunakan tangga darurat."

"Sial.." umpat Kala lalu membalikan tubuh hendak pergi ke kamar apartemennya lagi, untung saja lift dan juga kamarnya tidak terlalu jauh, dan Kala pun belum sempat pergi ke tangga darurat waktu itu.

Kala mencari cardlock di tasnya tetapi tidak ditemukan itu membuatnya semakin panik.

"Sialan, cardlock aku kemana?"

"Ayolah Kal, wartawan akan datang ke lantai kamarmu."

Kala menggigitkan bibirnya, sangat panik sekali rasanya. Kala kembali melihat lift, masih ada di lantai 22 sedangkan dirinya ada dilantai 29.

"Dimana, dimana, dimana!" Kala sangat prustasi mencari cardlocknya itu, saat melihat lift lagi ternyata sudah ada dilantai 25 dan sudah terdengar suara samar-samar langkah kaki di ujung tangga darurat.

"Tunggu, kenapa aku harus panik?" tanyanya kepada Naela.

"Hei, ini bukan waktu yang tepat kau bertanya seperti itu, sekarang kau temukan cardlockmu dan kunci rapat-rapat pintu Apartemenmu."

"Reja akan kesana secepatnya." lanjutnya lalu mematikan panggilan itu secara satu pihak.

"Hallo, hallo? sial." Kala mengumpat saat tersadar jika panggilan itu diputuskan.

Saat semakin panik Kala mendengar seseorang sedang membuka pintu Apartemennya, saat ia menoleh dengan segera ia memasuki kamar itu tanpa persetujuan pemiliknya.

"Tunggu, tunggu!" teriak Kala sambil mendorong laki-laki tersebut lalu mengunci rapat-rapat pintunya.

Dan benar saja, saat ia memasuki kamar itu sudah terdengar beberapa suara wartawan yang sedang mencarinya.

"Apakah dia masih ada dikamarnya?"

"Kita tunggu saja."

Kala menguping dari balik pintu, jantungnya bergetar sangat cepat. Ia sungguh bingung apa yang terjadi sebenarnya karena Naela tidak memberitahunya langsung.

Untung saja dilantai 29 kamarnya berada, ada beberapa kamar lagi. Mungkin sekitar lima kamar termasuk kamar Kala.

Terdengar suara rintihan laki-laki membuat Kala tersadar, saat melihat kebelakang ternyata laki-laki itu sedang berusaha untuk bangun.

"Em, maaf. Aku bingung harus bagaimana lagi untuk menghindari wartawan." ucap Kala lalu mengulurkan tangannya agar bisa membantu laki-laki itu untuk bangun.

Dengan senang hati laki-laki itu menerima uluran tangan Kala lalu terbangun, saat Kala itu melihat wajah laki-laki itu matanya seketika membulat dengan mulut yang terbuka sedikit.

"Kau!" teriak mereka berdua.

"Ternyata kau yang berisik tadi." ucap Kenzi.

Ya, laki-laki itu adalah Kenzi. orang yang pernah dirumorkan berkencan dengannya.

"Maafkan aku, pikiranku sungguh buntu sekali tadi. Ada banyak wartawan yang datang ke Apartemenku." ucap Kala sambil menunduk.

Kenzi melihat bagaimana raut wajah Kala, gadis itu sangat khawatir. Dia juga sudah tahu berita tersebut, dengan baik hati ia menyuruh Kala untung duduk di sofa.

Setelah mengambilkan air minum untuk Kala, Kenzi duduk tepat dihadapan gadis itu.

"Kenapa kau bisa di cari-cari oleh wartawan itu?" tanya Kenzi dengan nada yang dingin dan wajah yang terlihat angkuh.

"Aku juga tidak tahu, Asistenku tidak memberitahuku dengan sangat jelas." jawab Kala sambil menghembuskan nafasnya.

"Wartawan itu pasti akan bermalam disini, lalu bagaimana denganmu?"

"Nanti akan ada seseorang yang akan menjemputku, kau tidak perlu mengkhawatirkanku."

"Khawatir padamu? Kau gila, aku sama sekali tidak peduli padamu."

Kala menyipitkan matanya sambil memperhatikan wajah Kenzi yang tidak ingin menatapnya.

"Kau ini begitu dingin sekali!" semprot Kala.

"Cepatlah orang itu agar menjemputmu, aku tidak ingin rumor mengatakan jika aku bermalam dengan wanita yang tidak aku kenal."

"Kau!"

Kala mencoba untuk tenang agar tidak terbawa emosi, dengan segera ia mengecek ponselnya.

Begitu terkejutnya dia saat mengetahui jika Reja menelponnya sebanyak 30 Kali.

Dengan cepat ia menghubungi nomor Reja dan tak butuh waktu lama panggilan itu tersambung.

"Lo dimana? Lo baik-baik ajakan?" tanya Reja langsung.

Kala tersenyum saat mengetahui jika Reja sedang mengkhawatirkannya.

"Gue baik-baik saja, sekarang gue lagi ada dikamar sebelah Apartemen gue, wartawan disini banyak banget." jawab Kala.

"Baiklah, gue bakal jemput lo dan lo jangan kemana-mana dulu."

Kala mengiakan perkataan Reja lalu mematikan panggilan itu secara sepihak, Kenzi begitu penasaran siapa yang Kala telepon tadi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!