05

"Ibu beneran tinggalin Kala?" tanya Kala begitu pelan, tatapannya begitu kosong.

Reja yang daritadi memperhatikan Kala pun menghampirinya. "Kal udah ya? Lo harus makan." kata Reja berusaha membujuk gadis itu.

Kala menggelengkan kepalanya, "Buat apa Rej? Ibu aku aja gak makan..."

"Kala, lo harus ikhlasin ibu lo. Dia udah tenang, gak ngerasain sakit lagi." imbuh Reja

Tetapi Kala hanya diam saja, dirinya enggan untuk menjawab. Reja juga sudah meminta Izin kepada kedua orang tuanya untuk menemani Kala.

"Seenggaknya enam suap, Kal."

Kala menggelengkan kepalanya, menatap sendu laki-laki yang ada dihadapannya.

"Kenapa lo baik banget Rej? Kenapa lo mau deket-deket sama cewek kayak gue?" tanya gadis itu dengan suara pelannya.

Tetapi Reja tidak menjawab, ia masih menatap gadis itu dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.

"Pergi Rej, gue mau sendiri." ucapnya sambil menyenderkan kepalanya ketembok.

Reja menghela nafasnya, ia menggenggam tangan gadis itu. "Kal, inget lo gak sendirian. Meskipun dunia ini selalu nyakitin lo, walaupun lo ngerasa kesepian dan sedih, jangan pernah nangis, gue akan meluk lo, gue bakal ngedengerin lo, gue ada disini, gue akan menghapus semua air mata lo bahkan semua kesepian lo." ucap Reja dengan sangat tulus.

"Gue tau kalau lo kuat, bukannya lo bilang ke gue mau bales dendam sama sikapnya Daffa ke lo?"

"Tapi kalau lo kayak gini, lo gak akan bisa bales dendam ke Daffa. Gue yakin ibu lo juga sedih diatas sana saat ngeliat anak satu-satunya diperlakukan seperti ini."

"Kal, gue bakal support lo. Gue bakal buat Daffa minta maaf sama lo, dan gue mohon jangan terpuruk kayak gini, gue tau lo kuat Kal." ucap Reja disusuli suara isakan Kala.

Dengan segera Reja memeluk Kala, menenangkan gadis itu. Yang dia inginkan Kala harus bahagia. Dia ingin melihat orang-orang yang dulu membully gadis itu terdiam, dia tahu jika Kala pasti bisa melewati hari-hari terburuknya, dia anak yang hebat.

Setelah Reja selesai menyuapi Kala, dan melihat jika gadis itu sudah tertidur lelap. Reja merebahkan tubuhnya diatas Soffa, ruangan TV.

Ia melihat ponselnya dan melihat beberapa foto Daffa dan juga Kanza di twitternya, ia tidak habis pikir dengan pikiran sahabatnya itu.

Karena tidak mau larut dalam emosi, Reja memutuskan untuk tidur dan mematikan ponselnya agar tidak ada yang mengganggunya beristirahat.

Keesokan harinya Kala terbangun, ia menghampiri Reja yang masih tertidur lelap.

"Rej..."

Laki-laki itu mengerjapkan kedua matanya dan menguap, ia melihat Kala yang sudah rapih entah mau kemana.

"Lo mau kesekolah?" tanya Reja karena melihat Kala memakai pakaian olahraga.

Gadis itu menggengkan kepalanya dan duduk disamping Reja saat laki-laki itu mengubah posisinya menjadi duduk.

"Gue mau nge gym, buat nurunin berat badan. lo udah janji sama gue buat bantuin gue."

Reja terdiam menatap mata sendu gadis itu yang masih terlihat sembab. "Lo udah baik-baik ajakan?" tanya Reja memastikan keadaan gadis itu.

Kala mengangguk dan tersenyum sumringah. "Gue jauh lebih baik sekarang, makanya dari itu gue mau nge gym."

Reja tersenyum hangat lalu menganggukan kepalanya, setelah itu mengikuti permintaan Kala.

Hari ini mereka memutuskan untuk bolos, karena Kala juga tidak ingin melihat wajah Kanza dikelas nanti.

Setelah sesampainya di gym, Kala lalu mencoba berbagai alat olahraga tentunya dibantu juga oleh Reja.

Dimulai dari Rowing machine, Smith Machine, Cable machine dan lain sebagainya, Kala mencoba semuanya.

Tak tanggung-tanggung pun Reja membelikan pakaian dan juga alat kosmetik yang tren waktu itu.

Walaupun sebenarnya Kala enggan untuk menerimanya tetapi Reja selalu memaksanya sehingga membuatnya tidak enak hati.

"Saya beli semua pakaian yang ada disini." ucap Reja begitu santai sedangkan Kala membulatkan matanya tak percaya.

"Rej, tapi ini mahal."

"Udah diem aja Kal, biar gue yang urus semuanya."

Kala menghelakan nafasnya seolah sudah sangat pasrah dengan Reja, Laki-laki itu melihat bagaimana ekpresi wajah Kala sehingga membuatnya ingin sekali tertawa.

"Kok muka lo kayak gitu? Atau gue borong aja semua yang ada ditoko ini?" tanya Reja sambil memijat dagunya.

"Jangan! Ini aja udah cukup, makasih banyak Rej." kata Kala sangat tidak enak hati.

Bagaimana tidak enak hati, ia takut jika orang lain malah beranggapan jika dirinya matre.

Sehingga waktu sudah berlalu, sudah dua tahun Reja dan juga Kala semakin dekat, Zhafran, Jenia dan juga Gisella pun semakin dekat dengan Kala.

Hari ini mereka semua berkumpul di sebuah cafe menunggu hasil pengumuman agensi yang bernama Ln Entertainment.

Ya, kala mengikuti traine di agensi itu. Dan hari ini dia menunggu apakah hasilnya berhasil atau tidak.

Terdengar suara notif yang berasal dari ponsel milik Kala, saat membacanya Kala langsung berdiri dari tempat duduknya dan menangis sejadi-jadinya.

"Gue luluss!" kata Kala sedikit berteriak karena sangat bahagia.

Reja, Zhafran, Gisella dan juga Jenia ikut senang mendengarnya.

Jika Kala sudah lulus dia akan melakukan beberapa wawancara dan juga photoshoot nanti.

Tak berhenti-hentinya Kala tersenyum, karena merasa begitu senang sekali.

Reja menghentikan mobilnya tepat di depan rumah Kala, ia membantu Kala untuk melepaskan safety belt karena gadis itu dari tadi melamun sambil tersenyum-senyum.

Jarak wajah mereka cukup dekat saat itu, sampai-sampai Kala bisa merasakan nafas Reja yang menyeruak ke wajahnya, ia suka dengan wanginya, mint.

hayo-hayo, suka ga sama ceritanya? mau visual-visualnya gak?

Terpopuler

Comments

Mahmudah Mahmudah178

Mahmudah Mahmudah178

kasih visual ya thor

2023-07-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!