10

Reja memotong kecil daging yang ada dihadapannya dengan pandangan yang terus menatap Kala.

"Lo mau pesan apa lagi?"

Kala menggengkan kepalanya sambil melihat makanan yang sudah tersedia di meja. "Ini juga udah cukup Rej, gue juga gak yakin kalau semua makanan ini bakal abis." ucapnya

Reja terkekeh lalu menyuapkan daging yang sudah ia potong itu kedalam mulutnya.

"Di Amerika, gue pantau lo. Dimulai lo dapet skandal berkencan dengan banyak laki-laki."

Kala tersedak mendengar ucapan Reja, dengan cepat ia mengambil minum lalu meneguknya dengan cepat.

"Hati-hati Kal." ucap Reja

"Itu, skandal itu ga bener."

"Emang setiap bulan selalu dapat skandal tentang hal itu, tapi sumpah itu semuanya ga bener."

"Iya gue tau, tapi kenapa lo jadi segugup ini?" tanya Reja sambil tersenyum.

Kala terdiam mencoba berfikir, sekarang pikirannya benar-benar buntu. Tangan Reja terulur mengusap mulut Kala yang belepotan karena saus tomat.

Matanya tak sengaja melihat seseorang yang sedang memotret mereka berdua.

Dengan cepat ia menarik tangannya dan berdehem sambil menarik dasinya yang seperti mencekiknya.

"Lihat kearah jam tiga." bisik Reja

Kala menyernyitkan kening kebingungan, dengan perlahan ia menoleh kearah kanan, mengikuti instuktur dari Reja.

Matanya membulat saat mendapati jika Edgar ada disana, sambil diam-diam memotretnya.

"Sial." umpat Kala membuat Reja terkejut.

"Em, paparazi itu selalu mengikutiku. aku ingin pulang." ucap Kala lalu disetujui oleh Reja.

Setelah membayar makanan itu, Reja segera membawa Kala ke basement khusus tempat mobilnya parkir.

Setelah selesai menggunakan seatbelt, Reja segera melajukan mobilnya untuk pergi dari restoran tersebut.

Sedangkan disisi lain Edgar yang sedang membuntuti Kala merasa kebingungan, ia kembali mengecek layar kamera sambil menggaruk-garukan rambutnya yang tidak gatal.

"Apakah dia sadar jika aku membuntutinya?" gumamnya.

"Tidak apa, aku sudah menghasilkan banyak foto. tinggal membuat berita dan besok akan viral." gumamnya lagi lalu pergi menuju mobilnya.

Reja melihat kearah spion mobil memastikan jika paparazi tadi tidak mengikutinya.

Laki-laki itu melihat Kala yang sudah tertidur lelap, ia tersenyum melihatnya.

"Lucu." gumam Reja

Sesampainya di depan rumah Reja, laki-laki itu turun dari mobil dan bergegas untuk menggendong tubuh Kala yang masih terlihat tidur.

Tunggu-tunggu, rumah Reja? Ya laki-laki itu membawanya kerumahnya karena tidak mungkin membawanya kembali pulang karena hari ini sudah sangat larut malam, pasti asisten Kala pun sudah tertidur.

Reja membaringkan tubuh Kala dikasur, sebelum pergi ke kamar mandi laki-laki itu mengusap kepala Kala lalu mencium keningnya.

Setelah itu ia masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan badannya yang sudah lengket.

Beberapa menit Reja keluar kamar mandi, ia melihat Kala yang masih tetidur lelap.

Laki-laki itu berjalan kearah sofa dan duduk disana, tangannya meraih ponsel dan membuka pesan.

Banyak sekali pesan masuk, Reja membuka pesan dari orang tuanya terlebih dahulu.

Ibu:

Reja, kalau kamu sudah meng aktifkan ponselmu, segera telepon ibu.

Reja segera menelpon nomor ibunya dan beberapa detik kemudian panggilan itu tersambung.

"Hallo sayang apakah kau sudah sampai diindonesia?" tanya Dianna disebrang sana.

"Sudah bu, ibu kapan mau pulang ke indonesia?"

"Secepatnya, pekerjaan papahmu hampir selesai mungkin besok sore ibu sudah berangkat dari Amerika ke indonesia."

"Baiklah bu, jangan lupa membawakan cincin yang kuminta."

"Baiklah, apakah sekarang kau bersama Kala?"

"Iya bu, tapi sekarang Kala sudah tertidur."

"Padahal ibu ingin sekali berbicara dengannya..." terdengar suara helaan nafas disana.

"Tidak apa-apa bu, nanti ibu akan berbicara langsung dengan Kala, jika begitu Reja tutup dulu panggilannya. Reja ingin beristirahat." ucapnya lalu disetujui oleh Dianna.

Setelah panggilan itu terputus, Reja menghampiri Kala untuk membenarkan selimutnya setelah itu ia kembali ke sofa untuk tidur disana.

Keesokan harinya Kala sudah diantar oleh Reja ke rumahnya, disana terlihat sepi sekali, entah kemana Naela pergi.

Sedangkan Reja pergi ke rumah Arzan untuk berkumpul, sebenarnya ia sangat enggan sekali datang kesana tetapi saat mendengar jika Daffa juga akan datang mau tidak mau ia juga harus datang.

Reja memarkirkan mobil sportnya di depan rumah Arzan, lalu setelah itu ia masuk kedalam rumah itu, orang tua Arzan sedang diluar kota maka dari itu ia mengundang teman-teman SMA nya untuk datang.

"Akhirnya kita kumpul lagi, udah lama banget ga ngumpul-ngumpul kayak gini." ucap Ghaffar sambil mengambil cemilan yang sudah Arzan siapkan.

"Wih penampilan Reja berubah sekarang, pekerjaan lo apa?" tanya Arzan.

"Gue lanjutin pekerjaan bokap gue, jadi ceo di perusahaan bokap gue yang ada di Amerika."

"Lo sekarang bakal netep disini?" tanya Ghaffar.

Reja menganggukan kepalanya, "Ya gitulah." ucapnya

"Nah sekarang Daffa, lo masih bareng sama Kenza?" tanya Arzan sambil merangkul pundaknya.

Daffa hanya terdiam tidak menjawab. "Oh iya, dua hari yang lalu gue ketemu dia di cafe, kayaknya dia kerja disana. Dia nyariin lo Daf, emangnya lo udah mutusin hubungan lo sama dia?" tanya Ghaffar.

"Iya." jawab Daffa

"Anjir kasian woy si Kenza, dia masih gamon kayaknya sama lo." seru Arzan

"Dia juga udah susah payah dapetin lo, harus nusuk sahabatnya sendiri masa lo nggak kasian Daf?" tanya Ghaffar.

"Udah kebiasaan Daffa kayak gitu, gue sih ga heran lagi." imbuh Zhafran sambil membawa remot Tv.

"Haha bener anjir, dulu lo gitu sama si Kala." kata Ghaffar sambil tertawa

"Btw soal si Kala, ko dia bisa secantik itu ya? Apa jangan-jangan dia operasi pelastik?" tanya Arzan.

"Jaga ya omongan lo!" seru Reja menunjuk Arzan.

"Kok lo gak suka sih gue ngomong kayak gitu? atau jangan-jangan lo ada hubungan spesial sama Kala?"

"Gak! Gue, gue gak suka aja lo ngatain dia." ucap Reja sedikit gugup.

"Haha, bisa aja lo ngelaknya." semprot Gheffran.

Apakah benar jika artis papan atas yang bernama Kala sedang berkencan dengan seorang ceo yang bernama Reja?

Seketika semua orang yang ada disana terdiam sambil memandang layar televisi.

"Reja, bukannya itu lo?" tanya Arzan.

Reja terdiam masih melihat layar televisi yang sedang menampilkan berita tentang Kala dan juga dirinya.

Ada beberapa foto yang menguatkan jika Kala dan juga Reja adalah sepasang kekasih, foto tersebut diambil di restoran...

Reja langsung beranjak dari sana, ia pergi begitu saja meninggalkan teman-temannya.

"Wih pantesan si Reja marah gue ngomong kayak tadi." gumam Arzan masih bisa didengar oleh mereka.

"Fotonya jelas banget." seru Ghaffar

"Berarti si Reja nusuk lo Daf, liat tuh." kata Arzan sambil menunjuk layar televisi tetapi Daffa hanya terdiam saja.

"Berisik kalian! Kalau memang Reja pacaran sama Kala kenapa? Bukannya Daffa sama Kala udah lama putus? Kalau ngomong mikir dulu!" imbuh Zhaffran sedikit meninggikan suaranya, tanpa menunggu jawaban dari sana laki-laki itu pergi meninggalkan kediaman Arzan untuk menyusul Reja.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!