12

"Siapa?" tanya Kenzi begitu panggilan itu sudah terputus.

"Seseorang, kenapa kau ingin tau sekali? Bukankah kau tidak mengenaliku?" cibir Kala.

Kenzi menghelakan nafasnya dengan kasar begitu dengar jawaban dari Kala, laki-laki itupun beranjak dari sofa dan pergi ke kamar.

Kala tersenyum setelah melihat bagaimana ekpresi wajah laki-laki itu, ia menyandarkan punggungnya di sandaran sofa, begitu lelahnya dia.

Karena penasaran dengan apa yang terjadi, Kala membuka ponselnya dan melihat beberapa artikel yang sedang menggosipkan dirinya.

"Berita ini memang benar, kenapa aku harus panik tadi?" gumamnya sambil melanjutkan membaca berita.

Beberapa menit setelah itu, Kala mendengar suara bel terlihat Kenzi keluar dari kamarnya dan berjalan kearah pintu, Kala hanya memperhatikannya.

"Kau siapa?" tanya Kenzi membuka sedikit pintunya.

"Aku Reja, aku ingin menjemput Kala." jawabnya

"Tunggu sebentar." Kenzi kembali menutup pintunya, sedangkan Reja menunggu diluar.

Beberapa menit kemudian, pintu kembali terbuka memperlihatkan Kala yang sedang tersenyum kearahnya.

"Kau baik-baik saja?" tanya Reja begitu Kala menghampirinya.

Kala menganggukan kepalanya, gadis itu terlihat melihat kearah sekitar. Dahinya mengerut saat mengetahui jika wartawan tidak ada disana.

"Oh itu, wartawan sedang menunggumu di loby, gunakanlah ini agar mereka tidak mengetahuimu." ucap Reja sambil memasangkan topi kepada Kala.

Kala tersenyum lalu ia berpamitan kepada Kenzi setelah itu pergi dari sana.

"Apakah dia yang ada diberita itu?" gumam Kenzi sambil memperhatikan kepergian Reja dan juga Kala.

Sedangkan baru saja keluar dari pintu lift, tubuh Kala seketika berhenti saat melihat banyak sekali wartawan yang sedang menunggunya di loby.

Reja memperhatikan wajah Kala yang terlihat cemas, dengan cepat Reja memeluk tubuh gadis itu dan menyembunyikannya dibalik jaket yang ia kenakan.

Memang kebetulan Reja memakai jaket over size, sehingga bisa menutupi kepala Kala didalamnya.

Jantung Kala seketika berdetak dengan cepat, ia gugup saat Reja memeluknya seperti itu.

"Hati-hati, aku akan menuntun jalanmu." ucap Reja lalu kembali melangkahkan kakinya.

Setelah berhasil lolos, Kala segera memasuki mobil dan Reja segera melajukan mobilnya pergi dari lokasi apartemen Kala.

Gadis itu menghembuskan nafasnya lega, bagaimana jadinya jika ia diketahui oleh para wartawan, bahkan Naela sedang tidak bersamanya ia sungguh takut menjelaskannya.

"Kau baik-baik saja?" tanya Reja lalu diangguki oleh Kala.

"Bagaimana bisa kau memasuki Apartemen yang dihuni laki-laki?" tanya Reja sambil fokus mengemudikan mobilnya.

"Itu, itu. Saat itu aku sangat panik dan kebetulan laki-laki itu membuka pintu Apartemennya dan aku langsung masuk kedalan Apartemennya untuk menghindari wartawan,"

"Dan aku mengenal orang itu." lanjut Kala sedikit mengecilkan volume suaranya.

Reja terlihat mengangguk-anggukan kepalanya sambil mengetuk kemudi dengan jari-jarinya.

"Orang yang pernah digosipkan berkencan denganmu?" tanya Reja.

Kala memejamkan matanya sambil menggigit kecil bibirnya. Sedangkan Reja menghentikan mobilnya membuat Kala kebingungan.

"Apakah dia marah? Apakah dia akan menurunkanku disini?" gumam Kala dalam hati.

Reja mengambil ponselnya dan melihat kearah sekitar, lalu beberapa menit kemudian sebuah mobil sport bewarna putih berhenti tepat di depan mobil milik Reja.

Terlihat Naela keluar dari mobil tersebut dan menghampiri mobil milik Reja.

Kala segera melepas seatbeltnya lalu turun dari mobil dan langsung memeluk Naela.

"Kau baik-baik saja?" tanya Naela dan diangguki oleh Kala.

Naela melihat Reja yang keluar dari mobilnya. "Terima kasih sudah membantuku." ucap Naela diiringi dengan senyumannya.

"Tidak masalah."

"Jika begitu aku segera pamit, sekali lagi terima kasih karena sudah membantuku." ucap Naela lalu segera memasuki mobilnya.

"Tunggu!" Reja menarik tangan Kala menghentikan gadis itu untuk memasuki mobil.

"Ada apa?"

"Begini, apakah besok kau ada waktu?" tanya Reja.

"Entahlah, aku harus membahas projek film baruku."

Reja menghembuskan nafasnya yang tercekat ditenggorokan. "Dibatalkan, besok kau tidak akan sibuk." saut Naela didalam mobil.

"Benarkah? Ya, besok aku tidak akan sibuk. Ada apa?" tanya Kala.

Reja tersenyum lalu menatap Kala dengan tatapan yang menghangatkan.

"Ibu dan ayahku besok sudah ada diindonesia. apakah kau ingin menemuinya?" tanya Reja.

Kala terdiam beberapa saat, ia mengerutkan keningnya lalu beberapa detik kemudian terlihat senyuman yang merekah disetiap sudut bibirnya.

"Kapan?" tanya Kala.

"Siang, sekitar jam satu."

"Baiklah, tolong kirimkan lokasinya kepadaku."

"Tidak perlu, aku akan menjemputmu nanti." kata Reja

"Baiklah, jika begitu aku pamit dan sampai berjumpa besok siang." ucap Kala lalu memasuki mobil.

Setelah mobil Kala tidak terlihat, Reja langsung melompot kegirangan.

"Yes, semoga rencana gue berhasil!"

Disisi lain Kala begitu malu karena Naela yang sejak dari tadi memperhatikannya.

"Woah, apakah kuau sangat senang akan bertemu langsung dengan orangtua Reja?" tanya Naela sambil menyenggol pundak Kala.

Gadis itu terkekeh dan menutupi wajahnya dengan kedua tangan. "Bisakah kau membantuku untuk memilih baju yang cocok untukku?" tanya Kala.

"Itu gampang sekali, nanti aku akan mengurusnya."

"Sekarang tujuan kita kemana? Di rumah pasti akan ada banyak sekali wartawan."

Kala terdiam sejenak memikirkan sesuatu. "Aku memutuskan untuk kembali kerumah." katanya

Naela mengangkat kedua alisnya, "Kenapa?" tanyanya.

"Dipikir-pikir bukankan rumor itu memang benar? Aku mencintai Reja dan juga sebaliknya, aku ingin hidup tanpa aturan atau suruhan orang lain. Walaupun nanti akan ada banyak wartawan yang menanyakan tentang berita itu aku tidak akan takut, dan aku akan menjawabnya dengan jujur nanti." kata Kala

Naela begitu takjub mendengar pernyataan gadis itu, ia menyuruh supir agar berbelok kearah lain.

"Kau sudah dewasa ternyata." ucap Naela

"Kau baru mengetahuinya?"

"Dulu kau selalu menangis sambil berbicara 'Aku merindukan Reja dan ingin sekali menemuinya' dan sekarang apakah kau puas?" kata Naela sambil menirukan cara berbicara Kala waktu itu.

"Puas sekali, dan kau kapan?"

"Apa maksud dari pertanyaanmu?" tanya Naela terdiam sejenak.

Saat mengerti dengan sorot mata Kala, dengan suara kencang gadis itu tertawa.

"Kau meledekku karena aku tidak mencari pasangan?" tanya Naela lalu diangguki oleh Kala.

"Kau benar, benar!"

Naela mulai menggelitiki pinggang Kala membuat gadis itu memberontak memohon-mohon agar segera berhenti.

"Tidak, aku tidak akan berhenti!" ancam Naela.

Sopir terkekeh melihat kelakuan merek berdua dari arah spion, laki-laki yang masih terlihat muda itu kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!