Saat Kala sedang make up oleh beberapa orang penata rias, tiba-tiba saja Bima datang dengan tergesa-gesa sambil membawa laptop yang ia bawa di tangan kanannya.
"Ada apa?" tanya Naela kebingungan.
"Aku sudah mengecek cctv nya, ayo kita lihat." jawab Bima
"Baiklah, kalian tunggu dulu saja diluar." ucap Naela lalu diangguki oleh ketiga wanita yang sedang merias wajah Kala.
Setelah mereka keluar Naela dan Kala langsung melihat vidio yang di maksud oleh Bima.
"Ini saat di basement, pada waktu hari selasa. bukankah kau pergi ke agensi sendiri? lihatlah ada laki-laki berhodie yang sedang mengikutimu." kata Bima sambil menunjuk seseorang yang memakai hoodie.
"Wajahnya tidak jelas, apakah saat itu kau merasa jika ada yang mengikutimu?" tanya Naela.
Kala terdiam sejenak. "Tidak, tapi aku merasa jika ada yang memperhatikanku." ucap Kala
"Lihatlah, ini rekaman cctv kemarin. Terlihat Kala sedang ada dilobby agensi, dan sepertinya orang ini mengikuti Kala sampai ke dalam. Dan saat pulang Kala menunggu di depan lobby dan orang itu menabrak Kala, disengaja?"
Naela menatap wajah Kala yang sedang memperhatikan vidio itu, disisi lain seorang penata rias mengetuk pintu lalu masuk keruangan tanpa menunggu sautan dari Naela.
"Maaf, nyonya ingin bertemu dengan nona Kala." ucap penata rias yang bernama Dewi itu.
"Tante Dianna? suruhlah masuk."
"Baik nona." penata rias itu membungkukan kepalanya lalu mempersilahkan Dianna untuk masuk.
"Hallo sayang, bagaimana apakah sudah selesai?" tanya Dianna sambil menghampiri Kala.
Kala menggelengkan kepalanya, ia memeluk tubuh Dianna saat wanita paruh baya itu merentangkan kedua tangannya.
"Kamu kenapa, kok cemberut kayak gitu?"
"Kala gapapa kok mah, cuman kecapean aja."
Dianna tersenyum lalu mengusap kepala Kala dengan lembut, Dianna menatap Bima yang saat itu sedang tersenyum kearahnya.
"Ini siapa? apakah kalian sedang sibuk?"
"Oh iya, dia paman Bima, direktur dari agensi Kala. Tadi kami kebetulan lagi membahas tentang pekerjaan." ucap Kala memperkenalkan Bima.
Dianna mengangguk-anggukan kepalanya. "Yasudah mamah mau pergi keruangan Reja dulu, lanjutin saja. untuk bajunya sebentar lagi akan ada yang mengantarkannya." ucap Dianna sambil mencium pipi Kala lalu pergi dari ruangan tersebut.
Setelah kepergian Dianna, ketiga penata rias itu kembali masuk, sedangkan Bima ia merapihkan kembali barang-barangnya dibantu oleh Naela.
"Baiklah jika begitu, nanti malam aku akan menyuruh orang untuk berjaga di depan gedung acaramu."
Kala menganggukan kepalanya, menatap kepergian Bima. Ia meremas tangannya yang sudah basah, ia khawatir jika acara nanti malam tidak akan berjalan dengan lancar.
***
Malamnya banyak sekali temu-tamu yang datang, seperti tamu-tamu penting yang diundang oleh Reja dan juga Jeanno, teman-teman Kala, Daffa dan teman-temannya pun bahkan datang.
Setelah acara pertunangan itu sudah selesai, Reja dan Kala langsung menyapa para tamu.
Banyak wartawan yang memotret mereka, itu membuat Kala tidak nyaman. Karena tahu Kala merasa tidak nyaman, Reja membuka jas abu-abunya dan memberikannya kepada Kala agar wanitanya itu merasa nyaman, setelah itu ia menggenggam tangannya. Suasana itu tak luput diperhatikan oleh orang-orang tak terkecuali wartawan.
Kini tujuan mereka adalah Daffa dan juga teman-temannya yang lain. Kala memeluk Jenia dan Gisella secara bergantian.
"Akhirnya lo ada pendamping hidup Kal." ucap Gisella sambil terkekeh kecil.
"Heh, Kala masih tunangan belum nikah." semprot Jenia menyenggol lengan Gisella.
"Ternyata kalian saling suka dari SMA?" tanya Ghaffar merangkul Reja.
"Iya." jawab Reja membuat Kala tersenyum.
Daffa dari tadi terus memperhatikan Kala, tanpa gadis itu sadari. Ada rasa tidak suka yang tersemat di hati Daffa.
Mahen, Seyna, Kalesha, Raksa, Bima dan Kenzi terlihat menghampiri Kala, mereka semua mengucapkan selamat kepada Kala dan juga Reja secara bergantian.
"Hadiah aku sudah menyiapkannya untukmu, aku sudah menitipkannya kelada Naela." ucap Kalesha diangguki oleh Kala.
Mahen mendekati Kala dan mulai berbisik kearahnya. "Apakah laki-laki itu yang pernah kau bicarakan dulu?"
Kala menatap Daffa yang saat itu juga sedang menatapnya, ia menginjak kaki Mahen membuat laki-laki itu kesakitan.
"Kau!"
"Ada apa?" tanya Kala pura-pura tidak tahu.
"Kalian cukup, jangan membuatku darah tinggi." ucap Seyna kepada mereka berdua.
"Kala sudah banyak berubah, dulu kau selalu dibully oleh anak-anak sekolah." kata Arzan
"Aku masih mengingat saat Kala membuat kekacauan di kelas, karena melihat Daffa dan Kanza..."
Belum sempat melanjutkan perkataannya Ghaffar sudah menyenggol lengan laki-laki itu, menyuruhnya untuk diam.
Kenzi yang tidak mengerti dengan pembahasan mereka hanya diam menyimak, sedangkan Kalesha, Seyna, Raksa dan Mahen menatap Arzan dengan tatapan yang tajam.
Kala sudah menceritakan semuanya kepada mereka, beruntung dirinya kali ini banyak sekali yang menyayanginya, terutama sahabat-sahabatnya.
"Kala ikutlah denganku, aku mempunyai sesuatu untukmu." ajak Seyna menarik tangan Kala.
Mereka semua mengikuti Kala dan juga Seyna, kecuali Reja. Ia menatap tajam wajah sahabatnya itu.
"Lo jangan seenaknya ngomong kayak gitu."
"Salah gue dimananya?" tanya Arzan.
"Lo gak tau semenjak kejadian itu dia trauma!" tekan Reja.
"Halah lebay amat."
"Anjing lo, gausah bikin gue emosi!" kata Reja menarik kerah kemeja Ghaffar.
Semua orang yang ada disana melihat kearah mereka, terutama Kala. Gadis itu ingin kembali kesana untuk mengajak Reja pergi, tapi Seyna dan juga Jenia menahannya.
"Kau tidak perlu kesana lagi, lihatlah laki-laki itu selalu memperhatikanmu."
"Bukankah itu laki-laki yang membuatmu pindah sekolah?" tanya Kalesha.
"Benar, banyak sekali kenangan buruk di sekolah lama." jawab Gisella sambil menepuk punggung Kala agar gadis itu tidak cemas.
"Kau tidak perlu khawatir, Zhafran sudah datang dia sudah memisahkan Reja dan juga Ghaffar." kata Raksa membuat Kala menjadi lebih tenang.
Ia tidak tahu jika mantan dan teman-temannya itu akan datang, entah darimana mereka mendapatkan undangannya itu.
Melihat mereka entah kenapa ada perasaan takut yang tersemat di hati Kala. melihat wajah Daffa pun ia sudah takut karena kembali mengingat kejadian dulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments