Keesokan harinya saat Kala selesai dengan sarapannya, gadis itu langsung menghampiri Naela meminta kunci mobil.
"Kau ingin menyetir sendirian? lebih baik aku suruh sopir untuk mengantarkanmu ke agensi."
"Tidak perlu, hari ini aku ingin menyetir dan kau tidak perlu repot-repot memanggil sopir."
"Baiklah, tapi kau harus berhati-hati!"
"Tidakk perlu khawatir, aku bukan anak kecil lagi."
Naela terkekeh lalu memberikan kunci mobil kepada Kala. butuh beberapa menit untuk pergi ke agensinya karena jarak yang lumayan sangat jauh.
Di perjalanan, Kala merasa ada sesuatu yang tidak beres. saat melihat kearah spion mobil ada satu mobil yang sedang mengikutinya.
"Kenapa mobil itu selalu mengikutiku?" gumam Kala.
Karena merasa tidak beres, Kala semakin mempercepat laju mobilnya dan benar saja mobil yang mengikuti Kala pun semakin mempercepat lajunya.
Saat sampai di agensinya, Kala memarkirkan mobilnya di basement khusus aktris dan petinggi parkir.
Di basement pun Kala merasa jika ada seseorang yang sedang memantaunya, gadis itu menghela nafas mencoba untuk tenang.
Kala memencet tombol lift ke lantai gedung yang paling atas, disana biasanya menjadi tempat orang-orang untuk bersantai dan melihat pemandangan kota yang padat.
Setelah sampai di lantai tujuan, Kala pun keluar dari lift. Disana begitu sepi itu sebabnya Kala sangat menyukai tempat itu.
Angin yang masuk kedalam pori-pori Kala membuat gadis itu merasa sejuk, Kala memejamkan matanya untuk merasakan kesejukan itu.
"Kala."
Kala membuka matanya dan membalikan tubuh, "Daffa? ngapain lo ada disini?" tanya Kala begitu terkejut.
Daffa semakin mendekati Kala dan menarik gadis itu untuk jatuh kedalam pelukannya, dengan sekuat tenaga Kala memberontak meminta Daffa untuk melepaskannya.
"Lepasin Daffa! Lo gila hah, gue udah tunangan." teriak Kala membuat Daffa melepaskan pelukannya.
Laki-laki itu tersenyum dengan tatapan yang sendu. "Lo bisa batalinkan Kal, demi gue?" kata Daffa membuat Kala membulatkan matanya.
"Lo gak waras!"
"Ini semua karena lo kal!"
"Gue gila karena lo."
"Lo gak tau, setiap malem gue selalu pengen dapetin lo. Gue pikir rasanya menyenangkan saat malam gue tidur satu ranjang sama lo."
Kala menampar wajah Daffa dengan sangat keras membuat sudut bibir laki-laki itu sedikit berdarah.
"Dulu lo perlakuin gue dengan buruk Daf, sekarang apa?"
"Apa setelah gue udah berubah, setelah gue udah jadi Aktris lo jadi pengen rujuk sama gue lagi?"
"Bahkan kejadian waktu itu sulit buat gue lupain Daf, dan sekarang lo seenaknya minta balikan sama gue?"
"Lo gak tau malu!"
"Apa gue harus singkirin Reja agar lo bisa balik lagi ke gue Kal?"
"Gue terobsesi sama lo! Gue sayang sama lo! Gue pengen milikin lo! Apa itu salah?"
"Salah!"
Tangan Daffa mulai mengepal, ia tidak bisa mengatur emosinya lagi. "Gue mohon, gue bener-bener sayang sama lo Kal." ucap Daffa dengan suara yang sangat pelan.
"Gue gak mau Daf, gue udah gak suka lagi sama lo! Semenjak kejadian itu gue udah benci sama lo!"
"Kalaa!!" Daffa berteriak dengan mencengkram kedua pundak gadis itu, tatapannya begitu tajam Kala membuat ketakutan.
Tanpa sadar disisi lain ada seseorang yang sedang memperhatikan mereka berdua, orang itu dengan perlahan mendekati Daffa dan juga Kala.
Dengan tangan kanan yang memegang pisau, orang itu mulai mengayunkannya ke atas.
Tapi Daffa mulai menyadarinya, ia mendorong orang itu hingga jatuh ke tanah, sedangkan Daffa tidak sengaja mendorong tubuh Kala sehingga tidak sadar jika ada kayu di belakangnya membuat gadis itu terkilir dan jatuh kebelakang.
Untung saja Daffa langsung memegang tangan Kala dan menahan gadis itu untuk tidak terjatuh.
"Pegang tangan gue Kal!" teriak Daffa.
"Gue takut." ucap Kala sambil memejamkan matanya.
Jika Daffa tidak langsung memegang tangan Kala mungkin saja gadis itu sudah terjatuh dari lantai atas itu.
"Kala!" teriak Reja menghampiri Kala.
Reja langsung memegang lengan Kala dan menarik tubuh gadis itu, setelah kembali ke atas Kala langsung memeluk tubuh Reja dengan sangat erat.
"Aku takut..."
"Tenang Kal, ada gue." ucap Reja mempererat pelukannya.
Sedangkan Zhafran yang ikut dengan Reja langsung menahan orang yang menguntit Kala itu agar tidak kabur.
"Panggil polisi Rej." titah Zhafran
Reja menganggukan kepalanya lalu meraih ponsel yang ada di saku celananya.
"Lo ngapain ada disini Daf?" tanya Zhafran begitu menyadari kehadiran Daffa.
"Lo gak perlu tau."
"Tentu gue harus tau, apa ini semua ulah lo? bikin keributan disini?" tuduh Zhafran.
"Jangan seenaknya ngomong, kalau ga ada gue Kala mungkin udah mati!"
"Jaga ya ucapan lo!" teriak Reja
"Ini semua gara-gara lo Rej!"
"Kenapa lo malah nyalahin Reja?"
"Karena emang ini salah dia!"
"Oh apa karena Reja udah tunangan sama Kala, sehingga bikin lo nyalahin dia?" tanya Zhafran
"Udah Zhaf, polisi udah mau nyampe. lo anter laki-laki itu ke lobby, gue mau anter Kala ke ruangannya."
Zhafran menganggukan kepalanya lalu ia menatap tajam kearah Daffa. "Ini belum selesai, jangan harap lo bisa kabur!"
Reja menggendong tubuh Kala dan membawanya jauh dari tempat itu, sebelumya Kala memang sudah menelpon Reja.
Gadis itu memberi tahu jika ada seseorang yang sedang mengikutinya, Reja langsung menelpon Zhafran meminta bantuannya.
Mereka berdua langsung pergi ke agensi Kala dan benar saja ia menemukan gadis itu hampir terjatuh dari lantai atas, jika Daffa tidak memegangnya mungkin Kala sudah terjatuh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments