...HAPPY READING📖...
...*...
...*...
...*...
Sekarang Aurora sedang berada di parkiran rumah megah ini, bisa dilihat banyak sekali motor-motor sport yang terparkir disana.
"Banyak banget,keren-keren lagi motornya."
"Dari dulu gue pengen punya motor sport tpi malah dibeliin motor scoppy sama papa." ucapnya sambil memegang salah satu motor berwarna hitam.
"Apa ini motor temen abangnya Aurora ? "
Karena penasaran Aurora melanjutkan langkahnya menuju pintu besar dirumah itu.
"ASSALAMUALAIKUM!!!!" teriak Aurora saat sudah memasuki rumah.
Terlihat banyak sekali anak laki-laki yang sedang berkumpul di ruang tamu,sekitar 5 cowok dan 2 cewek.Bukannya menjawab salam mereka semua malah terdiam bagai patung sambil menatap Aurora bingung.
"Lo siapa , seenaknya masuk."
"Gue? gue Aurora Putri Aldebaran." jawabnya santai, sambil melepas topinya.
"Aurora?"
Dalam hati ia mulai merasa hawa-hawa tidak enak dari tatapan para penghuni neraka di depannya ini.
"Ngapain lo kesini lagi?"
"Lah emangnya kenapa? "
Sedangkan yang lain masih diam sambil menyimak bahkan ada yang santai memakan kuwaci.
"Em ,bentar abang gue yang mana ya?" tanyanya sopan
"Masa sama abang sendiri lupa. " sindir cowok itu. Aurora menggaruk kepalanya yang tidak gatal, bingung harus merespon seperti apa.
"Kalau gue, kenapa?" jawab lelaki yang tadi bertanya kepadaku,ternyata dia abangnya Aurora.
Ganteng juga.
"Ooo gak kenapa-napa, cuma nanya aja.."
Aurora mengalihkan pandannganya ke arah tangga,terdapat seorang wanita paruh baya yang sedang berjalan kearahnya ,sepertinya itu oma pemilik tubuh ini.
"Eh , cucu Oma sudah sampai sejak kapan?" tanya oma dan langsung memeluk Aurora.
"Baru aja kok , Oma."
"Kok gak kabarin Oma, padahal pengen oma aja yang jemput. "
Aurora tersenyum
"Aku kelupaan Oma, tadi udah ada pak Adi yang jemput Rara."
"Yaudah sana kamu istirahat dulu,kamar kamu pintu putih pojok ruangan,disitu ada tulisan nama kamu." ucap omah sambil mengelus pucuk kepalaku.
"Baik oma." sahutku singkat dan segera bergegas menaiki tangga meninggalkan orang-orang disana.
"Oma akan keluar sebentar, jaga rumah ya Arsen. "
"Baik oma. " sahut Arsen singkat
Setelah kepergian omanya Arsen kembali duduk bersama yang lainnya.
"Dia Aurora kembaran lo Sen?"
Arsen terus memandang punggung Aurora yanng sedang menaiki tangga
"Sepertinya gitu." jawabnya ragu,ia merasa ada perubahan besar dengan adiknya itu.
Setelah mengganti pakaiannya ,sekarang Aurora sedang berada di kamar barunya sambil rebahan dan bermain ponsel.Aurora iseng membuka sebuah aplikasi chat,tidak terlalu banyak kontak hanya teman dekat ,keluarga dan beberapa grup kelas saja.
Namun ada satu kontak yan sangat menarik perhatiannya,kontak dengan nama MY BABY ELANO❤ yang disematkan dibagian atas sendiri.
"Idih..Bayi Elano apaaan.." ucapnya dengan ekspresi jijik dan membuka chat itu.
Tidak banyak percakapan,hanya pemilik ponsel yang aktif memberi pesan sedangkan si Elano hanya membalas singkat ya,ok,hmm,atau bahkan hanya dibaca saja!
"Kasian banget sih"
Karena tidak tahan membaca chat itu ia pun menghapus semua percakapan itu ,termasuk nomor kontaknya juga.Ia juga mengganti foto profilnya yang semula menampilkan foto seksi nya,diganti dengan foto ia yang diambil waktu di bandara.
Ting*
Bunyi tanda pesan masuk,disana ada nama mamahnya yang menanyakan apakah ia sudah sampai atau belum,Ia pun segera membalasnya bahwa ia sudah sampai dengan selamat.
Ting*
Terdapat pesan masuk lagi,kali ini berasal dari nomor yang tidak dikenal.
+62123780 : dmna sskr
+62123780 : ?
Me : Siapa?
+62123780 : gw d depn,kluar
Me: Siapa sih
Setelah membalas pesan kontak tanpa nama itu Aurora pun bergegas bersiap tidur. Namun terdengar bunyi pesan masuk dari ponsel yang ia letakkan di dekat meja kasur.
Ting*
+62123780 : lupa sama tunangan sendiri?
Deg
Tunggu
Jadi...ini nomor Elano tunangan Aurora yang bajingan itu? Mampus ia belum siap bertemu dengan pria itu.
Ting*
+62123780 : Buka
"Buka? apanya yang dibuka?"
Ting*
+62123780 : buka pntu kmr
Chat itu seakan-akan tahu apa yang sedang Aurora pikirkan.
TOK*
TOK*
TOK*
Tak berselang lama terdengar bunyi ketukan pintu. Sementara sang pemilik kamar dalam keadaan panik dan bingung.
"Astaga...gue harus gimana?" panik gadis itu sambil berjalan bolak-balik di depan kasur.
"Sial@n banget. Gue belum siap ketemu. " ujarnya semakin panik karena suara ketukan pintu yang kembali terdengar.
Aurora berjalan mengambil selimut dan perlahan melangkah untuk membuka pintu kamar. Setelah merasa rilesk kembali ia pun membukanya dengan tangan sedikit bergetar.
Terpampang wajah seorang laki-laki dengan perawakan tinggi,tampan sangat tampan.
Ekhem
"Buat lo."
"Dari mamah," ucapnya dengan ekspesi datar,sambil menyodorkan sebuah bingkisan.
"Ohhh iya makasih banyak." sahut Aurora sambil mengintip isi dalam kresek,ooh ternyata berisi kue.
Berasa urusannya sudah selesai ,Aurora hendak menutup pintu kamarnya. Namun tertahan oleh tangan Elano.
"Ada apa lagi?" tanyaku bingung
"Kenapa?"
"Kenapa apanya?"
Elano memandang Aurora dari atas sampai bawah membuat Aurora risih.
"Udah gak ada urusan lagi kan?"
"Tunggu."
"Apa lagi? "
Melihat lelaki itu hanya diam, Aurora pun menutup pintunya. Aurora hendak menutup pintu kamarnya namun segera ditahan oleh Elano, lelaki itu justru mendorong Aurora masuk bersama dirinya juga ikut masuk kedalam kamar. Elano langsung menutup pintunya dan berbalik menatap Aurora.
Aurora terkejut, "NGAPAIN LO IKUT MASUK????"
Elano tak menjawab,ia masih diam dengan pandangan mengarah ke Aurora yang berdiri didepannya. Aurora berjalan mundur menuju meja belajar dan duduk di kursi, sambil melihat lelaki itu yang terus menatap semua gerak-geriknya membuat dirinya risih.
"Pergi Elano sebelum gue teriak dan buat lo diusir dari rumah ini. " ancam Aurora
Elano berjalan mendekati Aurora yang sedang duduk santai disana, " silahkan, gue gak takut."
Elano berhenti saat berada di depan Aurora, ia menundukan wajahnya dan memutar kursi itu agar menghadap kearahnya. Aurora terkejut dengan tindakan Elano.
"Lo makin cantik, ya.."
Aurora menatap Elano berani tak terpancing dengan gombalan lelaki itu, Aurora tahu Elano itu manipulatif.
Elano menarik kursi itu mendekatinya, kini wajah Aurora berada di depan Elano yang sedang menundukkan tubuhnya agar sejajar dengan wajah gadis itu. Aurora refleks menjauhkan wajahnya dan memundurkan posisi duduknya.
"Keluar. " perintah Aurora sambil memalingkan wajahnya kesamping
"Kalau gue gak mau? "
Aurora memegang pegangan kursi dengan kuat, jantungnya berdegup kencang ia tak berani menatap kedepan karena jika itu terjadi maka ia yakin hidungnya dan Elano akan bersentuhan. Elano mengelus rambut Aurora membuat Aurora langsung menepis tangan Elano.
Elano menjauhkan tubuhnya dan berdiri sambil memasukkan tangannya kedalam saku celana. Lelaki itu menatap Aurora dengan datar. Aurora menolehkan wajahnya ke arah pintu kamar yang sedikit terbuka ia langsung berdiri dan berlari...
"Omaa!!!! Tol-"
"Emppphhh... "
Mulut Aurora langsung dibungkam oleh tangan Elano. Elano sedikit terkejut karena gadis itu malah teriak, Elano kira Aurora akan memintanya untuk tetap berada disini.
Gadisnya telah berubah. Aurora terus memberontak dengan tangan berusaha melepaskan tangan Elano yang membekap mulutnya.
Elano langsung menyeret tubuh Aurora dan menyenderkan nya di tembok. Setelah itu tangan Elano terlepas dan berpindah mengukung tubuh Aurora . Aurora mengelap mulutnya dengan kasar, kemudian menolehkan kepalanya kesamping saat melihat kedua tangan Elano mengukung tubuhnya membuat Aurora langsung meringsut menjauh.
“Kenapa lo berubah Aurora?” tanya Elano dengan mendekatkan wajahnya.
“Emang gue ultramen bisa berubah? ”
“Gue kangen lo.” ucapnya tepat ditelinga Aurora.
Aurora merasa 'kangen ' yang diucapkan cowok itu memiliki arti lain
“MINGGIR BANGSAT!!" mendorong tubuh Elano menjauh.
Elano pun melepaskan tangan dan kukungannya karena mendapat penolakan kasar dari gadis itu. Elano hanya menatap Aurora tanpa ekspresi.
“Lo sengaja lakuin ini agar gue tertarik sama lo? selamat lo berhasil Aurora!!!"
Setelah mengatakan itu Elano berjalan keluar meninggalkan Aurora yang menatap kepergian lelaki itu bingung. Aurora berjalan dan membanting tubuhnya ke ranjang sambil menatap langit-langit kamar. Memijat keningnya yang pusing karena kejadian beberapa menit tadi. Sungguh pengalaman yang sedikit mengerikan.
Entah akan ada kejutan apa lagi kedepannya.
...BERSAMBUNG......
...BIASAKAN KOMENTAR, LIKE, VOTE DAN BERI HADIAH YA GUYS...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Dede Mila
masih awal jadi belum terlalu paham....
semangat 💪💪💪💪/Determined/
2024-02-29
0
menyantet jalang🙄🗿
gimana gimana kok sama alurnyaa thorr??
2023-03-28
0
menyantet jalang🙄🗿
fikss ini sama kayaa di watpadd!!
2023-03-28
1