SELAMAT MEMBACA!
*
*
*
Mereka ber4 sampai di kantin, namun tak ada bangku tersisa karena saking banyaknya yang datang ke kantin. Terdengar decakan lemah dari sahabatnya. Kebetulan mereka dalam keadaan lapar sekarang dan harus mencari bangku kosong untuk menanggung mereka berempat.
"Yah gimana dong, gue laper banget, " ucap Celline lemas
Aurora menatap sekitar, ada bangku yang kosong namun dibagian pojok sendiri dekat dengan gerombolan geng Aland.
"Kesana aja"
"Lo gila?! gak mau lah, takut" ucap Celline
"Kalo gak mau yaudah, " ucap aurora yang kemudian berjalan menuju meja diikuti Laura dan Jovanya.
"Eh tunggu Woy! "
"Ekhem! "
"Oh? "
"Bang Arsen dimana? " tanya Aurora pada penghuni meja disebelah nya.
"Lo tanya siapa? " tanya Dava
"Ya yang punya telinga dan bisa jawab pake mulut !! "
"Lagi rapat pergantian OSIS, " jawab Stefano
"Ohhhh... "
Tiba-tiba Aland berdiri dari duduknya dan berjalan kearah Aurora yang masih berdiri di sisi mejanya.
"Ngapain? "
Aland tak menjawab ia mendekatkan dirinya pada Aurora yang otomatis membuat Aurora berjalan mundur.Kantin pun hening, semua murid terdiam menyaksikan.
"Gue tau rahasia terbesar lo, " bisiknya tepat di samping telinga Aurora.
Sementara Aurora terdiam, apa Aland tau kalo dia buka Aurora yang asli? jika iya maka bahaya.
"Maksud lo apa ya? "
"Ayo bicara, jangan disini. " ucap Aland dan menarik tangan Aurora keluar dari kantin. Kantin yang semula hening menjadi ricuh termasuk kedua sahabat Aurora yang khawatir dengannya.
Sementara Elano yang baru saja memasuki kantin langsung menatap kepergian keduanya dengan dingin. Elano berbalik keluar dari kantin.
"Eh mau kemana?! " teriak Karel
"Urusan." jawab Elano singkat
Berbanding terbalik dengan Salsa yang menatap Aland kecewa, sementara dua orang menatap kepergian Aurora dan Aland dengan tatapan tidak suka.
"Awas lo Aurora. " ucap seseorang tajam.
Kini keduanya berhenti di taman belakang sekolah yang sepi. Aland melepaskan genggaman tangannya pada pergelaran tangan Aurora.
"Lo mau bicara apa? " ucap Aurora langsung .
"Rahasia apa yang lo maksud? " tanya Aurora lagi
"Apa benar lo udah pernah lakuin sek$ sama Elano? " ucap Aland yang kini mencondongkan tubuhnya menatap kamar ekspresi Aurora.
Sementara Aurora terdiam mencerna, jadi rahasia yang Aland maksud adalah hal itu.
"Kenapa lo diem? "
"Lo pasti kaget. "
Padahal sang empu sedang bingung mengekspresikan nya antara senang karena apa yang ia takutkan tak terjadi atau harus sedih karena Aland tau bahwa dirinya sudah tidak suci.Tapi kan yang gak suci itu si Aurora bukan gue, batin Aurora
"Gue gak pernah lakuin itu. "
Aland terkekeh pelan, " jangan bohong, gue tau kejadian itu sehari sebelum lo berangkat ke Jerman. "
"Apa urusannya sama lo? " tantang Aurora
"Jadi bener lo udah gak perawan? ck gue kira lo cewek baik-baik ternyata jala**" ucap Aland menatap Aurora jijik
"Dibayar berapa lo sama Elano 2juta? atau gratis? " ucap Aland dengan nada mengejek.
Aurora mengepalkan tangannya, sekarang ia ingin sekali menampar mulut cowok di depannya ini.
"Gimana ya rekasi orang tersayang lo kalo mereka tau lo udah gak perawan, " ejek Aland tanpa menjawab pertanyaan Aurora.
"Memangnya kenapa? lagian dia tunangan gue. " jawab Aurora sekenanya.
"HAHAHA ternyata bener kalian sudah sejauh itu, tapi gue suka gaya lo. "
Aurora mengeryit menatap Aland bingung kenapa ekspresi lelaki itu gampang sekali berubah.
"Gue mau minta tolong sama lo, sebagai imbalannya gue bakal simpan rahasia lo. "
"Gue gak peduli!"
"Yaudah gue sebarin percakapan kita tadi. " goda Aland dengan tengil
"APAAN!? "
"Gampang , deketin Laura dan cari tahu apa dia masih suka sama gue atau gak "
"Kenapa gue? "
"Karena lo sebangku sama dia. "
Aurora tertawa, "hahaha.. lo mulai suka sama Laura?terus mau dikemanain si Salsa hah?! "
Aland memandang Aurora datar, " cuma penasaran kenapa dia gak deketin gue lagi, gue takut dia melakukan rencana jahat buat Salsa. "
"Oh ya? gue do'ain lo kemakan omongan lo sendiri!!"
"Mau gak sih?! berhenti ngeledekin gue! "
"Oke"
Aland tersenyum dan mengelus pucuk kepala Aurora, " thanks.. gue udah anggap lo seperti adik gue sendiri. "
Aurora menampilkan ekspresi biasa saja, " udah kan? sana pergi! " usir Aurora
Setelah percakapan itu Aland pergi dari taman belakang sekolah meninggalkan Aurora yang masih disana.
Aurora pun beranjak dari taman belakang, namun getaran saku bajunya membuat Aurora menghentikan langkahnya.
Ternyata Elano mengirimkan pesan padanya.
Elano💩: dimana?
Aurora berdecak kesal, ia hanya membaca pesan itu tak berniat membalasnya, saat akan memasukkan ke saku ponselnya kembali bergetar. Elano menelponnya.
"Ganggu aja nih orang!"
Karena berbunyi terus, ia pun mengangkatnya
"Apa El? "
"Kenapa chat gue gak dibales? " tanya Elano di sebrang sana
"Ohh aku belum sempat balas terus lo udah telpon duluan. " balas Aurora berbohong
"Dimana? " tanya Elano
"Gue ada di pe-perpustakaan! " jawab Aurora berbohong
"Lo pikir gue bodoh? ngapain lo sama Aland di taman belakang hah? "
Aurora mengernyitkan dahi, dari mana Elano tau kalau ia ada disini, apa dia melihat kejadian tadi di kantin dan mengikutinya sampai sini?
"Lo udah berani bohong sama gue ya, " bisik seseorang
Aurora tersentak kaget saat ada seseorang yang tiba-tiba berbicara di telinganya lewat belakang tubuhnya. Ia pun berbalik badan dengan ponsel yang masih diletakkan di telinga.
Dia Elano, bagaimana bisa ia ada disini!?
" Habis ngapain??" tanya Elano
Aurora diam, ia tak tau harus memberi alasan apa.
"Gu-gue cuma ngobrol soal acara ultah sekolah doang kok, " jawabku ngawur semoga saja Elano percaya.
Elano menatap manik mata Aurora yang membuatnya merasa tidak risih.
"Oh"
Mendengar jawaban itu Aurora melongo, udah? gitu doang?
"Lo percaya? "
"Gak."
"Terus nggapain lo disini? " tanyaku balik
Elano tak menjawab ia justru menatap Aurora lekat, Aurora yang ditatap seperti itu mendadak gugup dan risih. Ayolah Elano itu ganteng banget dengan pakaian seragam nya yang acak-acakan itu.
"Jangan liatin gue kaya gitu ! "
"Lo cantik, " ucap Elano sembari memandang wajah Aurora
"Gak bosen ngomong kaya gitu terus? makasih pujiannya tapi gue bosen dengernya."
Kepala Aurora terangkat saat jari telunjuk Elano mengangkat dagunya.
"Kenapa sikap lo berubah? " tanya Elano menyusuri mata hitam milik Aurora.
Aurora memalingkan wajahnya kearah lain dan berusaha menormalkan kembali ekspresi nya.
"Gue gak berubah, ini diri gue yang sebenarnya, " ucap Aurora
"Kenapa wajah lo selalu ada disetiap bayangan penglihatan gue? lo lakuin apa sampai gue gak bisa berhenti mikirin lo?" Ucap Elano lagi dengan tatapan yang masih menatap Aurora lekat.
"Lo nuduh gue pelet lo gitu? " ucap Aurora menjawab pertanyaan Elano
Elano diam memajukan wajahnya kearah Aurora, melihat itu Aurora menghindar dan bersiap pergi.
Namun dengan cepat salah satu tangan Elano menghalangi jalan Aurora, membuat gadis itu terkurung.
"Mau kemana?? "
"Jangan gini , nanti ada yang liat. " cemasnya
"Pulang bareng gue. " ucap Elano
"Tap-"
"Syuttt... "
Jari telunjuk milik Elano menyentuh bibir Aurora .
Dapat Aurora lihat perlahan namun pasti wajah Elano semakin dekat kearah wajahnya.
Dughh!
"Awshhh... "
Sebelum Elano berhasil mencium Aurora, lelaki itu terlebih dahulu mendapat tendangan tepat dipangkal pahanya membuat Elano meringis ngilu.
Aurora yang melihat kesempatan itu langsung menghindar dari jangkauan Elano, "sakit ya?? syukurin!! "
Aurora tersenyum senang saat melihat wajah ngilu Elano, bahkan telinga lelaki itu sampai memerah. Kasihan?? jelas tidak!!
Setelah mengatakan itu Aurora langsung melenggang pergi dari taman belakang meninggalkan Elano yang masih memegang pangkal pahanya.
Porr Elano
Sementara kini Aurora berjalan melewati lorong dengan tenang dan masih saja terkekeh geli saat mengingat telinga Elano yang memerah.
"Hahah lucu juga. "
*
*
*
Anyeong!
⚠️WAJIB Like👍Vote🎟coment✉️beri hadiah🎁Jadikan Favorit💌
SEE YOU!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Linda M
jadi penasaran siapa sebenar ya penjahat ya
2022-08-20
3
Khalil Fajriansyah
makin kebawah makin seru..Mangat 🔥
2022-07-30
3
Mrinpur
nah lho apa lg ini
2022-07-27
1