HAPPY READING
*
*
*
Tersebar beberapa video dimana Aurora tengah menepuk pipi Aurora,namun dalam video yang beredar sepertinya sudah diedit seolah Aurora tengah memukul Salsa.
"Panggilan kepada saudari Laura, Aurora, Celline dan Jovanya dari kelas 12 MIPA 3 untuk ke ruang BK sekarang. Panggilan untuk.... "
"Gimana ini ra " takut Celline
"Kita kesana aja dulu. "
Hanya perlu mengatakan yang sebenarnya saja bukan? orang yang tidak bersalah akan jauh terlihat tenang apalagi jika dibumbui kejujuran.
"Apa benar kalian yang membully Salsa? " tanya guru
"Bukan pak!demi tuhan bukan kita yang membully Salsa, jika tidak percaya bapak bisa menanyakan hal itu pada kedua sahabat saya. " ucap Jovannya
Celline mengangguk, "benar pak, kita tiba disana kondisi Salsa sudah kaya gitu. "
"Maaf pak,seharusnya bapak mencurigai penyebar foto itu. "
"Maksud kamu? " tanya guru itu kemudian menatap Aurora.
"Jika penyebar foto itu ada disana atau meletakkan kamera di toilet tempat Salsa berada, bisa jadi dia pelakunya sendiri bukan? secara kita sudah mengecek semua bilik toilet dan memang tidak ada orang disana kecuali kita. " jelas Aurora
Guru itu mengangguk paham, " saya tau maksud kamu, tapi kalian tetep saya beri hukuman. "
"Kok gitu sih pak? " ucap Celline tak terima.
"Karena kalian telah merusak pintu toilet sebagai hukuman kalian bersihkan perpustakaan setelah sekolah selesai! " tegas beliau.
Ketiganya hanya mengangguk pasrah daripada di beri hukuman membersihkan toilet kelas 10 , huek itu sangat kotor dan bau!
"Dan untuk Laura ada penjelasan?" tanya guru itu pada Laura yang sedari tadi diam.
"Saya tidak tau sama sekali atas kejadian itu, waktu saya mau ke toilet memang toilet sudah terkunci, jadi saya membatalkan niat untuk masuk ke toilet. " jelasnya
"Sudah segitu saja? tapi kenapa divideo itu ekspresimu terlihat gelisah dan panik? " tanya guru lain.
Laura kaget saat guru itu menanyakan hal seperti itu," jelas saya gelisah bu, kan saya lagi kebelet tapi toiletnya malah kekunci. " ucap Laura sedikit kesal.
Aurora, Celline dan Jovanya terkekeh mendengar tuturan Laura.
Guru itu mengangguk, "baik saya terima alasan kamu, kalian bisa pergi dari sini. "
"Terimakasih pak! "
Keempat gadis itu keluar dari ruang BK dengan perasaan lega.
"Kalian telah merusak alur cerita, bagaimana pun caranya cerita ini harus tamat sesuai alur, dan pengganggu harus disingkirkan!" ucap seseorang yang bersembunyi di balik dinding
Kemudian orang itu menelpon seseorang.
"Halo." ucap orang di seberang sana
"Segera singkirin pengganggu itu, rencana kita harus terus berjalan. "
"Gue bakal usaha, tapi itu gak gratis. "
"Lo tenang aja, ingat jangan sampai gagal. "
"Siap."
Sambungan telepon terputus, orang itu kemudian pergi dari sana.
"Siapa dia? " ucap Aurora dalam hati
Aurora memang sudah pergi dari ruang BK bersama kedua sahabatnya, namun ponselnya tertinggal di ruang BK jadi ia kembali untuk mengambilnya.
Saat keluar dari ruangan itu ia melihat seseorang berhodie hitam sedang bersembunyi di balik dinding, Aurora mengamatinya dalam diam.
Ia mendekati orang itu dengan merayap pelan di dinding berniat menguping pembicaraan orang itu. Berdiri dibalik tembok sambil memasang telinga, namun hanya sedikit percakapan yang ia dengar.
Saat orang itu hendak pergi ia segera lari pergi dari sana,
"Alur novel harus tetap berjalan? "
*
*
Bel pulang sudah berbunyi semua murid bersiap untuk pulang kerumah masing-masing.
Namun berbeda dengan Aurora, Celline dan Jovanya, ketiganya sekarang sedang berada di dalam perpustakaan. Mereka sedang menjalankan hukuman membersihkan & menata buku di rak.
"Masih banyak Cell? " tanya Jovanya
"Lumayan, capek juga hufft... " jawab Celline sambil terus meletakkan buku kembali ke rak.
"Eh Aurora mana? "
"Gue juga gak tahu, nanti kita cari kalo udah selesai beresin ini. " jawab Jovanya
Sedangkan Aurora membersihkan dan menata buku dalam diam, ia sangat fokus membersihkannya sampai lupa dengan kondisi kedua sahabatnya itu.
Saat meletakkan buku di rak paling tinggi ia tak sengaja melihat sampul buku yang sangat tidak asing baginya.
"Ituu.. bukannya .." Aurora tak melanjutkan perkataan nya dan segera meraih buku tadi.
"Eh.. " pekiknya kaget saat tangan seseorang terulur terlebih dahulu mengambil buku itu dengan cepat.
Aurora membalikkan badannya menghadap orang itu, namun saat sudah berbalik justru orang itu sudah terlebih dahulu berjalan menjauh. Aurora hanya dapat melihat punggung cowok itu.
Aurora mengernyitkan dahinya, "kaya kenal. " ucapnya.
Punggung itu sepertinya pernah ia lihat, kira-kira siapa , " Arsen? bukan deh Arsen lebih tinggi, Elano? jelas bukan model rambutnya, Aland? mirip tapi Aland kayaknya lebih tinggi dari cowok itu. " ucap Aurora sambil menatap ke arah cowok itu pergi.
"Ngomong tentang Elano, dia kemana ya? tumben gak keliatan. " gumam Aurora
"Cari gue? "
Aurora tersentak kaget hingga hampir saja ia terjatuh dari kursi kecil yang tengah ia pihak, namun dengan cekatan Elano menahannya.Aurora turun dibantu oleh Elano.
Tidak ada adegan romantis! hahahaha..
"Bangs@t ngagetin aja!"
"Untung gak jatuh. "
"Lo kangen gue? " ucap Elano
"Dih ge-er."
Aurora memutar bola matanya malas, "ngapain lo disini?! "
"Bukannya lo tadi nyariin gue? " bisik Elano di samping telinganya.
Aurora menjauhkan wajahnya mepet kearah rak buku, " enggak!! jauh-jauh sana. "
"Masa sih? pinter banget bohongnya, " bisik cowok lagi mendekat.
Tanpa sopan santun dan kata permisi satu tangan Elano diletakkan disisi kepala Aurora. Hanya satu tangan namun jika dilihat dari arah belakang makan tetap saja orang pasti akan salah paham.
Aurora mendorong Elano agar menjauh darinya, " Awas, gue mau ke Celline. "
Elano menahan tangan Aurora, "Pulang bareng gue. "
"Lepas tangannya, "
"Gak, sebelum lo jawab. "
Aurora menghela napas sejenak, "Oke."
Elano melepas tanganya dan mencubit pipi Aurora, " gadis pintar. "
"Gue tunggu di parkiran. " lanjut Elano kemudian pergi dari sana.
"Gadis pintar gadis pintar nyenyenye.. " ucap Aurora meniru perkataan Elano dengan nada dibuat-buat tidak lupa menghentakkan kakinya kesal.
"Lo lagi ngapain? kesambet setan perpustakaan ya?" ucap Celline tiba-tiba membuat Aurora kaget.
"Hei.. lo beneran kesurupan?! " ucap Celline sambil melambaikan tangannya di depan muka Aurora.
"Lo ngagetin gue maemunah!" jawabku ngegas.
Celline dan Jovanya menatap Aurora dengan pandangan menyelidik, "terus ngapain lo tadi? ngomong sendirian sambil pasang ekspresi jelek kaya kodok manyun. " benar ya mulut Celline memang kadang sangat pedas.
"Eh kalian udah selesai? " ucap Aurora mengalihkan pertanyaan Celline
Keduanya mengangguk, "yaudah yuk pulang, " Aurora menggandeng tangan keduanya menyeret keluar dari perpustakaan.
Sesampainya di parkiran, Elano langsung berjalan mendekati ketiganya lebih tepatnya ke Aurora.
"Noh dicariin mas crush. " goda Celline
"Ihiwwww.. cie cie.. "
"Samperin gih, " kini giliran Jovanya sambil mendorong bahu Aurora.
"Kita duluan ya Ra, good luck! " pamit Jovanya dan Celline ketika Elano sudah berhenti di depannya.
"Udah? " tanya Elano
"Udah apa? " bingung Aurora
"Gak jadi, " ucap Elano
"Dih baperan."
"Mau ikut? " tanya Elano
"Kemana? "
"Pelaminan."
"Lo mau nikah?! " Aurora justru bertanya balik.
Gak peka! batin Elano
Elano tak menjawab pertanyaan Aurora ia justru menyeret Aurora menuju ke motornya.
"Eh lo beneran mau kawin? sama siapa? " oceh Aurora
"Kalo gitu kita putusin pertunangan ini yuk? "
Langkah keduanya terhenti, Elano berbalik menatap Aurora, " nikah bukan kawin!!" tegur nya.
"Ujungnya juga kawin, " balas Aurora
CTAK!
Elano mengetuk dahi Aurora pelan, " Siapa yang ngajarin bicara kaya gitu? "
"Tata..eh.." ceplos Aurora , kemudian menutup mulutnya.
"Siapa Tata? " tanya Elano menatap Aurora.
"Em dia itu nama kucing gue.. hehe iya kucing, dia soalnya suka kawin mulu sama kucing tetangga. "
"Bukannya gak suka kucing? " selidik Elano
"Anu kucing punya oma. "
"Naik." suruhnya pada Aurora.
"Mau kemana? " tanya Aurora saat sudah naik keatas motor.
"Pakai." Elano menyodorkan jaket hitam berlogo burung Elang kepada Aurora.
"Tutup paha lo. " lanjutnya
Aurora menerimanya dengan senang hati, " Mau kemana? " tanya Aurora lagi
"Diem, jangan banyak tanya. " ucap Elano, kemudian menjalankan motor keluar dari parkiran.
"El kita mau kemana?! " teriak Aurora bersatu dengan bunyi deru motor di jalan.
"Bascame, "
"APA? BACEM?! " teriak Aurora
Elano tak menjawab pertanyaan gadis itu, ia justru menambah kecepatan motornya.
"ASTAGHFIRULLAH! PELAN-PELAN ELANO! "
"AAA.. MAMAAAA... "
"WOI PELAN-PELAN NJIRRR.. GUE BELUM MAU MATI LAGI!!! "
Teriak Aurora heboh dengan posisi entah sejak kapan sudah memeluk Elano.
Sementara Elano menatap ekspresi gadis itu lewat spion, senyum manis tersungging di bibirnya.Ingatkan Elano untuk menegur mulut manis gadis itu karena berbicara kasar.
Bucin!
____________________________
WAJIB!!
Like,Vote,coment,beri hadiah🎁
Jadikan Favorit!
SEE YOU!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
💖 sweet love 🌺
sampe sini ceritanya makin mirip kyk yg pernah aq baca, cerita anak sekolahan jg..
tp lupa judulnya..
apa mgkn author nya sama ya??
2024-02-24
0
AK_Wiedhiyaa16
Lama2 gregetan bgt sama karakter Aurora, semakin dia ga mau ikut campur alur novel malah semakin kena masalah & terkesan pengecut loh..
Sewaspada apapun dia klo dia ga mendalami para tokoh itu sendiri gimana dia bisa hidup damai
2022-08-17
3
Mrinpur
kayak ny si mega dech,,,soal kn dy yg slalu ad d dekat si salsa lotus putih itu..
2022-07-29
1