HAPPY READING
*
*
*
Pagi tadi setelah Elano datang ke rumahnya tanpa diundang ,sekarang ada juga yang datang tanpa diundang, seperti jalangkung!
Ruang tamu sekarang sangat ramai dengan suara sorakan menggema, sang pembuat keributan adalah temannya Arsen.
Mereka datang untuk nongkrong dan numpang makan, untung saja Oma dan Opa sedang pergi keluar.
Aurora sekarang sedang berada di kamarnya di temani komputer dan speaker musiknya.
"Akhirnya gue menang lagi!!! mampus lo" teriak Aurora yang asik bermain game.
Baru saja ingin memulai lagi acara bermain nya, kini ia mendengar suara tawa yang lumayan mengganggu. Aurora melepaskan headphone nya dari lehernya dan berjalan keluar kamar untuk mengeceknya.
"Anjir brisik banget. "
Ia menuruni tangga demi tangga sampai suara gelak tawa itu semakin terdengar dengan jelas.
Aurora berhenti di ujung tangga terakhir dan melihat teman abangnya yang sibuk bermain sampai sekali-kali tertawa dan mengumpat.
"Woi kalo mau main gausah teriak-teriak! suara kalian jelek! " teriak Aurora masih berdiri di atas anak tangga.
"Ye sewot aja lo, ganggu main aja. " balas Dafa ikutan sewot.
"Lo yang ganggu bego!"
"Tinggal tutup kuping, repot amat lo!" balas Jaka.
"Suara kalian itu jelek, mau ditutupin kaya apapun tetep kedengeran jelek. " ejek Aurora
"Udahlah sana gausah ganggu kita main. " usir Jaka
"Ini rumah siapa, yang ngusir siapa. " sinis Aurora.
Dirinya berjalan mendekat kearah teman dan abangnya yang masih sibuk dengan ponsel miringnya.
"Bang!!"
Panggilan Aurora tak dibalas oleh Arsen karena sang empu sedang memakai handset.Aurora kemudian melepasnya yang membuat Arsen berhenti bermain.
"Apaansih!! " ucap Arsen kesal
"Beliin gue joystick game dong,"
"Buat apa? "
"Buat main, gue baru denger ada game baru. "
"Emang lo bisa main game? paling juga game berbie..." ledek Dafa yang sudah berhenti bermain.
"Enak aja kalo ngomong, gue gak sebodoh itu ya! . " sahut Aurora tak terima
"Biasanya cewek main game cuma sebentar karena penasaran, kalo kalah terus ya akhirnya jadi bosen main. " cerocos Jaka
Valid emang!
"Bacod deh kalian. "
"Beliin ya bang?! " paksa Aurora
"Gausah Sen , nanti baru beli langsung rusak,kasihan uang lo terbuang sia-sia." sahut Dava
"Ayo main, gue tantang lo!!" ucap Aurora sambil berkacak pinggang, dirinya sangat kesal sekarang.
"Ayo siapa takut!" tantang Dava balik
"Ayok! "
"Kalah jangan nangesss... " ledek Jaka
"Lo yang nangis! " Aurora memukul pundak Jaka kencang.
"Awww... kasar banget jadi cewek, perasaan dulu lo gak gini. " ucap Jaka sambil mengelus pundaknya yang di pukul Aurora.
"Gitu aja aw aw, lemah! " ledek Aurora
Jaka yang merasa diremehkan pun hendak membalas Aurora dengan mencubitnya namun Aurora langsung mengindar dan bersembunyi di belakang tubuh Arsen.
"Wleee gak kena... " ledek Aurora menjulurkan lidahnya.
Jaka mendengus kesal melihat kelakuan adik dan kembaran dari sahabatnya itu.Aland melempar bantal kearah wajah Aurora yang sedang mengejek Jaka, membuat garis itu terkejut.
"Hahahha... rasain, makan tuh bantal!!" tawa Jaka
Aurora mendengus dan menatap Aland tajam, namun dihiraukan oleh lelaki itu.
"Udahlah kaya anak kecil aja. " lerai Arsen kemudian kembali duduk di karpet.
"Jadi gak nih? gue pengin coba lawan lo, secara ekspresi muka lo keliatan optimis banget bisa menang. " ucap Dava
"Tentu saja! ayok! "
Mereka duduk di karpet bawah, menyiapkan ponselnya masing-masing, termasuk Arsen, Aland ,Jaka dan Stefano yang menontonnya.
Game dimulai dengan sangat tenang dan waktu demi waktu semakin heboh.
"Serang Daf, ngapain lo malah diem aja!!" heboh Jaka
"Awas di depan lo !! " Aland pun ikutan geregetan melihat keduanya bermain.
"Lo bakal kalah ra!!" teriak Dafa
"Lo yang kalah cuy!!!!" sahut Aurora fokus ke layar HP
Keduanya sangat fokus dengan gamenya di barengi dengan teriakan heboh.
1 menit
10 menit
15 menit
"Yess menang! " teriak Aurora
"Yahh..." lesu Dafa membanting ponselnya ke sofa.
"Gue yang menang, siap-siap lo traktir gue." ucap Aurora gembira sambil mengejek Dava.
"Lah mana ada kesepakatan kaya gitu. " protes Dava
"Yakan gue memang, sebagai hadiahnya lo traktir gue. " ucap Aurora santai sambil memakan keripik yang berada di meja.
"Gue gak mau! " tolak Dava
Aurora menghentikan makannya dan memasang wajah cemberut, "gue nangis nih. "
"Nangis kok ngomong dulu. "
"Adek lo aneh Sen. "
Dava yang melihat mata Aurora mulai berkaca-kaca pun kelimpungan, sepertinya ia harus merelakan uang jajannya diberikan untuk gadis itu.
"Oke oke! gue traktir! " final Dava
Aurora menyedot ingus dan mengelap matanya cepat, ia tersenyum senang mendengar perkataan Dava. Akhirnya ia bisa ditraktir dan makan sepuasnya! Gak sia-sia ia mengeluarkan sedikit air matanya.
Dava dan lainnya yang melihat perubahan ekspresi Aurora saat mendengar kata traktir pun melongo dalam diam, semudah itu ia berubah?
"Dasar playing victim. " sindir Dava
Aurora menghiraukan saja mereka, yang penting ia sedang senang sekarang.
"Belajar game dari siapa? " tanya Arsen tiba-tiba karena merasa aneh dengan Aurora yang tiba-tiba bisa bermain game, jika dilihat skil gadis itu sudah pro.
"Em gue sering belajar sendiri waktu di Jerman. " jawab Aurora
Sementara Arsen hanya menganggukan kepala, kemudian menatap Aurora.
"Bibir lo kenapa? " tanya Arsen saat melihat bibir Aurora yang seperti tersantup tawon.
"Ha? " Aurora langsung meraba bibirnya, tidak ada apa-apa kok.
"Anjir lo habis ciuman yah?!!" heboh Dava.
"Gak lah! " jawab Aurora menggeleng tegas
"Itu tadi habis makan pedes jadi gini, tauk! " alibinya
"Masa sih? " godanya
"Suerrrrrr......!!"
"Kita para cowok tau kali mana yg habis makan pedes sama yang bukan. " sahut Jaka tersenyum penuh arti.
"Serah lo deh kalo gak percaya!!"
Aurora pergi dari sana karena merasa malu.
Disisi lain setelah setelah sepeninggalan Aurora kini Aland dkk kembali duduk di ruang tengah atau ruang tamu.
"Dia pernah ngomong mau putusin pertunangan nya sama Elano. " ucap Arsen tiba-tiba.
"Serius ?? " tanya Jaka dan Dafa bersamaan. Sementara Aland dan Stefano diam mendengarkan.
Arsen menganggukan kepalanya, " Dia pengen lepas dari Elano, tapi dia udah terlambat. "
"Maksud lo? " kini Aland yang bertanya.
"Kalian pasti paham gimana sifat dari Elano. " ucap Arsen
Setelah itu suasana menjadi hening, mereka diam dengan pikirannya masing-masing.
"Sejak kejadian itu, kita semua benci Elano. " ucap Aland dingin.
Suasana kini bertambah dingin setelah Aland mengatakan kata tadi.
"Gue harus bantu adek gue buat lepas pertunangan sama dia. "
"Gimana caranya? " tanya Dava
"Gak tahu. "
"Goblok." ucap Dafa spontan dengan melempar bantal sofa.
"Gue pulang. " pamit Stefano
"Gue juga pamit deh udah siang, " pamit Dafa, kemudian disusul oleh Aland dan Jaka.
Melihat teman-temannya sudah pergi kini ia masih berdiri di depan pintu sambil berpikir.
"Woi! ngapain ngelamun di depan pintu, cosplay jadi patung ?? " ucap Aurora mengagetkan Arsen.
"Suka banget ngagetin , kaya dedemit. " ucap Arsen sambil mengelus dada bidangnya.
"Ngapain ngelamun?lagi mikirin utang ya? "
"Sok tau lo. Gue kaya ngapain ngutang."
"Bukan lo yang kaya, tapi ortu sama Oma, Opa yang kaya. Masih minta duit aja bangga. "
"Emang lo enggak? " tanya Arsen menaikan sebelah alisnya.
"Ya sama,tapi gue gak se narsis lo. "
"Gue gak narsis, itu kenyataan. " ucap Arsen membantah.
"Heleh, paling masih ngompol di celana. " ejek Aurora
"Enak aja.Paling lo yang suka tidur ngorok kaya sapi. "
Aurora mencubit pinggang Arsen kemudian dibalas jeweran oleh abangnya.
"Aws sakit bang!jahat bener punya abang. " ucap Aurora mengelus telinganya bekas dijewer oleh abangnya.
"Lo duluan. "
"Ngapain kalian berantem di depan pintu? "
Ternyata Oma dan Opa nya sudah pulang yang kini sudah berdiri di depan mereka.
"Oma sama Opa udah pulang? " tanya Arsen
"Belum, ini arwahnya. " sahut Opa saat. mendengar pertanyaan tak masuk akal Arsen.
"Hahaha.. kasian lo bang. lagian kalo nanya yang berfaedah ngapa. " ketawa Aurora
"Hust.. perempuan jangan keras-keras kalo ketawa, gak baik. " peringat Oma,
Aurora langsung diam dan menyengir.
"Yaudah masuk, kita makan siang. " perintah opa.
Aurora yang melihat keresek makanan yang dibawa oleh Opa mendadak senang, Kentucky Chicken dan nasi padang. Astaga Aurora kengen makan nasi padang!
"Ayok oma! " Aurora menggandeng tangan oma kedalam rumah.
Melihat itu, Arsen pun menyusul ke ruang makan. Untung saja sahabatnya sudah pulang duluan.
_______________________
🙋♀️Hai
⚠️WAJIB Like👍Vote🎟coment✉️beri hadiah🎁Jadikan Favorit💌
SEE YOU !! 🦋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments