HAPPY READING
*
*
*
Di perjalanannya menuju kelas banyak murid yang sedang diluar kelas baik itu bermain ataupun hanya sekedar menongkrong. aktivitas biasa yang sering dilakukan ketika tidak ada guru atau sedang ada jam kosong.
"AURORA!!!" di depan sana ada Celline yang berdiri di depan kelas dan saat melihat sahabatnya itu ia langsung berlari kearah Aurora.
"LO KEMANA AJA SIH?!"
"Masuk kelas aja dulu, disini rame banget. " pinta Aurora
Celline menyeret Aurora menuju ke dalam kelas.
"Aurora? gue kira lo gak berangkat sekolah. " ucap Jovanya, saat keduanya sudah berada di bangku mereka.
"Lo harus cerita! " desak Celline
Aurora melepas tas punggungnya, "gue telat masih aja nanya. "
"Lo habis dihukum? " tanya Jovanya
"Enggak, kita nyusup lewat gerbang belakang"
"Kita? " tanya Celline
"Gue telat bareng Elano. "
"Jadi kalian telat berdua? "
Pertanyaan Jovanya itu mendapat jawaban anggukan oleh Aurora.
"Kok bisa gak ketahuan? bukannya guru BK gendut yang baru itu ketat banget ya? " tanya Celline penasaran.
Aurora mengedikkan bahu," keberuntungan"
"Laura mana? " tanya Aurora saat dirinya melihat bangku disamping masih kosong.
"Tak tau. "
"Gue mau ke toilet" ucap Aurora
"Ngapain? "
Aurora memutar bola matanya malas, "mau makan! "
"Lah ngapain lo makan di toilet? aneh lo. " Ucap Celline
Jovanya menepuk lengan Celline cukup kencang, " Yakali makan di toilet, mikir dong Celline! " gemas Jovanya.
"Gue ikut. " ucap Jovanya ikutan berdiri beranjak dari kursinya.
"Gue juga deh. "
Mereka bertiga keluar dari kelas, berjalan melewati lorong-lorong kelas menuju ke toilet.
"Kok gak bisa dibuka. " ucap Celline saat hendak membuka pintu kamar mandi perempuan.
"Masa sih. " Aurora mengambil alih dan memutar knop pintu, ternyata memang dikunci.
"Lah masa gak bisa masuk. " ucap Celline
"Mungkin lagi dalam masa perbaikan. " celetuk Jovanya masuk akal.
"Kayaknya iya. "
"Cari toilet lain aja yuk. "
Aurora menempelkan telinga nya ke arah pintu berniat memeriksa pendengaran nya, karena ia sama-sama mendengar suara orang menangis.
"Kalian denger orang nangis di dalam sana? "
"Gak denger, emang ada? " tanya Jovanya
"Coba kalian cek deh. " ucap Aurora menyuruh sahabatnya mendekat.
"Ada suara di dalem,"
"Hantu? " celetuk Celline
"Ini siang hari, mana ada hantu. " balas Aurora jengah.
"Dobrak aja. "
"Gue coba dobrak ya. " Jovanya bersiap untuk mendobrak pintu kamar mandi.
Bruk!
Percobaan pertama gagal
Bruk!
Percobaan kedua juga gagal
"Udah Jo, gak bakal bisa, nanti lo malah yang sakit. " ucap Celline menghentikan aksi sahabatnya itu.
"Tolong buka pintunya hiks hiks..." suara seseorang di dalam sana.
"Kayaknya ada yang kekunci didalam. " ucap Jovanya
"Kita dobrak bareng-bareng. " usul Aurora mendapatkan anggukan oleh keduanya.
1
2
3
Brak!
Pintu kamar mandi terbuka ketiganya masuk kedalam dan tidak ada orang.
"Kok gak ada orang. " ucap Celline
"Cek bilik masing-masing kamar mandi! " perintah Jovanya
Mereka memeriksa setiap bilik kamar mandi, hanya tersisa satu bilik yang belum mereka buka.
"Kayaknya ada di bilik pojok itu deh. " ucap Aurora
Ketiganya berjalan menuju ke bilik paling pojok dengan posisi Jovanya di bagian depan disusul Celline dan Aurora di belakang.
Hikss hikss
"Ada orang di dalam?! " teriak Jovanya
"Tolong! siapapun tolongin aku, "
"Dobrak lagi? "
"Ngapain di dobrak, noh kuncinya masih nancep di tempat. " ucap Aurora
Beruntung sekali kunci bilik itu masih berada di tempanya jadi mereka tidak harus mendobraknya lagi.
Jovanya memutar kuncinya
Mereka bertiga tercengang saat melihat gadis yang ia kenal sedang dalam keadaan yang sangat berantakan.
"SALSA?! "
"Lo lagi main film zombie? " celetuk Celline yang tidak mengenal situasi.
"Gak usah bercanda Celline. " decak Jovanya
Hiks hikss..
Nah lo nangis lagi
Salsa menangis dengan kondisi yang cukup berantakan bahkan bajunya basah.Aurora melepas jas almamaternya dan memakaikan nya pada tubuh Salsa.
"Kok lo bisa kaya gini sih? " tanya Jovanya sambil membenarkan penampilan rambut Salsa yang kusut.
"Hikss gak tau tiba-tiba ada yang nyiram aku, terus pintunya kekunci hikss......" tangisnya
"Yaudah mending bawa ke UKS aja. " ucap Celline yang berdiri di pintu untuk menjaga sekitar.
"Lo bisa jalan kan? "
"Bisa kok, " jawab Salsa lemah
Ternyata perkataan dengan tindakan tidak sesuai,sebelum Salsa berdiri ia malah tumbang dan pingsan.
Aurora langsung menangkap dan menahan tubuh Salsa agar tidak jatuh."Lah kok malah pingsan. "
"Gimana dong, mana berat lagi. " celetuk Jovanya membantu Aurora.
Aurora menepuk pipi Salsa berniat membangunkan gadis itu, "Sal halo? lo cuma pingsan kan gak mati. " namun tak ada respon dari sang empu.
"Angkat aja lah"
Keduanya bersiap untuk mengangkat Salsa namun terdengar suara tendangan pintu yang cukup keras.Celline yang berjaga didepan pintu bilik terkaget saat melihat Aland dkk yang berdiri di depan pintu kamar mandi.
"Minggir"
Celline takut dan bergeser membiarkan Aland masuk ke dalam bilik tempat Salsa pingsan.Aurora dan Jovanya terkejut saat melihat Aland, keadaan Salsa yang pingsan membuat posisi keduanya menjadi seperti tersangka utama.
"Kalian apain Salsa hah?!" ucap Aland dingin
"Kita temuin dia di-"
"Gue butuh penjelasan kalian, " ucap Aland dingin kemudian membawa Salsa dari kamar mandi.
Aurora dan Jovanya keluar dari bilik kamar mandi dan disambut oleh abangnya beserta teman-temannya.
"Bang gu-" ucap Aurora terpotong oleh Arsen.
"Lo mau jadi jal*ng? " ucap Arsen datar
Aurora bingung, apa alasan abangnya berbicara seperti itu?Arsen melepas jas almamaternya kemudian berjalan menuju adiknya , apa Arsen akan menampar nya?
"Pakai."
"Buat? "
"Baju lo njeplak. "
Sang empu melihat penampilan sendiri dan memang benar baju putihnya sedikit basah karena menompang tubuh Salsa tadi, sementara jas nya ia kasih ke Salsa.
Aurora menerimanya dan memakainya, "Makasih."
"Hmm.. "
Arsen keluar disusul oleh Dava, Jaka, sementara Stefano menatap Aurora dan kedua sahabatnya dengan tatapan dingin.
"Awas kalian..." ucapnya singkat kemudian keluar dari kamar mandi begitu saja.
"Apa-apaan tuh orang? dasar dinding beton. " geram Celline
"Gue takut. " celetuk Jovanya
Aurora dan Celline menatap bingung Jovanya, "kenapaa?"
" Gue takut kalo mereka kira kita yang lukain Salsa. " lanjut Jovanya
Aurora menghembuskan napas, "Tenang aja, kita niatnya cuma bantu aja kali. " ucap Aurora tenang
Selama diperjalanan Aurora terdiam merenungkan kejadian tadi, jika dalam novel memang ada kejadian dimana Salsa dibully di toilet namun pelakunya langsung berada di tempat dan dia itu Laura sang aantagonis
Tanpa sadar kini mereka sudah berada di depan kelas, namun ada sesuatu yang menarik perhatiannya.Kami masuk kedalam kelas dan menemukan Mega dan dua temannya sedang bertengkar dengan Laura.
"Sumpah bukan gue! kenapa lo ngeyel banget anjir!!! " teriak Laura
Penghuni kelas hanya diam dan menonton tanpa berniat melerai, kejadian seperti itu sudah biasa mereka lihat.
"Lo kan yang bully dan kunci Salsa di toilet, ngaku aja! "
"Gue bilang bukan gue! "
"Lagian apa untungnya buat gue? "
"Lo masih dendam karena Aland pacaran sama Salsa kan, tinggal ngaku aja susah. "
"Gue lagi di perpustakaan, so? bagaimana mungkin gue bisa bully temen lo itu dalam waktu yang sama? "
Mega terdiam, " Gak ada buktinya, lo pasti berusaha ngelak! " tuduh Mega
"Pegang dia, " suruh Mega kepada dua temannya.
"Apa-apaan sih! lepasin! " berontak Laura
PLAK!
"Anj."
Sila menampar Laura, " Itu buat lo yang udah kunci Salsa di kamar mandi. "
Wajah Laura tertoleh ke samping, "Lo mainnya keroyokan ya, cupu!!! " teriak Laura
Mega marah saat mendengar hinaan Laura dan hendak menampar Laura lagi.Namun tangan seseorang menahan tangan Mega sebelum mendarat sempurna di pipi Laura.
"Huss anak manja mending gak usah ikut campur deh... " ucap Sila menatap Celline tidak suka.
"Lo nenek lampir jelek mending pergi dari kelas gue, lo itu bau T4I !!! iyuhhh! " ucap Celline pedas
Aurora terkekeh mendengar ucapan Celline, gadis itu memang jika tidak menyukai sesuatu maka mulutnya akan berkata pedas.
"Maksud lo apa?! "
"Lo budeg ya?? oh pantes. " celetuk Celline dengan tampang biasa.
"Lo ! dasar kurangajar. " Sila hendak menampar Celline namun lagi-lagi terhenti saat mendengar teriakan.
"JAGA TANGAN LO , BERANI LO SENTUH CELLINE GUE BAKAL KIRIM LO KERUMAH SAKIT SEKARANG JUGA! " teriakan membahana dari seorang Jovanya.
Gadis itu berjalan menuju Celline dan menariknya agar menjauh dari Megalondon itu.Siapa yang tidak tahu Jovanya? ia adalah pemain karate kebanggaan sekolah, siapa saja yang mengusiknya maka akan ia hajar.
"Awas lo Aurora. "
"Lho ?? "
Sedangkan sedari tadi mengernyit bingung, kenapa ia jadi dibawa-bawa?
"Lo sama aja kaya Laura, dasar cewek murah*an! " seru Mega
Aurora diam ia tak akan terpancing oleh perkataan Megalondon itu karena Aurora tau dia tukang cari perkara dengan mulut busuknya itu.Walaupun sebenarnya dirinya ingin sekali membanting tubuh itu ke lantai.
"Mending lo pergi dari sini deh. " ucap sang ketua kelas yang sedari tadi diam, namun saat merasakan udara dan situasi yang semakin panas lebih baik ia hentikan sekarang.
"Bener ganggu kenyamanan orang aja. "
Ketiganya keluar dari kelas, "lo bakal hancur setelah ini. " bisik Mega saat melewati Aurora.
Sila melewati Aurora dengan menyenggol bahunya cukup kencang membuat Aurora sedikit limbung.
"Ck.untung cewek. "
____________________________
WAJIB!!
Like,Vote,coment,beri hadiah🎁
Jadikan Favorit!
SEE YOU!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments