"Ada yang gak beres. "
"Ada apa ini?" suara seseorang berhasil mengalihkan lamunannya.
"Bubar bubar!! hussh ..hushh...!" usir Dava kepada para penghuni kantin.
Semua murid yang berada di kantin langsung membubarkan dirinya sendiri, sambil menggerutu karena tidak bisa melihat drama yang cukup asik ditonton. Mendengar teriakan , Aurora pun tersadar dan segera melihat sekitarnya lagi. Disana terdapat para sahabat dari Arsen.
Sila langsung memeluk lengan Arsen, " dia sengaja nabrak Salsa, lo gak mau hukum dia Sen? " tanya Sila
Arsen melepaskan tangan Sila karena risih.
"Lo juga kenapa?" kali ini Aland sang protagonis pria yang bertanya kepada gadis bernama Salsa.
Salsa?
Wtf, dia protagonis cewek itu??
"Tadi dia sengaja nabrak Salsa Land, liat tuh sampai basah bajunya kena kuah. "jawab Mega
Si Mega kok nyaut bae, perasaan yang ditanya Aland adalah Salsa bukan cewek itu.
"Ada yang sakit?" tanya Aland
"Aku gak papa. " sahut Salsa
"Mending lo bawa pacar lo ke Uks,liat tangannya bisa melempuh." suruh sahabat Aland ,bernama Stefano Javier.
Aurora sedikit terkejut lelaki itu ternyata bisa berbicara? selama yang ia baca di novel sosok Stefano sangat jarang berbicara. Setelah kepergian dua sejoli itu kini hanya tersisa beberapa diantara mereka,termasuk Mega.
"EH..." pekik Aurora kaget yang tiba-tiba tangannya ditarik oleh Elano ,entah datang dari mana dia.
"Ke UKS!" perintahnya
Saat Elano hendak menyeretnya lagi tangan kirinya malah dipegang oleh abangnya.
"Lepasin tangan lo dari tangan kembaran gue." ucap Arsen dingin.
Elano tak menjawab dan tetap menarik tangan Aurora,tetapi masih tertahan oleh tangan Arsen.
"Biar gue yang bawa Rara ke UKS," ucap Arsen dan kemudian menarik tangan Aurora sampai terlepas dari tangan Elano.
Sementara Elano menatap Arsen dengan tatapan datarnya dan beralih kearah Aurora dengan tatapan dinginnya,
Decih Elano sebelum melenggang pergi dari kantin.
"Gue gak papa kok bang,jadi gak usah ke UKS."
"Siapa juga yang mau bawa lo ke UKS, ngarep!!" ucap Arsen kemudian melenggang pergi dari kantin begitu saja.
"Eh tunggu Sen," teriak Jaka yang disusul pergi oleh Dava dan Stefano.
Sementara Aurora dan kedua sahabatnya terdiam melongo,tak habis pikir dengan abangnya itu.
"Kasian di PHP abang sendiri." ledek Mega yang kemudian melenggang pergi juga.
"Mampus! rasain.." ledek Sila juga
"ABANG SIAL*N!" teriak Aurora tertahan sambil meninjukan kepalan tangan ke udara.Aurora mencak-mencak ditempat.
Bel pulang sudah berbunyi sejak beberapa menit yang lalu.Kelas mulai sepi karena para penghuninya satu persatu meninggalkan kelas.Kini tinggal Aurora,Celline dan Jovanya yang masih berada di dalam kelas.
"Gak pulang Ra?" tanya Jovanya sambil membenarkan tali tas nya.
"Nunggu sepi."
"Ke depan aja yuk,daripada disini sendirian."ucap Jovanya diangguki Celline.
Ketiganya pun menuju ke parkiran bersama, diperjalanan melewati lorong sekolah sudah mulai sepi hanya tersisa beberapa murid eskul.
"Lo pulang naik apa?" tanya Celline
"Naik motor." jawabku singkat sambil berjalan santai.
Sesampainya di parkiran Celline pun berpamitan pulang karena sudah dijemput oleh supirnya.
"Gue duluan guys,dadah!!!" ucap Celline sambil pergi menuju mobil.
"Lo yakin gpp gue tinggal? atau mau pulang bareng aja ?" tanya Jovanya,
"Lo gak liat gue bawa motor? gue baik-baik aja ,kalo lo mau pulang juga gpp." jawabku santai sambil bersender di samping motor.
"Oke deh,gue duluan ya, bay Aurora!"
Jovanya pun pergi dari parkiran motor menuju ke arah mobilnya sendiri,memang Jovanya mengendarai mobilnya sendiri berbeda dengan Celline yang harus diantar jemput oleh supirnya.
Kik Kik Kik ..
Suara klakson mobil Jovanya saat melewati parkiran motornya.
Melihat kepergian Jovanya kini tinggal tersisa Aurora diparkiran.
Aurora pun menaiki motornya ,namun terlupa bahwa ia belum menurunkan leging selututnya yang sempat ia rangkap tadi.
Saat sudah menaiki motornya dan menyalakan mesin namun tiba-tiba seseorang datang mencabut kunci motornya yang sudah terpasang.Aurora pun langsung membuka kaca helmnya dan menoleh ke samping.
"Apaan sih! balikin kuncinya." ucap Aurora kesal pada orang itu sambil menodongkan tangannya.
"Tapi pulang bareng gue. "
"Gak mau,gue udah bawa motor lo buta apa gimana?"
"Gak ada penolakan,buruan turun atau kunci motor lo gue buang, mau??" ancam Elano.
"Yaudah sono buang. " tantang Aurora
Ternyata gadis itu sangat keras kepala. Elano hanya menatap Aurora datar kemudian berjalan mendekat ke arahnya yang masih duduk diatas motor.
Kini Elano sudah berada tepat di samping motornya kemudian memajukan badannya ke arah Aurora sambil memajukan tangan.
Aurora yang merasa dirinya akan dipukul pun refleks memejamkan mata,namun tiba-tiba ia terpekik kaget karena Elano sekarang sedang mengangkatnya agar turun dari atas motor.
"EH..." pekik Aurora kaget
Sekarang Aurora sudah turun dari motornya yang kemudian Elano mencopot helm yang masih terpasang di kepala Aurora dan meletakkannya di atas motor.
"Pulang bareng gue."
"Gak mau!" tolak Aurora
Tak mendapat jawaban yang memuaskan dari Aurora ,Elano segera menyeretnya ke arah parkiran mobil.
"Apaan sih! gue bilang gak mau ya gak mau!" teriak Aurora kesal
Elano diam dan terus menggenggam tangan Aurora untuk berjalan.
"Gue mau pulang sendiri."
"Cepet masuk ke mobil." suruh Elano
"Gak" Aurora tetap kekeh menggeleng
"Masuk Aurora!" bentak Elano
Mendengar bentakan Elano dengan terpaksa Aurora memasuki mobil itu,bukannya takut hanya saja dirinya ngeri kalo tiba-tiba ada seniper yang menembaknya karena membuat bos nya marah.
Setelah terbebas nyawanya dari para seniper-seniper itu,kini pikiran Aurora malah mendadak menjadi panik.
Bagaimana jika Elano membawanya untuk dibunuh?tidak tidak jangan-jangan ia akan dibawa ke rumah bordil?atau ia akan membawanya ke hotel dan mengajaknya Em ya itu...
Aurora panik di tempat duduknya.
Tak nyaman dengan suasana mobil yang hening dan pikiran kotornya,Aurora akan mencoba bertanya memastikan.
"Mau kemana?"
Elano menoleh sebentar, "Ke Apart."
Apart?
Tempat kedua setelah hotel yang memungkinkan untuk melakukannya.
Gila
"Ngapain? mending antar gue ke sekolah lagi,kasian motor gue disana sendirian_....."
"Motor lo aman . "
"Anter gue pulang aja El ,"
"Nanti"
"Gue maunya sekarang,nanti oma cari gue Elano."
"Berisik."
"Beneran gue pengen pulang,gue udah cape banget pengen pulang terus rebahan."
"Nanti."
"Gue peng_"
Ucapan Aurora terpotong karena Elano menghentikan mobilnya tiba-tiba,ia pun menolehkan wajahnya ke arah Elano.
"Kenapa berhmpp.."
Untuk pertama kalinya bibir mereka bertemu,Elano mengecup singkat kemudian menegakkan kembali badannya.
"Ternyata dicium dulu baru bisa diem. " ucap Elano kembali menjalankan mobilnya.
What?!
Kini mereka berdua sudah sampai di parkiran apartemen. Elano keluar terlebih dahulu tanpa menunggu Aurora yang masih mencebik kesal didalam mobil.
Melihat punggung Elano yang hampir menghilang , Aurora buru-buru keluar dan berlari kearah yang sama dengan cowok itu.
"Woelah tungguin!!"
Sampai dibelakang Elano ia menghentikan larinya dan berjalan biasa sambil memasang muka kesalnya.
"Tega banget."
"Aduh..." Aurora mengaduh saat Elano menghentikan langkahnya dan membuat wajahnya terbentur punggung tegap cowok itu.
"Kalo berhenti bilang dong!!." Aurora memundurkan langkahnya sambil mengelus dahi dan hidungnya.
Elano berbalik,menatap datar Aurora yang masih menggerutu sambil menunduk mengelus jidat Aurora lembut .
"Gausah lebay."
Aurora menepis tangan Elano dan menampilkan wajah datar, "ngapain berhenti?"
"Jalan disamping gue."
Aurora pun menganggukan kepala,keduanya kembali berjalan berdampingan dengan Elano yang menggenggam tangan Aurora.
Setelah berjalan cukup lama,genggaman tangan Elano dan Aurora terlepas saat keduanya sudah sampai di depan pintu apart Elano. Mereka memasuki apartemen itu dengan Aurora yang menatap kesekeliling ruangan itu.
Bersih dan nyaman
"Ke kamar ? " ucapan Elano menghentikan niat Aurora yang ingin mendudukan dirinya di sofa .
"Gue di sini aja. "
Setan ada dimana-mana bisa gawat kalo tiba-tiba nemplok sama Elano.Mendengar jawaban itu, Elano hanya diam kemudian berjalan menuju kamarnya begitu saja. Melihat kepergian Elano membuat Aurora menghela napas lega.Aurora pun menyibukkan dirinya dengan bermain ponsel sambil menunggu Elano yang mungkin sedang mandi.
"Gak mandi? " tanya cowok itu tiba-tiba membuat Aurora kaget.
Ia pun mengalihkan pandangannya ke arah Elano yang sudah memakai baju kaos pendek putih beserta celana boxernya,rambutnya pun masih basah.
Ganteng ...
"Gak, gue mandi dirumah aja. "
"Ohh.. "
"Mau makan? "
Mendengar pertanyaan itu membuat Aurora bersemangat kembali, dia sangat lapar sekarang.
"Mau lah! " ucapnya dengan anggukan antusias.
"Mau kemana? " tanya Aurora saat melihat Elano berjalan kearah dapur.
"Masak buat lo.. "
"Emang bisa? "
"Lo remehin gue? "
"Bisa jadi? " ucap Aurora sedikit ragu.
"Hilangin pikiran gak guna lo itu. " ucap Elano menonyor kening Aurora pelan.
Bersambung......
Jejak hey😌cepe ngingetin terus
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Agnes Orindo
lanjut
2022-08-13
1
Mrinpur
sedikit bingung namun mencoba memahami,,,
2022-07-27
7