HAPPY READING
🐧
🐧
🐧
Keesokan paginya Aurora terbangun dari tidurnya karena terganggu oleh sinar matahari pagi.
"Eunghh.. gue pasti ketiduran tadi malam, "
Terlihat Arsen yang masih tertidur lelap, Aurora memperhatikan wajah Arsen, jujur kakak Aurora sangat tampan sebelas dua belas dengan Elano dan Aland.. Namun kalo boleh jujur masih tampan Elano sih.
"Kalo bukan abangnya Aurora, gue pasti udah suka sama Arsen" batin Aurora sambil terkekeh kecil.
Aurora menepuk pipinya untuk menyadarkan dirinya dari pikiran itu dan beranjak dari ranjang.
"Bang!!" panggil Aurora menggoyangkan tubuh Arsen, sedangkan Arsen hanya menjawab dengan deheman.
Aurora pun turun dari ranjang dan berjalan menuju pintu kamar.
Ceklek
"Loh non Aurora tidur sama den Arsen? " tanya bi Asik yang berada didepan pintu kamarnya, mungkin ia berniat membangunkannya.
"Iya bi,kenapa? "
"Non disuruh kebawah untuk sarapan ."
Aurora hanya membalasnya dengan anggukan.
"Oke bi. "
"Yaudah bibi ke bawah lagi ya non, " pamit bi Asik
"Iya bi. "
Aurora memasuki kamarnya, ia berniat untuk mandi namun sangat mager. Alhasil dirinya kembali duduk di ranjang mengambil ponselnya.
Hari ini adalah hari Minggu, jadi sekolah libur.
Aurora membuka ponselnya dan mendapati beberapa pesan dari kedua sahabatnya dan Elano.Sebenernya masih banyak lagi, namun ia malas menjawabnya.
Celline : Aurora..Ra...Lo dimana?
Jovanya : Ra lo dimana? udah pulang?
mungkin lo udah pulang, gue sama Celline baru aja pulang.
Aurora hanya membacanya saja, kemudian beralih ke pesan chat Elano.
Elano 💩: udh plng?
Aurora juga hanya membacanya saja, karena pesan itu dikirim tadi malam.
Ting!
Elano 💩: knp cuma d baca
Anda : gue udah dirumah
Elano💩 : Mau jalan?
Elano mengajaknya jalan? tumben banget. Tapi ia akan menolaknya, ia ingin tiduran full hari ini sambil menonton atau bermain game.
Anda :Gak, gue sibuk
Elano💩 : Oh
Aurora melongo melihat jawaban Elano, ia pikir Elano akan memaksanya namun ternyata tidak.
"Mungkin dia mau ajak Salsa, " batin Aurora
Sang empu berjalan menuju kamar mandi untuk bersih-bersih, kemudian turun kebawah untuk sarapan.
"Pagi Oma, Opa." sapa Aurora
"Pagi."
Arsen yang berada disana mendengus karena dirinya tidak disapa.
Kami pun makan dengan hikmat tanpa pembicaraan, karena opa nya sangat tidak suka jika ada yang makan sambil berbicara, tidak sopan katanya.
Aurora selesai sarapan, tadi waktu ia mandi di kamar mandi ia kepikiran untuk mencoba menanyakannya pada opa tentang pertunangan dirinya dengan Elano.
"Opa" panggil Aurora, membuat semua orang yang ada dimeja makan menatapnya.
"kenapa? " tanya Opa
Aurora sangat gugup sekarang, ia mendadak tak berani berbicara.
"Emm.. Rara mau nanya sesuatu boleh? . " Opa menganggukkan kepala mempersilahkan Aurora bertanya.
"Itu em.. itu anu em.... "
Mereka menunggu ucapan Aurora namun hanya seperti itu membuat oma kesal.
"Kalo ngomong yang bener jangan am em am em!!" tegur Oma
"Hehe.. Aurora pengen batalin pertunangan sama Elano. " ucap Aurora setelahnya.
Hening
"Lo serius? " tanya Arsen
Aurora menganggukan kepalanya mantap, kemudian menatap Opa dan Oma nya.
"Bagus dong, " Sahut Arsen setuju
"Kenapa mendadak ? Elano sakitin kamu? " tanya Opa
Aurora harus jawab apa? iya atau tidak? sebenarnya nyakitin juga tidak karena dirinya bukan Aurora asli.
Maapkan Aurora ya Elano!
"Iya Opa. " angguk Aurora dengan wajah murungnya.
"Oma tau gak, Aurora pernah di pukul sama Elano, terus dicekokin air kolam, Elano juga pernah mau memperko-" ucapan Aurora terhenti.
"Ekhem...selamat pagi. " terdengar sapaan dari arah belakang Aurora dan Arsen.
Keduanya membalikkan badan , ternyata Elano berdiri disana sambil memandang Aurora datar.
Aurora terkejut saat melihat Elano yang berdiri tidak jauh darinya, " MAMPUS!" batin Aurora malu
"Pagi Oma, Opa. " sapa Elano yang dibalas anggukan oleh keduanya.
"Ngapain lo disini? " tanya Arsen tak suka.
"Berkunjung ke rumah tunangan. " jawab Elano santai kemudian duduk di samping Aurora.
Jika kalian ingin tau kondisi Aurora sekarang, Ia sedang duduk dengan gelisah sembari menundukkan kepalanya.
"Oma, Opa, saya ijin bawa Aurora ke taman ya. " pamit Elano kemudian berdiri mengenggam tangan Aurora.
"Gue belum selesai makan El. " cegah Aurora
"Lanjutin nanti saja, sepertinya nak Elano mau berbicara sama kamu. " ucap Oma nya
Elano tersenyum , sementara Aurora mendengus kenapa omanya justru mengijinkan.
Aurora hanya menurutinya pasrah dengan masih menundukkan kepala.
Sesampainya di taman belakang, mereka berhenti di dekat rumah kaca.
"Maksud lo apa? " tanya Elano dingin menatap Aurora yang masih menundukan kepalanya.
Kepala Aurora terdongak keatas karena dagunya diangkat oleh jari Elano.
"Jawab!" perintah Elano
"Sorry El gue gak maksud buat jelekin lo kok. "
"Tatap mata gue, Aurora! " perintah Elano
Aurora memberanikan diri menatap Elano, walaupun jantungnya berdebar.
"Segitunya lo mau batalin pertunangan ini? " tanya Elano menatap lurus mata hitam Aurora.
"Itu lo udah tau. " cicit Aurora
Elano menghela napasnya berusaha mengatur emosi, " gue ada salah sama lo? "
"Lo udah pernah per-" Lagi-lagi ucapan Aurora terhenti.
"Perkos# lo? Tcih! itu bahkan gak bisa dikatakan sebuat pemerk*saan karena kita sama-sama mau, lo lupa?! "
"Itu salah Aurora bukan salah gue,El!!! " teriak Aurora
Untung saja keduanya berada di taman belakang dekat rumah kaca sehingga tidak ada yang mendengar keduanya,mungkin?
"Lo bertingkah seolah bukan Aurora. "
"Memang bukan El ! " jawab Aurora dalam hati
"Dengerin gue baik-baik! gak semudah itu lo mainin perasaan gue! dulu lo ngejar-ngejar gue dan sekarang lo udah dapet apa yang lo mau, lo mau buang gue gitu aja hah? " Ucap Elano menatap Aurora datar.
"Lo udah masuk kehidupan gue dan gak bakal semudah itu lepas dari genggaman gue!!"
"Maaf, gue cuma pengen mutusin pertunangan ini dengan baik-baik aja kok. " jawab Aurora diam ditempat.
"Baik-baik kata lo? "
"Iya Elano, hargai gue pliss.. "
"Hargai lo? "
"El gue pengin bat-Emmph....." ucapan Aurora terhenti karena mendapat serangan tiba-tiba oleh Elano.
Dirinya terdiam seperti patung dengan mata melotot kaget, jantungnya berdegup kencang seluruh sarafnya mendadak lemas.Elano mencium Aurora dengan menahan tengkuk Aurora untuk memperdalam ciumannya.
"Lepassss..." teriak Aurora namun teredam oleh ciuman Elano.
Aurora kelabakan mendorong dada Elano saat merasa sudah kehabisan oksigen.
Merasa lawan mainnya sudah kehabisan napas, Elano pun menghentikan aksinya walaupun ia masih kurang lagi.
Setelah ciuman terlepas Aurora langsung mengambil oksigen sebanyak-banyaknya dan mengatur napasnya.
Plak!
Entah reflek darimana tangan Aurora bermain menampar Elano. Lelaki itu hanya diam sambil memegang pipinya yang sedikit kebas.
"Gue gak bakal biarin lo keluar semudah itu, " bisik Elano mengacak rambut gadis itu yang masih mengatur napasnya.
Elano mengelus sudut bibir Aurora, " lo milik gue. "
"Milik Elano King Alister! "
Elano berbalik badan berjalan keluar meninggalkan Aurora yang masih berdiam di tempat.
Karena kesal Aurora menendang batu kerikil didepannya.
Sementara seseorang sedang memandang tingkah Aurora dengan ujung bibir terangkat, senyuman tipis sangat tipis.Elano yang belum benar-benar pergi dari sana,ia melihat semuanya termasuk saat Aurora memaki dirinya.
"Sejauh apa hubungan kalian? " gumam Arsen yang melihat kejadian tadi termasuk melihat Elano yang masih berdiri di balik pohon. Ia melihat semuanya.
_____________________
🙋♀️Anyeong!
⚠️WAJIB Like👍Vote🎟coment✉️beri hadiah🎁Jadikan Favorit💌⚠️Tidak menerima silent reader
SEE YOU !
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Nanik Lestari
Gampang banget disosor
2023-08-09
1
itha Nurhayati 😎
lagi Kaka🥰🥰
2022-06-21
0