Di culik

Proses belajar mengajar di kampus berakhir hari ini. Mahasiswa keluar dari kelas dengan berhamburan, hiruk pikuk tak dapat terelakkan. Dara berjalan bersama Allia di pelantaran kampus, saat mereka berjalan melewati ruang Dosen, Bara sudah menunggu Dara di sana, ia berdiri dengan posisi begitu cool dengan kedua tangan di masukkan kedalam saku celana. Allia yang sudah peka berlalu dengan senyum meninggalkan Dara.

''Sampai jumpa lagi.'' ucap Dara dengan tangan melambai ke arah Allia.

''Okey.'' timpal Allia.

Setelah itu Dara dan Bara berjalan berdampingan di belakang Allia.

''Mama pasti seneng,'' ucap Bara memulai obrolan.

''Seneng karena apa?'' tanya Dara. Kedua tangannya memeluk buku pelajaran.

''Seneng karena mendengar kabar baik ini. Seneng karena kamu setuju untuk menikah sama Kakak.''

''Syukurlah kalau Mama seneng. Emang itu yang setiap anak harapkan. Selagi orang tua kita masih hidup, memang ada baiknya kita melakukan apa saja untuk membahagiakan mereka, asal jangan melanggar norma-norma.'' kata Dara bijak dengan tatapan fokus ke depan.

''Benar.'' Bara mengangguk setuju. Dia merasa kagum sama Dara. Terkadang Dara bisa bersikap begitu manja, dan polos. Dan terkadang pula Dara juga bisa bersikap sangat dewasa.

Mereka masuk ke mobil, lalu mobil melaju membelah jalanan berdebu karena panas yang begitu terik.

Tanpa mereka sadari, dari tadi seseorang terus memperhatikan gerak-gerik Dara dan Bara. Orang itu juga sempat menguping obrolan keduanya.

***

Malam hari, saat makan malam.

''Kamu serius mau menikah sama Kak Bara, Sayang?'' tanya Papa Handoko setelah menghabiskan makanan nya di piring.

''Serius Pa'' jawab Dara ragu dan sedikit malu.

''Enggak karena terpaksa, 'kan? Goda Shaki.

''Enggak lah'' timpal Dara. Bara dan Mama Arum pun tersenyum mendengar obrolan singkat mereka.

Mama Arum begitu senang mendengar kabar baik itu, ketika dia menanyakan sekali lagi sama Dara, Dara mengangguk setuju.

Setelah itu Mama Arum di sibukkan dengan benda pipih miliknya. Tanpa menunda waktu lagi, Mama Arum menghubungi salah satu orang suruhan nya. Mama Arum meminta agar orang suruhan nya menyiapkan segala sesuatu untuk acara pernikahan Dara dan Bara yang akan di selenggarakan dengan mewah dan meriah.

Mama Arum ingin memperkenalkan Dara pada seluruh kenalannya. Dia ingin Dara memiliki tempat istimewa di dalam anggota keluarga nya.

Pernikahan Dara dan Bara akan di adakan seminggu lagi.

***

Ke esokan harinya.

Bara mengantar Dara ke kampus, ia tidak turun dari mobil, karena sedang ada urusan lain dan karena hari ini jadwal mengajar nya juga lagi kosong.

''Jaga diri baik-baik ya, nanti kamu Kakak jemput. Kakak masih perlu menyiapkan semua berkas untuk pernikahan kita.'' pesan Bara sebelum pergi. Bara mengusap pucuk kepala Dara.

''Oke Kak. Aku akan jaga diri dengan baik.'' balas Dara. Setelah itu dia membuka pintu mobil bersiap hendak keluar.

''Eit, mau kemana? Enggak ada sopan-sopannya sama calon suami.'' sapa Bara saat Dara hendak keluar begitu saja.

''Apalagi sih Kak? Entar aku telah lho.'' Dara berucap kesal.

''Ini,'' Bara mengulurkan tangannya.

''Ah iya,'' Dara menyalami tangan sang Kakak, dan mencium kecil.

***

Karena Bara yang tidak ada di Kampus hari ini, Mahasiswa yang menyukai Dara merasa memiliki kesempatan untuk mendekati Dara. Saat Dara ke kantin, Mahasiswa yang menyukai Dara berbohong-bondong mengikuti Dara di belakang. Membuat Dara dan Allia merasa risih.

''Duh, kalian bikin aku risih aja.'' oceh Dara saat dia sedang duduk di kantin. Para Mahasiswa yang berjumlah lima orang itu juga ikut duduk di kantin. Mereka semua termasuk mahasiswa yang tampan dan populer di Kampus. Tidak heran kalau banyak Mahasiswi yang iri sama Dara.

''Makanya kamu pilih salah satu dari kita Dara, biar kita enggak berharap dan ngejar-ngejar kamu lagi.'' ujar salah satu mahasiswa yang memiliki wajah tampan khas luar negeri.

''Aku tuh udah punya cowok tauk. Bahkan sebentar lagi aku akan segera me .....'' ucapan dara menggantung. Dia hampir saja keceplosan. Dara menutup mulutnya dengan cepat.

''Me?'' tanya Allia penasaran dengan mata menyipit. Begitu juga yang lainnya.

''Ya me, itu me .... Ah lupakan saja enggak penting juga.'' Dara berbicara salah tingkah.

***

Dara dan Allia lagi duduk di bangku taman, yang ada di Kampus. Dara membaca buku sedangkan Allia dari tadi terlihat gelisah, dia sibuk menatap ponselnya dan mengetik sesuatu. Dara yang merasa penasaran mencoba mengintip ponsel sang sahabat.

''Ihh kamu ngapain sih, enggak boleh gitu.'' ujar Allia seraya memasukkan ponsel kedalam tas nya.

''Lagian kamu, dari tadi sibuk aja sama ponsel.'' balas Dara. Kemudian Allia mengubah topik pembicaraan.

"Dara temani aku ke tempat foto copy di seberang sana ya, ini aku ada tugas yang kemarin belum selesai. Nanti aku di marahin lagi sama Dosen,'' pinta Allia seraya menunjuk toko foto copy yang berseberangan dengan Kampus. Jaraknya cukup jauh dari Kampus.

''Duhh kamu kenapa enggak pake mesin fotocopy yang ada di ruang Dosen aja. Aku udah selesai dari kemarin di bantuin sama Kak Bara.'' kata Dara sambil menyimpan buku bacaannya ke dalam tas.

''Ahh enggak ah, malu aku sama Dosen-dosen. Kamu mah enak ada Pak Dosen tampan yang baik sama kamu. Temani aku ya, sebentar saja.'' mohon Allia dengan menutup tangan di depan dada.

''Baiklah.'' Dara mengangguk.

Setelah itu Dara dan Allia berjalan berdampingan keluar dari area Kampus. Allia dan Dara berdiri di pinggir jalan, menunggu hingga mobil tidak ada lagi yang lewat. Saat Allia dan Dara hendak menyeberang jalan tiba-tiba sebuah mobil bewarna hitam berhenti tepat di depan mereka. Dara dan Allia saling berpandangan. Saling bertanya dalam diam.

Pemilik mobil itu membuka pintu, lalu dari dalam mobil keluar dua orang pria berbadan kekar. Mereka menangkap tubuh Dara cepat, menutup mulut Dara dengan sapu tangan yang di kasih obat bius. Dengan seketika tubuh Dara terkulai lemah tidak sadarkan diri. Dara yang kaget tidak bisa melawan.

Setelah itu tubuh Dara di masukkan kedalam mobil dan mobil melaju cepat.

Allia termangu melihat mobil yang menjauh. Sebuah senyum tipis terbit di wajahnya.

''Untung tempat ini lagi sepi, jadi aku enggak perlu drama nangis-nangis gitu 'kan.'' gumam Allia berkacak pinggang.

Kemudian Allia menghubungi Bara.

''Hallo Pak'' Allia berbicara dengan suara terdengar panik.

''Iya. Ini siapa?'' tanya Bara.

''Pak, ini saya Allia, Pak. Pak .... Hiks ...''

''Iya ada apa Allia, apa yang terjadi?''

''Pak, Dara Pak ...''

''Iya, Dara kenapa?!'' Bara yang sedang di KUA berbicara keras dan begitu panik.

''Dara, Dara di culik Pak. Huhuhuhu.''

Bara mematikan ponselnya dengan cepat, setelah itu mobilnya melaju menuju kampus.

Sedangkan Allia kembali masuk ke area Kampus. Seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Allia telah siap jika nanti Bara bertanya tentang kejadian yang sebenarnya kepada dirinya. Dia telah bersiap untuk berakting sebaik dan senatural mungkin.

Terpopuler

Comments

Ternyata Alia pengkhianatnya. dia yg di ajak kerjasama dan di tunjuk untuk jadi mata2 Jessica

2022-07-25

1

Sriyanti Anjar

Sriyanti Anjar

oh ternyata allia pelakunya

2022-07-20

0

Mitha

Mitha

lanjut thorrrr

2022-06-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!