Sudah tiga hari lamanya Dara di rawat di rumah sakit. Dia masih belum sadar kan diri juga. Dia masih dalam keadaan kritis.
Mama Arum yang sedang duduk di kursi di dekat brankar memandang wajah Dara lekat. Wajah yang pucat dengan mata tertutup. Mama Arum membelai lembut pipi Dara dengan pikiran berkelana ke mana-mana. Dia sangat takut akan kehilangan Dara.
''Sayang, cepat sadar ya. Kamu jangan pergi, jangan tinggalkan Mama.'' gumam Mama Arum. Di ruangan itu hanya ada Mama Arum dan Dara. Bara masih berada di Kampus, sedangkan Shaki dan Papa Handoko masih berada di Kantor. Papa Handoko beberapa hari ini terpaksa turun tangan membantu Shaki, karena Perusahaan mereka lagi berkembang pesat. Shaki telah berhasil membuat perusahaan semakin maju.
Selama tiga hari ini pula Shaki terus mencari barang bukti tentang hal yang menyebabkan Dara sampai terjatuh. Tapi tetap tak membuahkan hasil, dari cctv yang dia lihat waktu itu, dia hanya melihat seorang pria yang mengobrol dengan Dara, setelah itu Dara mengikuti langkah pria misterius itu. Tapi sayangnya wajah pria itu tidak terlihat dengan jelas.
***
Sore hari semua telah berkumpul di ruang rawat inap Dara. Mereka terus berdoa untuk kesembuhan Dara.
''Shaki, ada yang ingin Mama minta sama kamu, Nak'' ucap Mama Arum lembut menatap wajah sang Putra yang baru pulang dari Kantor. Wajah Shaki nampak lelah. Karena setelah dari Kantor tadi mereka langsung mampir menjenguk Dara.
Shaki, Bara dan Papa Handoko mendengar dengan seksama. Mereka duduk lesehan di atas karpet.
''Apa, Ma? Katakan, insya Allah akan Shaki turuti permintaan Mama.'' sahut Shaki lembut.
''Shaki, Mama ingin sekali saat Dara sudah sadar nanti ... Kamu segera menikahinya.'' ucap Mama Arum lirih sedikit ragu.
''Ma!'' Shaki kaget mendengar perkataan sang Mama. Begitu juga yang lainnya.
''Mama lagi nggak becanda, 'kan?'' timpal Papa Handoko.
''Enggak Pa. Mama sungguh-sungguh. Mama ingin Dara ada yang menjaganya. Mama nggak mau kejadian seperti ini terulang lagi.'' Mama Arum berkata dengan suara serak serta wajah yang nampak sedih.
''Ma, aku 'kan ada. Aku bisa jaga Dara. Lagian Dara masih kuliah juga. Dara kan udah kita anggap seperti keluarga kita sendiri'' timpal Bara tidak setuju sama ide sang Mama.
''Alaahhh kamu itu enggak becus Bara! Kamu udah ada Jessica. Jessica lebih membutuhkan mu. Kalau kamu bisa menjaga Dara dengan baik, keadaan Dara enggak akan begini. Kasihan sekali Dara, mana Ayah nya juga meninggal karena kamu tabrak. Kemarin Mama begitu percaya sama kamu untuk menjaga Dara, tapi ... Ahh, sudah lah. Dara hampir saja kehilangan nyawa dan harga dirinya karena keteledoran kamu!'' racau Mama Arum, rasa sedih dan kecewa terhadap Bara membuatnya berbicara begitu saja tanpa ia sadari.
''Ma ...'' Bara berbicara lirih. Dia tidak menyangka sang Mama tega berbicara seperti itu, perkataan sang Mama sungguh melukai hatinya.
Bara berdiri hendak keluar dari ruangan dengan dada terasa sesak. Entah mengapa dia merasa tidak setuju sama ide sang Mama yang mau menikah kan Shaki dengan Dara.
Sedangkan Shaki dan Papa Handoko hanya diam, mereka tidak mau ikut campur cukup jauh. Mereka tidak ingin membuat keributan di rumah sakit.
''Bagaimana Shaki, apa kamu mau, Nak?'' ulang Mama Arum lembut tanpa memperdulikan Bara.
''Aku ma ...'' saat Shaki hendak menjawab, tiba-tiba Bara memotong perkataan sang Adik.
''Yang menyebabkan Ayah nya Dara meninggal itu aku, yang membuat Dara jadi begini juga aku! Biar aku saja yang bertanggung jawab. Aku ... Yang akan menikahi Dara saat dia sudah siuman nanti. Itu pun kalau Dara setuju.'' tutur Bara yang masih dalam posisi berdiri. Sekilas dia melihat ke arah Dara yang masih terbaring diam di brankar.
''Jessica mau kamu kemanakan Bara?!'' tanya Mama Arum dengan mata menyipit.
''Aku akan memutuskan hubungan Aku dan Jessica, Ma'' sahut Bara mantap tanpa pikir panjang. Usai berbicara seperti itu dia melangkah kaki nya lebar meninggalkan Mama, Adik dan Papa nya yang melongo mendengar perkataannya.
Mama Arum menggeleng kepala mendengar penuturan sang Putra sulung. Dari dulu Bara memang lebih keras kepala di bandingkan Shaki, dia lebih susah di atur. Sehingga sering kali membuat Mama Arum marah. Bahkan memimpin perusahaan saja Bara tidak mau. Bara hidup sesukanya saja. Tapi meskipun begitu Bara memiliki otak yang cerdas, Bara bahkan sudah menjadi Dosen di usia nya yang terbilang cukup muda.
**
Malam hari, Bara mengemudi mobilnya dengan kecepatan tinggi dengan pikiran begitu kacau. Setelah itu dia berhenti di depan sebuah Bar di Ibukota. Bara merasa kepalanya begitu pusing memikirkan masalah yang di akibatkan oleh dirinya, apalagi perkataan menyakitkan sang Mama yang semakin membuat rasa bersalah kian membuncah di dada. ''Hanya dengan cara ini sakit kepala ku akan hilang'' gumam Bara, dia keluar dari mobil, lalu memasuki Bar.
"Lagi.'' kata Bara. Bara meneguk minuman beralkohol begitu banyak.
''Dara." Gumam Bara yang sudah setengah teler.
''Jessica, aku harap Jessica tidak akan marah kalau aku memutuskannya. Hahaha, aku jadi serba salah. Dasar aku, si ceroboh.'' racau Bara seraya meneguk minuman yang ada di tangannya lagi dan lagi.
Tiba-tiba seorang wanita datang menghampiri Bara, wanita itu berpakaian begitu seksi. Belahan dada terbuka dan rok yang begitu mini.
''Beib, udah. Kamu kenapa jadi begini?'' Jessica datang menemui Bara, setelah tadi dia mendapat kabar dari salah satu temannya, temannya yang tidak sengaja melihat Bara lagi minum sendirian di Bar.
''Dara. Kamu sangat cantik.'' racau Bara sambil cengengesan, dia mengelus pipi mulus Jessica.
''Shitt! Ini aku Beib.'' umpat Jessica marah seraya menyingkirkan tangan Bara dari pipinya.
''Honey'' kata Bara lagi, dia melihat Jessica dengan jarak begitu dekat.
''Iya. Ini aku Jessica'' Jessica mengelus lembut lengan kekar Bara.
''Jess. Maafkan aku mulai saat ini aku putuskan kamu!'' Bara berkata dengan pelan, tubuhnya bergerak tak beraturan.
''Beib, udah ah jangan ngaco kamu. Kamu pasti udah mabuk, karena kebanyakan minum.'' Jessica berusaha menggandeng tubuh Bara menuju sebuah kamar yang ada di Bar. Tiba-tiba saja ide gila Jessica terlintas di kepala. ''malam ini kita akan bersenang-senang Beib. Aku sungguh merindukanmu.'' batin Jessica. Dia nampak kesusahan menggandeng tubuh Bara.
Jessica merasa senang melihat keadaan Bara yang begitu kacau, tetapi di satu sisi dia juga merasa amat kasihan. Tidak bisa ia pungkiri kalau selama ini Bara memang sangat baik terhadap dirinya, Bara begitu royal. Berbanding terbalik sama selingkuhan nya yang datang bila saat lagi membutuhkannya menyalurkan hasrat saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Syee Aashiqui
Hai kak 🙋mampir juga yuk di novel pertama ku mencari cinta sang pewaris tahta mohon dukungannya ya terimakasih 🙏💕
2022-07-21
0
Naila
lanjut tor
2022-07-21
0
Sitti Aisyah
lanjut dong ceritanya lagi seruh nih bacanya
2022-06-21
1