Asal usul Dara 1

Pagi hari yang sejuk.

Pohon cabe tumbuh subur dengan buahnya yang bewarna merah dan hijau, tomat juga ada, berbagai macam tanaman sayuran tumbuh subur di belakang rumah Mbok Darmi.

Dara membantu Mbok Darmi memetik cabe, tomat dan sayur kangkung. Dia merasa amat bahagia, sudah lama sekali rasanya dia tidak berkecimpungan dengan tumbuhan-tumbuhan tersebut.

Sudah tiga hari ini Dara tinggal bersama Mbok Darmi, kondisi tubuhnya sudah kembali sehat. Mbok Darmi memang tinggal seorang diri di rumahnya. Anak nya hanya satu orang laki-laki, dan itupun sekarang tengah bekerja di Ibukota. Mbok Darmi merasa amat senang dengan kehadiran Dara.

''Mbok, nanti aku mau pulang. Aku mau beres-beres rumah Mbok. Aku enggak mau ngerepotin Mbok terus.'' ucap Dara seraya memetik sayur kangkung.

''Cah Ayu kok ngomong begitu. Mbok seneng ada yang nemenin. Kalau Cah Ayu mau pulang, nanti Mbok temani. Biar Mbok bantu bersih-bersih. Mungkin rumah kamu teh sudah berdebu karena udah lama tidak di tempati.'' kata Mbok Darmi seraya memetik cabe bewarna merah.

''Iya Mbok. Terimakasih banyak Mbok.'' sahut Dara. Dara merasa amat beruntung mempunyai tetangga sebaik Mbok Darmi.

***

Sore harinya Dara dan Mbok Darmi pergi ke rumah Dara. Begitu pintu terbuka.

Uhuk ... Uhukk ... Uhukk ...

Dara terbatuk-batuk karena debu yang sudah tebal menempel di dinding maupun di lantai.

Dara menatap pilu rumah tempat dirinya di besarkan itu. Dia teringat akan Ayahnya. Bayang-bayang sang Ayah terasa masih ada di rumah itu. Lalu Dara berjalan memasuki kamar sang Ayah yang berukuran tidak terlalu besar. Dara menatap pakaian sang Ayah di lemari kayu. Dara mengambil pakaian yang sering di pakai oleh Ayah nya saat berada di rumah. Dara memeluk dan menciumnya berulang kali. Berharap rasa rindunya akan terobati.

Saat sudah selesai, Dara ingin meletakkan kembali baju itu pada tempatnya. Tetapi tiba-tiba saja pandangan Dara fokus pada kertas dan foto-foto berukuran kecil yang ada di lipatan kain di bawah baju yang dia ambil tadi. Dara mengambil kertas itu serta foto yang berjumlah tiga lembar. Dara duduk di pinggir kasur tempat sang Ayah biasa tidur.

Dara melihat foto seorang bayi mungil sedang tersenyum gemes di foto itu. Berulang kali Dara melihat nya. Dara merasa penasaran siapakah bayi ini. Pikirnya. Setelah itu Dara membuka surat yang terlipat empat. Dara membaca tulisan di kertas yang sudah sedikit usang.

''Untuk siapapun yang menemukan bayi ku ini, tolong jaga dia baik-baik, rawat dia seperti putri anda sendiri. Suatu saat aku akan kembali menjemput nya. Aku sangat menyayangi bayi ku, tapi ada suatu hal yang mengharuskan aku untuk menitipkan bayi ku di kampung ini. Aku rasa kampung ini masih aman. Ttd, Mama nya Dara. Bayi cantikku ini bernama Dara mahaswari.''

Dara membaca surat itu dengan tangan gemetar. Air matanya tiba-tiba mengenangi pelupuk. Lalu setelah itu dia berteriak memanggil Mbok Darmi.

''Mbok ...''

''Mbok ...'' teriak Dara tak sabaran.

Tidak butuh waktu lama Mbok Darmi berlari tertatih menghampiri Dara. Mbok Darmi merasa kaget, dia sangka sesuatu hal telah terjadi pada Dara.

''Cah Ayu, ada apa Nduk?'' tanya Mbok Darmi dengan wajah panik saat dia sudah berada di depan Dara.

''Mbok, i-ini apa Mbok. Apa Mbok mengetahui sesuatu hal tentang ini?'' Dara berucap. Tangan nya menyerahkan kertas itu pada Mbok Darmi. Mbok Darmi menerima kertas itu, lalu menatap nya sebentar.

''Ternyata Ayah mu masih menyimpan kertas ini Nduk.'' ucap Mbok Darmi lirih. Mbok Darmi ikut duduk di pinggir kasur di samping Dara.

''Mbok, kertas apa itu Mbok?'' ulang Dara.

''Iya Cah Ayu. Pak Buhri bukan lah Ayah kandung mu. Dulu saat kamu masih bayi, Mbok dan Ayah mu menemukan kamu di depan rumah. Ayah mu yang waktu itu baru kehilangan istrinya begitu senang saat menemukan kamu. Dan beliau akhirnya yang merawat kamu sedari bayi. Mbok kadang sesekali juga ikut membantu nya.'' jelas Mbok Darmi dengan mengingat masa lalu.

''Mbok, kira-kira orang tua kandung Dara siapa ya?''

"Mmm Dara, maaf kalau Mbok baru ngomong sekarang. Waktu itu lima hari yang lalu, ada seorang wanita dan pria dari kota datang kerumah mu. Karena rumah mu di gembok, akhirnya wanita itu dateng kerumah Mbok. Wanita itu begitu cantik, dia mirip sekali sama kamu. Dan dia datang katanya ingin menemui kamu, dia ingin menjemput kamu. Wajah wanita dan pria itu nampak sangat kecewa begitu dia tahu kamu sudah pergi Kota. Tapi, katanya dia akan ke sini lagi, tapi tidak tahu kapan.'' jelas Mbok Darmi lagi.

''Jadi orang tua aku masih hidup Mbok?''

''Sepertinya begitu Nduk.''

''Mbok, ternyata Dara masih punya keluarga.'' Dara tergugu, air mata membasahi pipi mulusnya. Kertas itu sedikit basah karena nya.

''Iya Nduk.'' Mbok Darmi membawa Dara kedalam dekapannya. Dia Membelai rambut Dara dengan lembut.

**

Di salah satu Kampus di Ibukota.

Dosen tampan itu nampak tidak bersemangat mengajar mahasiswa. Dia menjelaskan materi dengan asal dan lesu. Dia lebih banyak melamun, lingkar matanya nampak hitam dan bengkak. Selama beberapa hari ini Bara terus bergadang karena kesulitan tidur. Pikirnya selalu tertuju kepada Dara.

Segala usaha telah dia dan keluarganya lakukan, tapi Dara tak kunjung di temukan.

''Sudah dulu ya. Silahkan kalian kerjakan tugas yang barusan Saya beri.'' Bara mengakhiri materi hari ini.

''Iya Pak.'' jawab Mahasiswa bersamaan.

Setelah itu Bara keluar dari kelas yang pernah Dara tempati itu. Bara melihat tempat yang biasa Dara duduk, sekarang tempat itu masih kosong. Hanya ada Allia di sebelahnya.

Bara duduk di ruang Dosen. Dia mengambil ponselnya yang ada di saku, lalu menyalakan ponsel tersebut.

Di layar utama ponsel banyak sekali notifikasi pesan WA masuk. Bara membuka nya.

''Bara, apa kabar?''

''Ini aku Jessica.''

''Aku ikut bersedih atas hilangnya Dara.''

''Semoga Dara secepatnya di temukan dalam keadaan baik.''

Nomer baru masuk di ponsel Bara. Dan ternyata itu adalah pesan dari Jessica. Jessica telah menggantikan nomer baru. Karena nomernya yang lama sudah Bara blokir.

Tiba-tiba saja tangan Bara bergerak lincah di atas layar ponsel. Dia membalas pesan dari Jessica.

''Terimakasih Jess.''

''Karena kamu masih peduli sama aku.''

''Padahal aku waktu itu sudah menyakiti kamu, memutuskan kamu secara sepihak.'' send. Bara mengirimkan pesan tersebut.

Bara merasa sekarang dia butuh teman untuk berbagi cerita. Dan sebenarnya setitik nama Jessica masih ada di hatinya. Walaupun rasa kehilangan Dara lebih besar dari rasa dia kehilangan Jessica waktu itu.

''Aku tidak menyangka kamu membalas pesan aku.''

''Bisa kita ketemuan nanti?''

Pesan dari Jessica masuk lagi.

''Bisa.'' balas Bara singkat.

''Ya sudah, nanti sepulang kamu dari Kampus kita ketemuan di cafe biasa ya.'' tulis Jessica.

''Oke.'' jawab Bara.

Jessica yang baru selesai melakukan pemotretan tersenyum mengembang melihat balasan dari Bara. Rencana nya dia perlahan-lahan akan mendekati Bara lagi. Dia akan menjadi kan Bara suami nya.

Terpopuler

Comments

Aah Bara nya tolol.. dia ga bisa lepas dari Jessica kayaknya.
masih ketergantungan sama si Jess.
di saat ada Dara dia lupa dgn Jessica. tp di saat Dara hilang dia mulai berkomunikasi lagi.. plin plan.

2022-07-25

1

Sriyanti Anjar

Sriyanti Anjar

jangan mudah tergoda bara

2022-07-20

1

Adila Ardani

Adila Ardani

ktanya bara horang kaya pasti kan banyak anak buahnya masa cari dara aja nga bisa ??

2022-07-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!