Begitu tiba di rumah sakit, tubuh Dara yang tak berdaya langsung di letakkan oleh Bara di atas brankar. Brankar di dorong oleh para perawat dengan cepat menuju sebuah ruang gawat darurat.
Bara merogoh ponselnya yang ada di saku, dengan cepat dia menghubungi sang Mama.
''Apa! Bagaimana bisa terjadi?!'' kaget Arum tak percaya setelah mendengar kabar buruk dari Bara.
''Bara nggak tahu juga Ma. Mama ke sini ya, Ma.'' ucap Bara pelan. Bara memegang ponsel dengan tangan gemetar, dia berjalan ke kiri ke kanan. Dia begitu mencemaskan keadaan Dara.
''Mama kecewa sama kamu!'' ucap Arum penuh penekanan. Ponsel mati. Sepertinya Mama Arum sangat kecewa atas apa yang terjadi. Dia menganggap Bara tak becus dalam menjaga Dara. Dia juga takut Dara sampai kenapa-napa. Mama Arum dengan cepat bersiap-siap untuk kerumah sakit, setelah tadi dia mengabari Shaki dan Papa Handoko untuk ikut bersiap-siap juga.
Bara duduk di ruang tunggu, dia duduk di samping Jessica yang asyik sendiri dengan benda pipih miliknya.
''cepat hubungi Vino, Jess. Tanyakan bagaimana ini bisa terjadi, kenapa Dara bisa terjatuh dari tangga,'' racau Bara dengan memegang kepala.
''Aku udah menghubungi Vino Beib, katanya dia juga tidak tahu bagaimana kronologis yang pasti.'' Jelas Jessica berbohong. Padahal sebenarnya dia sama sekali belum menghubungi Vino. Jessica bersorak ria di dalam hati melihat keadaan Dara dan melihat kekacauan yang terjadi. Meskipun sebenarnya dia masih belum puas, dia menganggap semua masih kurang.
**
''Sayang, bertahanlah. Sekarang belum saatnya. Kamu masih di takdirkan untuk hidup lebih lama. Ayah akan menunggumu.''
''Ayah, Dara udah nggak mau lagi hidup di dunia. Dara ingin ikut Ayah. Dara takut, di dunia banyak orang jahat Ayah.''
''Tidak Dara. Bertahanlah, kamu masih belum ketemu sama mereka. Cari mereka, maka kamu akan berbahagia.''
''Mereka? Mereka siapa Ayah? Mama Arum, Dara udah ketemu sama Mama Arum, Ayah.''
''Bukan. Cari mereka, mereka yang punya ikatan darah sama kamu.'' lagi-lagi Ayah Dara berucap, yang membuat Dara semakin di landa rasa penasaran. Usai berkata seperti itu Ayah Dara menghilang, meninggalkan Dara sendiri di tengah padang pasir yang luas. Di alam bawah sadarnya Dara merasa nyata bertemu dengan sang Ayah. Dia berteriak-teriak memanggil sang Ayah yang memakai pakaian serba putih tadi sudah menghilang begitu saja meninggalkan dirinya sendirian.
***
"Dok, pasien Dok'' ucap perawat panik melihat tubuh Dara yang tiba-tiba mengejang hebat. Perawatan yang sedang membersihkan darah di bagian kepala Dara merasa kaget.
Dokter menangani cepat dengan menyuntikkan sesuatu ke tubuh Dara, dalam hitungan detik tubuh Dara kembali terkulai, diam tak sadarkan diri.
**
Di luar ruangan, Mama Arum, Shaki dan Papa Handoko sudah sampai.
''Kak, apa tadi aku bilang, kenapa Kakak melarang aku untuk ikut! Kakak nggak becus!'' Shaki berteriak memarahi sang Kakak, dia amat kecewa sama Bara karena Bara tidak bisa menjaga Dara dengan baik.
''Maafkan Kakak'' jawab Bara lesu dengan rasa bersalah kian membuncah.
''Dasar, pasti kalian berdua asyik berduaan hingga kalian tidak memperhatikan Dara.'' Shaki menunjuk wajah Jessica dan Bara. Jessica yang tak terima wajahnya di tunjuk-tunjuk oleh Shaki tiba-tiba protes.
''Heh Shaki, Dara itu udah gedek. Dia nya aja yang nggak becus menjaga dirinya sendiri!'' bantah Jessica.
''Kamu! Lihat Kak, perempuan seperti ini masih juga Kakak pelihara. Aku dari dulu enggak pernah suka sama kamu''
''Das ...'' Jessica ingin membalas perkataan Shaki, tapi terhenti karena Mama Arum bersuara.
''udah-udah. Yuk duduk Shaki.'' bujuk Mama Arum menenangkan Shaki dengan membelai punggung Shaki.
''Iya, duduk dulu, Nak. Ini rumah sakit, kita tidak boleh membuat keributan.'' timpal Handoko.
''enggak Ma, Pa. Mama sama Papa di sini dulu ya, tunggu Dara. Aku mau pergi ke suatu tempat sebentar''
''kamu mau ke mana?'' tanya Mama Arum dengan mata menyipit.
''Aku mau ke rumah Kak Vino, aku ingin mencari tahu bagaimana ini semua bisa terjadi sama Dara'' ucap Shaki yang masih berdiri, kedua tangannya berada di saku celana.
Usai Shaki berkata seperti itu, wajah Jessica berubah pucat dan tegang.
''Nggak usah buang-buang waktu. Semua orang di sana nggak ada yang tahu pasti apa yang terjadi sama Dara. Sekarang kita fokus aja sama keadaan Dara saat ini'' ucap Jessica berusaha tenang dan santai.
''Enggak! Aku akan tetap ke sana.'' bantah Shaki. Setelah itu dia berjalan cepat meninggalkan rumah sakit.
Mama Arum terisak memikirkan Dara. Dia sudah sangat menyayangi Dara. Begitu juga Handoko, Handoko merasa sedih mendapat kabar buruk ini.
Tidak lama setelah itu Jessica pamit dari hadapan Bara dan kedua orangtua Bara. Dia beralasan ingin ke toilet.
Begitu sampai di toilet, Jessica merogoh dengan cepat ponselnya yang ada di tas jinjing miliknya.
''Di mana kamu sekarang?'' tanya Jessica sama seseorang di seberang sana.
''aku sudah di Apartemen Bos''
''Kenapa bisa gagal begini? Kenapa Dara bisa terjatuh?''
''Tadi saat aku sudah berhasil mengunci tubuhnya di bawah aku, dia menendang dengan kuat bagian inti tubuh ku. Aku merasa sangat sakit hingga dia terlepas, dia berlari cepat keluar. Setelah itu aku mengejarnya, dan ... Ya begitulah, dia akhirnya jatuh di tangga, mungkin dia terlalu takut sama aku.'' jawab seseorang terkekeh dari ponsel.
''Bagaimana cctv di sana? Amankah?''
''Aku rasa aman Bos. Bos tenang aja. Aku sudah membersihkan semua barang bukti''
''Baiklah.'' Jessica memutuskan panggilan. Dia tersenyum lega.
**
Shaki mengendarai kendaraan roda empat miliknya dengan kecepatan tinggi menuju kediaman Vino.
Begitu sampai, dia langsung masuk. Vino yang melihat keberadaan Shaki menyambut dengan ramah.
''Kak'' sapa Shaki.
''Shaki'' balas Vino. Vino dan Shaki bersalaman. Lalu setelah itu Vino mempersilahkan Shaki duduk di sofa ruang tamu. Suasana rumah Vino sudah sepi, pesta yang mewah dan ramai tadi seketika berubah sepi karena kejadian jatuhnya Dara. Shaki dan Vino juga sudah saling mengenal cukup lama dan dekat karena mereka merupakan partner kerja.
''Jadi begini Kak, aku datang ke sini ingin melihat tempat terjatuhnya Dara.'' jelas Shaki setelah tadi mereka sempat berbasa-basi sebentar.
''Oh, Kakak sudah bisa menebak. Maaf kan Kakak Shaki, Kakak juga tidak menyangka bagaimana bisa peristiwa ini terjadi. Tadi rencananya Kakak akan menyusul kerumah sakit melihat keadaan Dara, tapi keburu kamu nya datang. Ya sudah ayo Kakak antar ke tempat kejadian, Kakak harap Dara bisa selamat dan cepat pulih''
''iya Kak''
Shaki dan Vino berdiri di dekat tangga.
''Kakak sudah mencari keterangan lebih lanjut, tapi tidak ada seorang pun yang melihat kejadian ini. Semua sibuk sama urusan masing-masing. Dan kami juga sudah mengecek cctv, ternyata cctv mati. Sepertinya ini di sengaja, karena tidak biasanya cctv di rumah ini mati.'' jelas Vino.
Wajah Shaki seketika berubah lesu mendengar penuturan Vino.
''Eh ... tapi, Kakak belum mengecek cctv bagian depan tempat Dara duduk sebelumnya. Tadi Kakak sempat memperhatikan Dara yang duduk sendirian sana,'' tunjuk Vino ke sebuah kursi.
''Maksud Kakak?''
''Iya, ayo kita cek, siapa tahu kita bisa mendapatkan barang bukti.'' jelas Vino. Shaki mengangguk setuju.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
bunda Akram/Aqilah
shaki memang pintar...
2022-07-25
0
Endang Winarsih
semangat syaki cari buktinya
2022-07-18
0
Rizna Madina
Lanjut thor
2022-06-17
1