Seminggu sudah Dara di rawat dan dalam masa pemulihan, sekarang dia sudah di perbolehkan pulang. Trauma nya pun sudah berkurang bahkan dia tidak pernah lagi berteriak histeris. Mereka tengah bersiap-siap di rumah sakit menunggu jemputan, semua pakaian sudah dikemas rapi di dalam tas.
Karena tidak ada yang mau di kerjakan lagi, akhirnya Mama Arum memilih mancari cara untuk mengatakan tentang perjodohan antara Bara dan Dara yang dia rencanakan, Mama Arum akan bertanya kepada Dara dengan pelan.
Mama Arum duduk di sebelah Dara di sofa, tangannya memegang sisir.
''Sayang, sini rambutnya Mama sisir ya supaya kembali rapi.'' kata Mama Arum.
''Baik Ma'' Dara tersenyum manis sambil mengalihkan posisi punggungnya membelakangi sang Mama. Mama Arum mulai menyisir rambut Dara dengan hati-hati. Rambut panjang sepunggung yang terlihat indah. Dara merasa amat senang dengan perlakuan lembut sang Mama.
Mama Arum yang masih menyisir lalu melontarkan tanya ke Dara.
''Sayang, kira-kira kamu rencananya mau menikah di usia berapa?'' tanya Mama Arum saat ia dan Dara tengah duduk di sofa masih di kamar rumah sakit. Dara yang mendapatkan pertanyaan seperti itu merasa heran mata nya menyipit. Sedangkan Mama Arum tidak sabar lagi ingin mendengar jawaban dari Dara.
''Emm ... Aku sih enggak ada rencana-rencana sih Ma, tergantung jodoh aku kapan dateng nya aja. Tapi kalau lebih bagusnya sih menurut aku pas aku selesai kuliah aja, itu pun kalau ada yang mau sama aku.'' jawab Dara seraya meremas rambut nya yang rontok.
''Kalau jodoh kamu udah dateng sekarang gimana, kamu mau enggak menikah sekarang aja? Mama pikir kuliah kamu masih lama juga selesai nya.'' tutur Mama Arum berusaha bersikap santai, walaupun sebenarnya dia agak tidak enak berbicara seperti itu sama Dara.
''Ihhh Mama apa-apaan sih, orang aku sekarang aja enggak punya pacar, emang mau menikah sama siapa coba.'' Dara menggaruk kepalanya yang tidak gatal dia bingung sama pernyataan sang Mama. Wajah cantiknya tersenyum kaku.
''Kalau menikah sama Kak Bara mau tidak?'' tanya Mama Arum to the points. Dara pun ternganga mendengar pertanyaan sang Mama yang menurut nya aneh. Dara tak menjawab, dia merasa sang Mama hanya becanda.
''Bukan apa-apa Sayang, Mama ini serius lho nanya nya. Mama pengen Kamu ada yang jagain saat lagi di luar atau lagi kuliah, Mama tidak mau kamu sampai kenapa-napa lagi.'' ucap Mama Arum seraya membelai rambut Dara.
Dara pun masih enggan menjawab, dia memilih diam. Mama Arum pun seakan mengerti, ''Ya sudah kalau kamu belum mau menjawab tidak apa-apa. Mama mengerti kok'' ujar Mama Arum. Dara mengangguk sungkan.
''Kak Bara kan pacaran sama Kak Jessica. Mama ada-ada saja, mana mungkin aku menikah sama Kak Bara. Masak aku mau jadi orang ketiga antara Kak Bara dan Kak Jessica. Iihhh enggak ah, amit-amit. Lagian mana mau Kak Bara sama aku.'' batin Dara.
***
Sore hari sepulang dari mengajar, Bara menjemput sang Mama dan Dara di rumah sakit. Papa nya dan Shaki tidak bisa menemani karena lagi di Kantor.
''Kita mau kemana, Ma? Apa langsung pulang aja?'' tanya Bara basa-basi saat sudah di dalam mobil. Dia menyetir, di belakang nya duduk sang Mama dan Dara.
''Sayang kamu mau langsung pulang aja atau mau mampir beli apa gitu?'' tanya Mama Arum ke Dara.
''Aku mau pulang aja Ma. Tubuh ku masih terasa sedikit lemes.'' jawab Dara tersenyum simpul.
''Ya udah kita pulang,'' kata Mama Arum membelai rambut Dara. ''Bara kamu denger kan kata Dara?'' ujar Mama Arum.
''Denger Ma'' jawab Bara. Bara fokus menyetir. Semenjak kejadian waktu itu, Bara sekarang lebih berhati-hati lagi dalam menyetir, dia tidak ingin lagi membuat nyawa orang melayang karena keteledoran nya. Meskipun terkadang musibah tidak ada yang tahu.
****
Setibanya di rumah, beberapa pelayan telah menyambut kedatangan Dara. Pelayanan yang berjumlah sekitar delapan orang berbaris rapi di depan pintu utama.
Bara keluar dari mobil membawa tas pakaian Dara, dia berjalan di belakang Dara dan sang Mama yang sudah duluan keluar.
''Selamat datang kembali Nona Dara.'' sapa kepala pelayan ramah dengan kepala sedikit menunduk saat Dara hendak berjalan di depan mereka.
''Iya, terimakasih.'' jawab Dara sama ramah nya, Dara pun ikut menundukkan kepalanya.
''Ya udah, kita masuk dulu ya. Kalian tolong bantu bawa barang-barang yang masih ada di dalam bagasi.'' titah Mama Arum.
''Baik Nyonya'' jawab pelayanan bersamaan.
Dengan cepat mereka menuju bagasi mengambil Barang Dara dan barang Mama Arum.
Mama Arum langsung memapah Dara ke atas menuju kamarnya, dan Bara masih setia mengikuti di belakang.
''Kuat nggak Dek?'' tanya Bara saat Dara hendak melangkah kakinya ke anak tangga pertama.
''Enggak tau Kak'' jawab Dara ragu, kaki nya terasa sedikit keram. Apalagi saat dia melihat ke atas, Dara merasa tidak kuat untuk menaiki tangga yang cukup tinggi.
''Ya sudah sini Kakak bantu.'' ujar Bara. Bara meletakkan tas tempat baju Dara di lantai. Lalu setelah itu.
''Sini, naik ke punggung Kakak, biar Kakak bantu gendong.'' tawar Bara sambil menepuk bagian punggung nya.
''Ya, ayo Sayang. Mumpung anak ganteng Mama sedang berbaik hati'' Mama Arum tersenyum.
''Kakak kuat kah gendong aku?'' tanya Dara.
''Kuat dong'' jawab Bara bersemangat.
''Baik lah'' Dara menaiki punggung Bara. Bara menggendong tubuh Dara menaiki tangga. Dia berjalan dengan pelan. Mama Arum di belakang membawa tas Dara, dia memandang dengan perasaan bahagia, senyum simpul terbit di wajahnya.
''Ternyata berat juga kamu nya.'' lontar Bara saat sudah sampai di kamar. Dia menurunkan Dara di atas tempat tidur. Lalu Bara pun ikut merebahkan dirinya di samping Dara, dia merasa sangat capek karena hari ini ia mengisi jadwal pelajaran mahasiswa secara pull.
''Kakak kok tiduran di sini?'' protes Dara menatap ke arah Bara yang menutup mata.
''Sebentar saja, Kakak capek banget hari ini.'' sahut Bara. Matanya terasa sangat ngantuk.
''Kampus gimana Kak? Adakah yang nanyain aku?'' tanya Dara penasaran, dia merasa amat rindu sama suasana Kampus dan teman-teman nya.
''Enggak ada yang nanyain kamu. Emang kamu siapa pakai ditanya-tanya segala.'' jawab Bara becanda.
''Ihhh Kakak'' Dara mencubit kecil pinggang sang Kakak yang masih tertutup kemeja.
''Aw ampun'' jerit Bara keget. Bara repleks membuka matanya menatap ke arah Dara.
''Rasain!'' Dara tertawa jail.
''Kak, Kak Jessica apa kabarnya? Kak Jessica kok nggak pernah nengokin aku di rumah sakit?'' tanya Dara lagi.
''Kakak nggak tau'' jawab Bara lesu.
Mama Arum yang sedang mambuka jendela kamar tersenyum melihat tingkah Bara dan Dara. Mama Arum merasa kalau Bara dan Dara sangat cocok. Apalagi nama keduanya yang hampir mirip. Dara Bara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Sriyanti Anjar
q suka ceritax
2022-07-20
0
Rizna Madina
Lanjut thor.. Seru bingit..
2022-06-22
1