Jack mengerutkan dahinya saat mendengar Riani curhat padanya sambil menangis.
"Sayang, jangan menangis. Kau membuat hatiku ikut bersedih juga." ujar Jack.
"Lalu aku harus bagaimana Jack? Arma nggak mau ikut. Dia sayang sama ayah dan ibuku. Dia nggak mau meninggalkan mereka. Katanya, nanti saja ia SMP baru pindah ke Inggris. Itu masih 4 tahun lagi, Jack. Dan aku tak mau berpisah dengan anakku."
"Sayang, apakah aku juga harus menunggu 4 tahun untuk menunggu kau datang ke sini? Kita juga kan harus mendaftarkan pernikahan kita di sini."
"Jack....., aku nggak tahu harus bagaimana. Aku ingin segera bertemu denganmu namun disisi yang lain aku nggak mau meninggalkan Arma."
Jack terlihat menarik napas beberapa kali. "Terserah kamu saja, sayang. Walaupun sebenarnya aku sangat-sangat merindukanmu, namun aku juga tak bisa memaksamu untuk segera datang ke sini." Walaupun wajah Jack terlihat kecewa namun ia berusaha tersenyum. Riani menjadi semakin tak enak hati.
"Maafkan aku Jack."
"It's ok baby. Aku mau lanjut kerja dulu ya? Bye..."
Jack mengahiri video call mereka. Riani menatap 2 kopernya yang sudah ia siapkan. Ia dapat melihat bagaimana kecewanya Wajah Jack tadi.
Pintu kamar diketuk, Arya masuk.
"Nak, ayo kita bicara!"
Riani menatap ayahnya. "Ada apa ayah?"
"Kau tahu kalau ayah dan ibu sangat menyayangi Arma kan? Arma adalah segalanya bagi ayah dan ibu, seperti juga dirimu bagi kami. Ayah mengerti kalau kamu ingin Arma ikut bersamamu. Arma hanya butuh waktu untuk mengerti. Ayah percaya semakin ia besar, ia akan mengerti bahwa kamu ingin bersamanya. Untuk sementara biarkanlah Arma tinggal bersama ayah dan ibu di sini. Kamu jangan khawatirkan tentang Arma. Kami akan menjaganya dengan seluruh napas kami. Ayah dan ibu juga akan terus memberikannya pengertian agar ia akhirnya mau ikut dengan mu ke sana."
"Tapi ayah...."
"Nak, 7 tahun kau hidup dalam penderitaan karena perbuatan Daniel. Kini kamu sudah menentukan pilihan dari sekian banyak pria yang mendekatimu. Jadi, jangan sia-siakan lelaki baik itu. Dia sudah sangat berharap untuk bertemu denganmu. Pergilah! Jadi istri yang baik. Jangan permalukan ayah dan ibu. Tunjukan bahwa kamu adalah pilihan terbaik dari Jack."
"Ayah....!" Riani memeluk ayahnya. Ia merasa sangat beruntung memiliki orang tua yang sangat pengertian. Yang tak membuangnya saat ia melakukan kesalahan, yang selalu menopangnya dan memberikan dia kasih sayang yang berlimpah.
Arya membelai rambut anaknya. "Nak, ingat baik-baik, budaya di sana pastinya berbeda dengan kita di sini. Pesan ayah, tetap kuat imannya, jangan muda menyerah. Tetap rajin beribadah, dan layani suamimu dengan benar. Kalau ada masalah, selesaikan dengan kepala dingin. Ini adalah pernikahanmu yang terakhir. Ayah tak mau sampai kau harus menikah lagi."
"Baik ayah. Terima kasih untuk segalanya."
Arya melepaskan pelukannya. Ia menghapus air mata putrinya. "Tidurlah. Nikmatilah hidupmu sebagai istri Jack. Doakan agar hasil panen ayah banyak sehingga tahun depan, ayah bisa datang mengunjungimu di sana bersama ibu dan Arma."
"Amin."
Arya pun meninggalkan kamar anaknya. Ia menuju ke kamarnya yang ada di dekat dapur. Saat ia masuk, nampak Sulastri sementara menyelimuti tubuh Arma.
"Bagaimana ayah?" tanya Sulastri.
"Aku berhasil meyakinkan dia untuk berangkat seorang diri."
"Syukurlah!" Sulastri nampak bernapas lega.
"Ayo kita tidur, bu."
Sulastri mengangguk. Keduanya pun tidur di samping kiri dan samping kanan cucu terkasih mereka.
************
"Arma nggak akan menangis. Agar ibu nggak sedih jika harus meninggalkan Arma." ujar gadis kecil itu sambil menghapus air matanya. Ia dan neneknya baru saja keluar dari toilet.
Sulastri tersenyum. "Anak pintar."
Mereka pun mendekati Riani dan ayahnya yang sedang berdiri di depan pintu masuk.
"Ayah, ibu, titip Arma ya? Maaf, sudah menyusahkan kalian dengan menjaga Arma." ujar Riani.
"Tak ada yang merasa di susahkan saat menjaga anak semanis ini." Kata Sulastri membuat Arma mengangguk dan tersenyum dengan sombongnya.
"Mama, kalau sudah tiba di sana dan ada saljunya, Videocall sama Arma ya?" kata Arma.
"Iya, nak. Jangan lupa juga makan yang banyak, rajin ke gereja dan selalu membantu ayah dan ibu." Riani mencium anaknya dengan sangat lembut. Ia pun berusaha menahan air matanya karena tak mau membuat putrinya itu sedih.
Setelah memeluk 3 orang terkasihnya, Riani pun menarik kopernya dan segera melangkah pergi.
"Mama......!" Arma berlari mengejar mamanya.
"Ada apa, nak?" Riani membalikan badannya. Arma langsung memeluk mamanya membuat air mata Riani akhirnya jatuh.
"I love you mama. More.....more..... more...!"
Riani mengacak rambut anaknya, lalu mencium puncak kepala anaknya sampai beberapa kali.
"Jangan menangis. Arma anak pintar kan?"
Arma mengangguk sambil menghapus air matanya. "Mama, jangan lupa makan di sana ya? Jangan terlalu merindukan Arma karena Arma di sini akan baik-baik saja."
Riani memeluk kembali anaknya. "Sayang, anak mama yang cantik. Bagaimana mungkin mama tak akan merindukanmu?"
Arya dan Sulastri mendekat.
"Arma sayang, sekarang biarkan mama pergi ya? Nanti mama ketinggalan pesawat." ujar Sulastri. Arma melepaskan pelukannya dan berjalan mundur dan memegang tangan kakek dan neneknya.
"Da...da.....!" ujarnya.
Riani mengangguk dan segera membalikan tubuhnya. Tangisnya semakin dalam dan ia tak mau membalikan tubuhnya saat Arma memanggilnya lagi. Ia tahu kalau ia kembali melihat putrinya maka ia akan gagal berangkat hari ini.
Sulastri mengusap kepala cucunya. "Ayah, kita bertiga singgah di kedai es cream yang ada di dekat terminal ya? Arma mau es cream kan?"
Arma tersenyum. "Sambil minum es, Arma akan ajari ayah dan ibu bahasa Inggris."
"Siap.....!" ujar Sulastri dan Arya secara bersamaan. Ketiganya keluar bersama, menuju ke sebuah angkot yang menunggu di tempat parkiran khusus angkot.
*************
Setelah melalui 17 jam perjalanan di pesawat, Riani pun akhirnya tiba di London Heathrow airport. Riani menggerakkan seluruh badannya yang terasa kaku. Ia pun melangkah turun dari pesawat. Saat ini waktu sudah menunjukan pukul 1 siang waktu London.
Ponsel Riani langsung berbunyi. Ia tersenyum melihat nama Jack ada di sana.
"Hallo honey!" sapa Riani dengan suara yang sedikit bergetar.
"Sudah turun?"
"Iya. Mau mencari tempat mengambil bagasi dulu."
"Aku sudah menunggumu di dekat pintu keluar sayang. Supaya kamu nggak bingung, aku menggunakan jaket warna kuning dan topi warna kuning juga."
"Ok."
"Tak sabar ingin segera memeluk kamu, sayang!" ujar Jack membuat Riani semakin bergetar karena rindu yang dirasakannya.
Hampir setengah jam Riani menunggu sampai akhirnya ia bisa menemukan kopernya.
Bandara yang sangat besar membuat Riani harus berkali-kali membuka peta yang ada di tangannya agar tak tersesat. Jack bahkan sudah dua kali meneleponnya.
Ketika ia berhasil keluar. Pandangannya langsung tertuju pada sosok tinggi menggunakan jaket kuning dan topi Kuning. Sebuah kaca mata hitam bertengger di hidung mancung Jack membuat Riani langsung memanggilnya.
Jack melambaikan tangannya dan segera mendekati istrinya itu. Sebuah pelukan hangat langsung Riani dapatkan setelah hampir 2 bulan mereka berpisah.
"Baby, i Miss you so much." bisik Jack sambil mencium semua bagian wajah istrinya itu.
Riani tertawa senang sekaligus malu saat Jack akhirnya mencium bibirnya.
"Jack.....!" Riani mendorong tubuh Jack karena ia merasa sesak napas karena ciuman itu agak lama.
Jack terkekeh lalu melingkarkan tangannya di bahu sang istri, mengambil koper Riani dari tangannya. "Ayo kita ke tempat parkir." ajak Jack sambil melangkah bersama istrinya.
Mereka pun tiba di tempat parkir. Mobil Jack adalah mobil pick up khas orang Barat. Ia meletakan koper Riani di bagian belakang lalu membuka pintu mobil bagi istrinya itu.
"Dingin....!" ujar Riani sambil merapatkan jaketnya.
Saat Jack sudah duduk di sampingnya, pria itu mengambil sebuah topi rajutan dari sebuah tas yang ada di sampingnya. "Pakai ini sayang, supaya kamu hangat." Jack sendiri yang memakaikan topi itu di kepala Riani membuat istrinya itu tersenyum.
"Rumahku ada di pinggiran kota Manchester. Jaraknya hampir empat jam dari sini. Kita akan langsung ke sana atau kamu ingin kita menginap dulu di London? Aku takut kamu kecapean, sayang."
Riani tersenyum. "Kalau kamu nggak capek menyetir, kita bisa langsung pergi ke rumahmu."
"Ok. Tapi kita mampir dulu untuk makan siang, ya?"
"Aku memang sangat lapar."
Jack pun mengendarai mobilnya meninggalkan pelataran parkiran bandara. Sesekali ia menggenggam tangan Riani sambil menatap istrinya itu dengan tatapan mesra membuat Riani tersipu karena merasa mereka bagaikan orang yang sedang pacaran saja.
40 menit kemudian, mereka mampir di sebuah restoran yang ada di pinggir jalan.
"Ini restoran Mexico, sayang. Kalau di sini ada nasi. Menunya juga ada pedas."
"Oh ya?"
Mereka masuk ke restoran sambil bergandengan tangan.
Sambil menunggu pesanan mereka datang, Riani mencoba menghubungi orang tuanya. Jika mau di hitung, di Surabaya sekarang baru jam 8 malam.
Arma yang menerima panggilan Videocall itu.
"Mama......!" ujarnya dengan wajah gembira.
Riani melambaikan tangannya lalu mengarahkan ponselnya pada Jack.
"Hallo Daddy!" sapa Arma.
"Hallo sweetie." Jack pun melambaikan tangannya ke arah Arma.
"Mama kapan tibanya?" tanya Arma.
"2 jam yang lalu, sayang."
"Ayah sama ibu sudah tidur. Mereka mungkin kecapean karena seharian di sawah."
"Arma ada di kamar mama?"
"Iya. menunggu mama menelepon. Kangen."
Mata Riani langsung berkaca-kaca. "Mama juga kangen."
Jack mengusap pundak istrinya. Walaupun ia tak mengerti dengan apa yang dibicarakan istri dan anak sambungnya itu namun ia tahu kalau mereka saling mengungkapkan rindu.
Setelah makanan mereka datang, Riani pun mengahiri percakapan diantara mereka.
"Sayang Cassie dengan siapa di rumah? Kenapa dia nggak ikut?"
"Cassie ku masukan ke sekolah asrama karena aku sering tak ada di rumah karena bekerja. Namun jika kamu sudah di sini, tahun depan dia sudah boleh tinggal di luar asrama."
Riani mengangguk senang. Mereka pun menikmati makan siang bersama.
***********
Duh.....gimana nanti jika sudah tiba di rumah Jack ya....
Ada yang mau nebak?
jangan lupa komentarnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Anonymous
Loh koook??? Ganteng2 pisang??
2024-07-10
0
gia nasgia
semoga Riani bahagia bersama jack
2024-03-28
2
Ratu Emilly
pasti Jack org kaya, pengusaha berhasil. 🤭🤭🤭
2022-09-20
1