"Oh Bali..., akhirnya aku datang!" Dessy berteriak kegirangan saat mereka keluar dari pintu bandara. Riani langsung menarik tangan sahabatnya itu agar tak terlihat norak di mata banyak orang.
"Des, aku juga baru pertama kali datang ke sini. Namun aku nggak norak."
Dessy terkekeh sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Oh my God, banyak bule di sini." Dessy terlihat semakin bersemangat.
"Dessy.....!" Riani menarik tangan Dessy sekali lagi karena rombongan yang lain sudah menatap Riani dengan tatapan protes. Tentu saja sebagai ketua rombongan Riani harus menjaga temannya ini agar boleh sedikit diam.
"Rombongan dari Surabaya?" tanya seorang pria yang menggunakan baju adat Bali.
"Iya."
"Perkenalkan saya Dewa, guide yang akan menuntun rombongan ini selama berada di sini."
"Saya Riani. Kepala rombongan."
"Mari ikuti saya untuk menuju ke bis." ajak Dewa. Riani pun langsung teman-temannya yang lain. Riani menghitung semua yang naik sampai ia sadar kalau Dessy tak ada.
"Dessy......!" panggil Riani. Ia berjalan ke sana kemari dan melihat temannya itu sedang foto bersama dua orang bule.
"Ya ampun Dessy, kamu kan tak tahu bahasa Inggris." Riani langsung menarik tangan sahabatnya itu sambil tersenyum manis pada kedua pria bule itu yang nampak tertawa melihat tingkah 2 wanita itu.
"Siapa tahu ada bule yang kecantol sama aku." Dessy jadi cemberut karena ia belum sempat menanyakan nama bule itu.
"Mendingan cowok lokal. Karena kalau bule, susah dipercaya." Riani akan naik namun Dessy berteriak.
"Koperku ketinggalan." katanya sambil menunjuk kopernya.
"Biar aku saja yang turun." Riani terpaksa turun kembali. Ia melihat koper Dessy yang berwarna hitam. Saat ia akan mengambilnya, tiba-tiba dari arah samping, ada seseorang yang berlari dan tak melihatnya sehingga akhirnya Riani jatuh.
"Aow.....!" Ia memegang pantatnya yang sakit.
"Sorry, I'm in a hurry. Are you okay?"
Riani mengangkat wajahnya. Menatap pria tampan yang ada di depannya. Ia pun mengangguk. Berusaha untuk berdiri namun ia tak bisa.
Pria bule itu mengulurkan tangannya dan membantu Riani berdiri. "Thanks." Ujar Riani lalu segera menarik koper Dessy dan segera menuju ke bis yang telah menunggu mereka.
************
Dari bandara, mereka akan menuju ke hotel. Namun sebelumnya mereka mampir ke sebuah restoran untuk menikmati makan siang.
Mereka pun makan dengan lahap karena memang sudah lapar.
Riani pun melakukan panggilan Videocall dengan anak dan orang tuanya untuk memberitahukan bahwa mereka sudah tiba dengan selamat. Setelah itu, Riani pun makan dan bercengkrama dengan semua teman-temannya.
Setelah cek in di hotel, mereka pun langsung mengunjungi pantai Kuta sore itu.
seperti biasa, pantai Kuta selalu ramai dengan kedatangan para turis baik lokal maupun internasional. Riani hanya tertawa melihat tingkah beberapa karyawan kantor yang agak norak saat ketemu bule. Tentu saja Dessy tak ketinggalan. Riani pun memilih merekam kegiatan teman-temannya itu sambil menggunakan tongsis. Tanpa Riani sadari di belakangnya ada seorang bule yang juga sedang berdiri sambil mengambil gambar teman-temannya.
"Aow.....!" tanpa sengaja punggung mereka saling bersentuhan. Tongsis di tangan Riani akhirnya terlepas. Dan ponselnya ikut jatuh ke pasir.
"Maaf!" Riani tahu kalau dia yang salah. Ia segera memungut tongsis dan hp nya. Ketika ia mengangkat wajahnya, ia terkejut melihat pria bule yang berdiri di hadapannya. Pria itu bertelanjang dada menampilkan tubuh atletisnya. Riani seperti mengingat wajah pria itu. Tapi ia lupa di mana.
"I am sorry!" ujar pria bule itu sambil memberikan senyum manisnya. Tak lama kemudian ia nampak mengingat sesuatu "We meet again."
Riani mengerutkan dahinya. Tak lama kemudian ia mengingat kejadian di bandara tadi siang.
"Oh....hi....!" Riani jadi salah tingkah karena tatapan pria itu.
"My name is Jack!" Jack mengulurkan tangannya.
"Riani!" ujar Riani sambil membalas uluran tangan Jack.
"With your friends?" tanya Jack.
"Yes." Riani menunjuk beberapa temannya yang sedang duduk dan beberapa lainnya sedang mandi.
"Aku pergi dulu ya." pamit Riani lalu segera melangkah meninggalkan pria bule itu.
"Riani, siapa dia?" tanya Dessy saat temannya itu mendekat.
Riani hanya menggeleng. "Bukan siapa-siapa."
"Dia tampan. Badannya atletis. Sungguh mempesona."
"Eh, Dessy, banyak bule itu penipu. Mereka hanya mau mendapatkan kita untuk satu malam saja atau selama mereka berpetualang di Bali ini. Kamu mau kehilangan mahkotamu?"
Dessy membulatkan matanya. Bagaimana pun ia masih perawan. "Nggaklah. Ini khusus suamiku nanti."
"Berhentilah mengagumi cowok bule. Kagumi lah produk pria asal Indonesia." Kata Riani lalu mengenakan kaca mata hitamnya dan membaringkan tubuhnya di atas kursi pantai. Perempuan itu kemudian memejamkan matanya. Mencoba untuk menikmati tiupan angin pantai yang indah.
Tanpa Riani sadari, sepasang mata grey itu sedang memandanginya. Pria itu tersenyum merasakan suatu getaran dalam hatinya. Ia menggelengkan kepalanya saat menyadari bahwa itu sesuatu yang mustahil. Namun saat dilihatnya Riani berdiri dan kembali bersenda gurau dengan teman-temannya, diam-diam Jack mengambil gambar Riani dari ponselnya. Tapi tak lama kemudian ia menghapus gambar itu.
"Daddy......!" seorang gadis remaja, berusia sekitar 12 tahun mendekat.
"Yes baby?" Jack memandang putrinya itu.
"Ayo kembali ke hotel. Aku lapar."
Jack mengambil handuk dan memberikannya pada anaknya. Keduanya kemudian meninggalkan pantai sambil Jack memberi kode kepada teman-teman nya yang sementara bermain bola.
***********
Malam telah larut, namun Riani tak bisa memejamkan matanya. Dessy yang tidur di sampingnya bahkan sudah terlelap dengan dengkuran halus.
Perlahan Riani turun dari atas ranjang dan mengambil hp nya. Waktu sudah menunjukan pukul setengah satu malam. Ia pun memutuskan untuk jalan-jalan di sekitar hotel. Riani mengganti dasternya dengan celana jeans dan sebuah kaos berwarna putih. Ia mengenakan jaketnya lalu mengikat rambut panjangnya. Perlahan ia meninggalkan kamar.
Hotel tempat Riani dan rombongan ini bermalam adalah sebuah hotel bintang 3 namun fasilitasnya bagus dan bersih. Banyak wisatawan lokal yang menginap di hotel ini.
Riani tiba di lobby hotel yang terlihat masih cukup ramai walaupun waktu sudah menjelang tengah malam. Ia keluar dari hotel dan melihat Bali di malam hari.
Sedang asyik menikmati malam, Riani tak menyadari kalau ada dua pria mabuk yang sedang mengincarnya. Kedua pria itu terlihat seperti orang Korea. Mereka langsung mendekati Riani dan mulai mencolek pinggang perempuan itu.
"Lepaskan !" Riani berusaha untuk mendorong dua orang lelaki itu namun karena badan mereka lebih besar dari Riani, perempuan itu pun hampir dikuasai oleh kedua pria itu. Dan saat mereka berusaha melecehkan Riani, kedua pria itu tiba-tiba saja tersungkur dan jatuh dengan wajah tersungkur ke aspal.
"Are you ok?"
Riani yang ketakutan tanpa sadar langsung memeluk Jack karena merasa sangat senang pria itu menolongnya. Tangis Riani langsung pecah. Ia sungguh menyesal keluar sendiri di malam ini.
"Calm down. They both have left." (Tenanglah, mereka berdua sudah pergi) Jack menepuk pundak Riani.
Riani seakan baru saat bahwa ia sudah memeluk seseorang. Dengan cepat ia mundur dan merasa sangat malu. Begitu malunya ia karena sudah memeluk Jack, Riani langsung membalikan badannya namun sialnya, ia tak melihat kalau ada tiang tanda rambu lalulintas. Akhirnya jidat Riani justru kejedot tiang itu dan membuat perempuan cantik itu harus meringis kesakitan sambil memegang jidatnya.
"Hei....!" Jack menahan tangan Riani dan langsung memegang jidat Perempuan itu. "Ini pasti sakit. Ayo ikut aku!"
"Eh, aku.....!" Riani mencoba melepaskan tangannya yang ditarik oleh Jack namun ia ternyata tak bisa. Jack begitu kuat menahan tanganya sehingga Riani pun harus sedikit berlari untuk mengimbangi kaki Jack yang panjang itu.
Mereka masuk ke sebuah apotik yang dibuka 24 jam. Jack membeli obat kompres dan salep.
"Kau menginap dimana?" tanya Jack.
"Di sana!" Riani menunjuk salah satu hotel yang tak jauh dari situ.
Jack kembali memegang tangan Riani, menyeberangi jalan lalu sampai di lobby hotel.
Ia mengajak Riani duduk di salah satu sofa yang ada di lobby hotel itu. Lalu dengan penuh perhatian, ia mengompres jidat Riani yang memar karena ia menghantam tiang tanda rambu lalulintas itu cukup kuat.
"Biar aku sendiri saja." kata Riani merasa tak enak karena ia bisa sedekat ini dengan seorang lelaki yang baru dikenalnya.
Namun Jack tak mendengarkan perkataan Riani. Ia terus mengompres jidat Riani lalu setelah dirasanya cukup, ia langsung mengoleskan salep dengan sangat lembut.
"Jika memar ini sakit, kau harus meminum obat pereda rasa sakit." ujar Jack sambil membersihkan tangannya dengan tissue yang memang tersedia di meja itu.
"Terima kasih." kata Riani.
"Sama-sama." Jack tersenyum dan menatap Riani dengan tatapan yang membuat perempuan itu sedikit risih.
"Dalam satu hari ini, kita sudah 3 kali bertemu. Kata orang, itu tandanya kita berjodoh."
Riani terkejut mendengar perkataan Jack. Untungnya ia bukan orang yang suka baper. Ia tahu para pria bule memang pandai berkata manis. Perempuan itu pun berdiri lalu mengulurkan tangannya pada Jack.
"Sekali lagi terima kasih. Aku pikir pertemuan kita hanya kebetulan saja tuan Jack. Good night." ujar Riani kaku segera menarik tangannya secara perlahan dan segera meninggalkan Jack yang masih tersenyum menatapnya.
"Riani.....!" panggil Jack.
Riani membalikan badannya.
"Jika kita bertemu sekali lagi, maukah kau kencan denganku?"
Riani tertawa. Sungguh pria ini perayu wanita. Namun entah kenapa Riani mengangguk. "Ok." Lalu ia membalikan badannya dan langsung pergi menuju ke lift. Riani tahu mereka pasti tak akan bertemu lagi karena mereka akan pergi ke tempat lain besok.
Jack tersenyum manis. Lalu ia meninggalkan hotel itu, untuk menuju ke salah satu bar yang letaknya tak jauh dari sana.
*************
Awal pertemuan yang manis kan?
Apakah akan ada pertemuan manis selanjutnya?
Sorry ya, emak buat kisah manis gadis Indonesia dan pria bule lagi. Habis kangen untuk menulis kisah cinta perpaduan dua negara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
gia nasgia
jangan kisah kakak Hen🤭
2024-03-25
0
fajar Rokman.
aq baru mampir... eh suka sama alur ceritanya
2023-08-22
1
sherly
kisah bule selalu memikat hahaha
2022-11-01
1