"Menikahnya satu minggu lagi? Apakah itu tak terlalu cepat?" tanya Arya saat Riani menyampaikan keinginan Jack untuk menikah.
"Ayah, ijin tinggal Jack di sini hanya sepuluh hari. Ia harus kembali karena sudah meninggalkan pekerjaan dan juga putrinya." ujar Riani.
Arya nampak diam sejenak. "Pernikahan seperti apa yang bisa dipersiapkan selama satu minggu?"
Riani tersenyum. "Aku sudah bilang sama Jack, kalau aku menginginkan pernikahan yang sederhana saja."
Arya menarik napas panjang. "Ayah serahkan semuanya kepada kalian. Tapi apakah ijin tinggal mu dari imigrasi bisa selesai secepat itu?"
"Ijin tinggal?" Riani nampak bingung.
"Riani, apakah setelah menikah Jack akan menetap di sini? Nggak kan? Kamu yang seharusnya ikut dengan dia." Ujar Arya membuat Riani tersentak kaget. Ia tak memikirkan hal ini.
Arya, Sulastri dan Arma meninggalkan mereka berdua di ruang tamu untuk membicarakan masalah ini.
"Ada apa?" tanya Jack bingung melihat ayah dan ibu Riani meninggalkan mereka.
"Jack, kita lupa membicarakan tentang tempat tinggal kita setelah menikah."
"Di Inggris kan? Istri itu harus ikut suami."
Riani menarik napas panjang. "Tidak bisakah kita tinggal di sini?"
Jack menggeleng. "Itu sesuatu yang tak mungkin. Aku punya pekerjaan di sana. Arma juga bersekolah di sana. Aku bisa saja ikut tinggal di sini bersamamu, namun bagaimana dengan pekerjaanku? Akan lebih mudah jika kamu yang ikut denganku."
Riani nampak bingung. Jack langsung meraih kedua tangan Riani dan menggenggamnya erat.
"Sayang, aku akan berusaha bekerja keras untuk kamu dan Arma. Kalau di sini, aku harus memulai dari nol lagi."
"Tapi Jack, berat rasanya harus meninggalkan ayah dan ibu."
"Jika ayah dan ibu mau, mereka juga bisa ikut dengan kita ke Inggris."
Riani mulai bimbang. Meninggalkan ayah dan ibunya diusia mereka yang sudah senja adalah sesuatu yang tak pernah Riani bayangkan. Sebagai anak tunggal, ia merasa harus bertanggungjawab untuk mengurus orang tuanya.
"Aku bicarakan dengan ayah dan ibu dulu ya?"
Jack mengangguk. "Aku harap jangan sampai hal ini membatalkan pernikahan kita, sayang."
Riani menatap Jack. Ada rasa haru melihat bagaimana sayangnya Jack pada dirinya. Namun Riani juga harus memikirkan orang tuanya.
Setelah Jack pulang ke penginapannya, Riani pun berbicara dengan ayah dan ibunya.
"Ayah, ibu, Jack menginginkan aku untuk ikut dengannya ke Inggris setelah menikah. Bagaimana ini?" tanya Riani.
"Seorang istri memang harus ikut dengan suaminya, nak." ujar Sulastri.
"Tapi, aku tak mau membiarkan ayah dan ibu sendiri. Aku anak tunggal, hanya aku yang bisa mengurus ayah dan ibu di masa tua."
Arya tersenyum. "Usia ayah 56 tahun dan usia ibu 52 tahun. Kami masih muda. Siapa bilang kalau kami sudah tua? Jika panen ayah dan ibu banyak, kami akan kumpul uang dan pergi melihat kau dan Arma di sana."
"Jack bilang, kalau ayah dan ibu mau, kalian bisa ikut dengan kami ke Inggris."
Arya menggeleng. "Kampung kita ini adalah hidup dan mati ayah. Ayah tak akan pernah meninggalkannya."
"Ibu juga."Sambung Sulastri.
Riani kembali bingung.
Sulastri memegang tangan anaknya. "Jika Jack adalah sumber kebahagiaanmu, pergilah nak! Jalani kehidupanmu. Berikan kehidupan yang terbaik bagi Arma. Agar orang tak memandang sebelah mata padanya."
"Iya, nak. Mungkin ini sudah jalannya Tuhan. Sejak kecil, kau mengajari Arma bahasa Inggris. Eh, ternyata Tuhan sudah siapkan ayah baru bagi Arma yang adalah seorang bule." Sambung Arya untuk semakin meyakinkan putrinya.
Riani menangis dalam pelukan ibunya. Ia sungguh beruntung memiliki orang tua yang sangat pengertian. Walaupun ayahnya sempat tak setuju namun akhirnya sang ayah bisa mendukungnya.
Sebelum tidur, Riani menelepon Jack dan mengatakan kalau ia dan Arma yang akan ikut Jack ke Inggris.
***********
Keesokan harinya, tanpa tak terduga, Jack datang melamarnya secara resmi. Ternyata ia telah menghubungi kepala desa untuk menjadi walinya.
Riani sangat bahagia. Karena dulu, saat menikah dengan Daniel, ia tak mengalami hal seperti ini. Mereka langsung dinikahkan karena Riani yang terlanjur hamil.
Setelah acara lamaran selesai, Jack mengajak Riani ke kota dengan mobil yang sudah disewanya. Mereka pergi untuk mengurus semua persyaratan pernikahan beda negara. Riani terkejut karena ternyata Jack sudah menyiapkan semua surat yang dibutuhkan.
"Bagaimana kau menyiapkan ini semua? Bagaimana jika ternyata aku tak menerima lamaran mu?"
Jack tersenyum. "Aku tentu akan pulang dengan sangat kecewa. Untunglah kau menerimaku."
Riani menyandarkan kepalanya di bahu Jack. Pria itu pun mengecup puncak kepala Riani. "Cassie sangat bahagia mendengar kita akan menikah. Sayangnya ia tak bisa datang karena sedang ujian. Dia hanya meminta agar aku mengirimkan semua foto dan video pernikahan kita."
"Semoga Cassie dan Arma akan akrab."
"Aku yakin bisa. Karena Cassie anak yang baik. Demikian juga dengan Arma."
"Sekarang kita cari gaun pengantin, tukang make up dan catering makanan."
Riani menatap Jack. "Sayang, nanti uangmu habis."
"Nggak, sayang. Aku sudah menabung selama 12 tahun untuk menanti hari ini."
Riani jadi terharu. Jack mengecup pipinya lembut. Lalu kemudian menjalankan kembali kendaraan karena lampu merah sudah menjadi hijau.
***********
Dessy, Bunga dan teman-teman Riani yang lain ikut membantu Riani dalam mempersiapkan pernikahan mereka.
Memang, tak banyak tamu yang diundang. Hanya orang-orang yang ada di kampung dan teman-teman sekerja Riani. Namun tak mengurangi meriahnya pesta pernikahan itu.
Pemberkatan nikahnya dilaksanakan di gereja yang ada di kampung Riani. Mereka berdua nampak sangat cantik dan tampan dengan balutan baju pengantin khas Jawa Timur.
Saat Jack dan Riani mengucapkan janji pernikahan mereka, keduanya sama-sama menangis. Riani merasakan kalau hari ini sangat indah. Tak seperti janji pernikahan yang pernah dibuatnya bersama Daniel.
Arma juga terlihat cantik dengan gaun putih dan mahkota kecil di kepalanya. Ia juga ikut bertepuk tangan sambil menangis ketika mamanya dan Jack selesai melaksanakan pemberkatan nikah itu. Ia bahkan dengan antusiasnya mencium mamanya dan Jack berulang-ulang sebagai tanda kebahagiaannya akan mendapatkan seorang papa.
Jack sendiri menggendong Arma sambil Videocall dengan Cassie. Wajah Cassie terlihat sangat gembira saat ia mengatakan. "Tak sabar menunggu adikku ada di sini, dad."
Setelah selesai dengan acara yang panjang dan cukup melelahkan itu, akhirnya Riani dan Jack bisa merasa lega ketika jam 8 malam, semuanya selesai. Yang terakhir pulang adalah teman-teman Riani yang sudah meledeknya menyangkut malam pengantin yang ada di dilaluinya bersama Jack.
"Ceritakan pada kami ya, bagaimana dasyatnya duda bule dan janda pribumi akhirnya bisa menyatu di atas ranjang." bisik Bunga membuat wajah Riani menjadi merah.
"Aku juga dong dibagikan ceritanya. Walaupun sebenarnya aku ini masih ting-ting." Ujar Dessy membuat yang lain ikut tertawa.
Jack sudah mandi lebih dulu di belakang. Rumah Riani memang hanya memiliki satu kamar mandi yang letaknya di dekat dapur. Sedangkan Riani sedang dibantu oleh si tukang rias untuk membuka semua pernak-pernik yang ada di kepalanya. Si tukang rias pun sesekali menggoda Riani karena akan menikmati malam pengantin nya dengan seorang bule.
Jack sebenarnya ingin mengajak Riani pergi ke penginapan supaya mereka bisa berdua dengan bebas. Namun sesuai tradisi yang ada di kampung ini, pengantin baru tak boleh meninggalkan rumah saat baru menikah. Barulah 2 atau 3 hari menikah, mereka diijinkan untuk keluar rumah.
Sebenarnya Jack agak kecewa mendengar itu karena ia akan kembali ke Inggris di hari yang ketiga setelah pernikahan mereka. Namun ia menghormati tradisi yang ada di kampung ini.
Riani sendiri harus menunggu ijin tinggalnya keluar dari kedutaan Inggris, barulah ia dan Arma akan menyusul Jack ke sana.
Setelah Jack selesai mandi, ia pun masuk ke kamar dan melihat Riani yang sudah menggunakan baju rumahan. Jack menatap seluruh kamar yang dihiasi bunga.
"Sebenarnya kamar seperti ini dikhususkan bagi mereka yang baru pertama menikah dan juga masih perawan. Namun Dessy dan teman-temanku memaksa untuk menghias kamar ini." kata Riani dengan sedikit malu-malu.
Jack mendekat. Ia langsung memeluk Riani dengan perasaan gembira. "Aku suka dengan kamar ini. Terlebih suka juga dengan pemilik kamarnya."
Riani merasakan jantungnya berdetak sangat cepat. Apalagi saat Jack melepaskan pelukannya, dan tangan Jack sudah berada di tengkuk nya. Riani pun memejamkan matanya saat merasakan ciuman manis lelaki yang telah menjadi suaminya itu. Dengan sedikit malu-malu, Riani memeluk pinggang Jack, sedikit menjijitkan kakinya, dan ia membalas ciuman suaminya itu.
Sedang asyiknya berciuman, pintu kamar tiba-tiba diketuk dan langsung dibuka dari luar. Ternyata Arma yang masuk.
"Mama, uncle Jack, Arma sudah mengantuk." ujar Arma yang sudah selesai mandi dan menggunakan piyamanya. Ia segera naik ke atas tempat tidurnya dan membuat Jack dan Riani saling bertatapan.
"Arma memang tidurnya sama aku, Jack." ujar Riani membuat kepala Jack langsung pusing.
***********#
Selamat pagi ....
semoga suka dengan part ini
have a nice day all
jangan lupa dukung terus ya
Love....Amanda
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
gia nasgia
jack tunda dulu MP nya 😂😂
2024-03-28
0
fajar Rokman.
wkwk gagal malam pertama nih... sabar Jack...
2023-08-23
1
Windha Winda
slalu bhgia thotrrrr🥰🥰🥰🥰🥰
2023-01-27
1