"Hi baby..., Wake up...!"
Mata Riani perlahan terbuka. Ia langsung tersenyum melihat wajah Jack yang sangat dekat dengannya, bahkan hidung mereka hampir bersentuhan.
"Good morning !" ujar Riani kalu mengecup ujung hidung suaminya.
Jack tersenyum manis. "Ini bukan pagi lagi, sayang. Aku saja sudah selesai berolahraga dan mandi."
Riani terkejut. "Memangnya sekarang jam berapa?"
"Jam setengah sebelas siang." kata Jack sambil mengangkat tangannya kirinya yang menggunakan arloji.
"Honey, kenapa tak bangunkan aku?" Riani langsung bangun namun menarik kembali selimut yang melorot dari tubuhnya karena menyadari bahwa dia dalam keadaan polos.
"Kenapa ditutup? Aku suka melihatnya."
"Jack....!" Riani melotot.
Jack membelai wajah istrinya itu. "Aku suka semua yang ada pada dirimu, sayang. Rasanya membuatku tak ingin jauh sedikit saja darimu."
"Aku mau mandi dulu. Takutnya jika mendengar rayuan kamu terus jadi nggak bisa keluar kamar lagi."
Jack tertawa mendengar perkataan istrinya. "Sebenarnya itu juga yang ingin ku lakukan."
"Ih....kau ini." Riani turun dari ranjang dan dengan secepat memakai pakaiannya yang semalam. Ia kemudian langsung ke kamar mandi.
Setengah jam kemudian, keduanya sedang menikmati sarapan pagi yang kesiangan.
"Sekarang kita jalan keliling desa, yuk! Mau jalan kaki atau naik sepeda?"
"Jalan kaki saja."
"Nggak capek?" tanya Jack sambil menahan senyum penuh arti. Ia tahu bagaimana Riani semalam langsung tertidur setelah 4 ronde percintaan mereka.
"Nanti kan kalau capek bisa minta digendong."
Mata Jack membulat sempurna. "Aku suka itu." ujarnya lalu mengusap kepala istrinya. Ia mengambil topi rajutan dan memakaikan di kepala istrinya. "Pakai sepatu mu dan kita akan pergi!" Jack menunjukan sebuah sepatu kets berwarna biru putih.
"Kau tahu ukuran kakiku?" tanya Riani heran.
"Jangan kan ukuran kaki. Ukuran yang lain juga aku sudah hafal di luar kepala." Jack dengan nakalnya menyentuh salah satu gunung kembar Riani membuat istrinya itu melonjak kaget dan mundur ke belakang. Namun kepalanya justru menyentuh tempat gantungan jaket.
"Aow.....!"
Jack menggelengkan kepalanya. "Dasar kau ini! Masih saja ceroboh."
Riani hanya cengir kuda sambil sambil mengusap kepalanya. Jack tanpa di duga berlutut di depan Riani dan membantu istrinya itu memakai sepatunya.
"Terima kasih sayang." ujar Riani dengan hati yang berbunga-bunga. 'Aku suka sepatunya. Pas banget."
"Seperti rasa cintaku padamu, pas banget!" goda Jack lalu mencium pipi istrinya.
"Dan juga rasa cintaku padamu."
Mata Jack berbinar mendengar perkataan istrinya. "Masuk kamar lagi, yuk!"'
Tawa Riani pecah. Ia langsung melingkarkan tangannya di lengan suaminya. "Ayo jalan!"
"Kemana? Ke kamar?"
"Sayang......!"
Keduanya kembali teratas bersama. Jack menaikan resleting jaket Riani sampai ke batas atas lalu segera mengajak istrinya itu jalan.
Begitu mereka keluar rumah, Riani kagum melihat halaman rumah itu yang penuh dengan bunga. "Sayang, siapa yang merawat bunga-bunga ini?"
"Aku. Namun jika waktuku tersita dengan pekerjaanku, aku akan meminta salah satu tetangga untuk merawatnya. Di desa ini, para penduduk saling membantu. Kau akan melihat bagaimana ramahnya mereka. Aku berencana akan mengundang mereka di hari ulang tahunku sekaligus juga memperkenalkan kamu sebagai istriku." ujar Jack .
"Terserah kamu, sayang!"
Hampir semua rumah di desa ini bergaya Eropa kuno. Dan Jack benar. Banyak turis yang datang.
Desa ini memiliki danau yang indah dan tempat-tempat berfoto dengan latar pemandangan alam yang sangat indah.
"Hallo Jack!" sapa beberapa orang dengan sangat ramah. Tanpa diminta, mereka datang memperkenalkan diri pada Riani dan mengucapkan selamat datang di desa ini.
Ada juga sebuah hotel di sana.
"Pemilik hotel itu adalah salah satu pemain bola legendaris Inggris."
"Oh ya? Aku suka nonton bola. Klub kesayanganku adalah MU."
Jack terkejut mendengar perkataan istrinya. "Oh ya? Nanti suatu saat aku akan ajak kau datang ke markas MU."
"Benarkah? Aku akan menanti hari itu dengan sangat senang."
Mereka pun mengambil beberapa gambar. Riani langsung menggugah nya di sosial media dan mengirimkannya pada Arma.
Setelah puas berjalan kaki, mereka mampir di sebuah tempat makan sederhana yang ada di dekat danau.
Sekali lagi Riani harus makan sesuatu yang masih asing di lidahnya. Namun ia berusaha menikmatinya.
"Capek? Mau ke gendong sampai ke rumah?" tanya Jack.
"Aku berat Jack. Jujur, aku memang capek."
"Kamu nggak berat, sayang. Kamu tuh ringan banget. Ayo naik!" Jack pun menunduk dan meminta Riani naik ke punggungnya.
"Aku malu, Jack!"
"Ayolah sayang! Aku biasa kok menggendong Cassie kalau ia juga kecapean jalan untuk pulang. Menurutku berat badanmu nggak beda jauh sama Cassie."
Riani terkejut mendengar perkataan suaminya. "Nggak mungkin."
"Ayo naik!"
Dengan sedikit ragu, Riani naik ke punggung suaminya. Ia langsung melingkarkan tangannya di leher Jack sambil kedua kakinya masuk diantara tangan Jack.
"Berat sayang?" tanya Riani.
"Ringan."
Hati Riani kembali berbunga-bunga. Ia mencium kepala suaminya dengan lembut.
"I love you, honey!" bisik Riani lalu menyandarkan kepalanya di punggung yang suami dengan wajah yang merona bahagia.
Jack pun nampak bahagia. "Love you too, baby!"
Mereka pun tiba di rumah.
"Capek?" tanya Riani sambil mengusap punggung suaminya.
"Nggak sayang!"
Riani pun bergegas ke dapur dan mengambilkan segelas air putih untuk Jack.
"Aku ini biasa berolahraga dengan mengangkat beban yang berat." kata Jack sambil mengusap lengannya.
"Aku tahu sayang. Ayo minum!"
jack pun meminum air yang diberikan oleh istrinya.
"Kita bobo sore yuk. nanti malam kita akan jalan-jalan lagi. Aku akan menunjukan padamu indahnya desa ini di waktu malam."
"Aku juga capek. Badanku rasanya pegal semua."
Sambil bergandengan tangan, keduanya melangkah bersama ke kamar. Namun saat Riani baru saja membaringkan tubuhnya, Jack langsung menggodanya dengan pelukan hangat dan ciuman lembut di tengkuknya.
"Sayang......!" Riani menahan tangan Jack.
"Pingin...." Bisik Jack menggoda.
"Kau ini....." Riani membalikan badannya dan menatap wajah suaminya yang sudah memerah menahan gairah yang ada. Ia pun menyambut nya dengan belaian lembut di wajah suaminya. Dan kembali lagi di sore itu kedua pasangan yang saling jatuh cinta itu memadu kasih.
**********
Malamnya, Jack mengajak Riani jalan-jalan lagi. Kali ini perjalanan mereka menuju ke sebuah cafe out door yang ada di atas sebuah bukit. Jack tak pernah melepaskan tangannya dari tangan Riani. ia begitu posesif menunjukan pada semua orang kalau Riani adalah miliknya.
Wajah Asia Riani yang cantik membuat banyak lelaki melirknya. Apalagi Riani memiliki bentuk tubuh yang ideal bagi seorang wanita.
"Aku menyesal mengajakmu ke sini." Ujar Jack saat keduanya dalam perjalanan pulang menuju ke rumah.
"Kenapa sayang. Aku suka suasananya."
"Semua pria di sana menatapmu."
"Mungkin saja karena aku orang baru."
"Nggak. karena kamu terlalu cantik."
Riani semakin mengeratkan pelukannya di lengan sang suami."
"Tapi aku mencintaimu, aku sama sekali tak tertarik dengan semua pria yang ada di sana."
Jacik tersenyum senang. 'Sayang, sebelum kenal denganmu, aku juga sempat dekat denan beberapa orang gadis, namun setiap kali aku perkenalkan dengan Cassie dan anakku diam tanpa berkomentar papun, aku pun langsung melepaskan mereka. Namun berbeda dengan kamu. Saat melihatmu pertama kali, aku merasakan suatu getaran dalam hatiku. Gentaran aneh yang membuat aku tak bisa tidur malam itu. Lalu aku bercerita pada Cassie dan dia menunjukan fotomu yang diam-diam ku ambil saat ada di pantai Kuta. Dia langsung bilang. Kejar gadis itu daddy. Aku suka dengannya."
"Jadi kau mengejarku hanya karena diminta Cassie?" Riani menghentikan langkahnya lalu menatap suaminya sambil bersedekap dengan tatapan penh selidik.
Jack membelai wajah istrinya. "Nggak sayang. Aku mengejarmu karena memang aku mencintaimu. Bayangkan saja, baru dua minggu aku kembali ke Inggris. Namun hatiku sudah sangat gelisah dan segera ingin menemuimu. Makanya aku nekat kembali sambil membawa cincin. Datang sendiri ke Surabaya pada hal aku tak pernah ke Surabaya. Hanya bermodalkan geoogle map, aku akhirnya menemukan rumahmu. Apakah itu bukan suatu tindakan cinta?"
Riani berjinjit, lalu melingkarkan tangannya di leher Jack. "karena itulah aku pun nekat menerima cintamu."
Lalu keduanya berciuman dengan sangat mesra di tengah jalan yang sepi itu.
Ah, indahnya hati yang saling mencintai.
***********
Hallo semua.....
semoga suka dengan part ini ya.
Amanda menulis bagian part manisnya, emak yang akan memulai konfliknya.
selamat beraktifitas semuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
kania
marathon bacanya....
kereennn...
enak dibaca
semangat nulis thor
2022-08-31
2
gia gigin
konflik nya jangan yg berat2 ya kak 🤦♀️
2022-07-27
2
Fitria_194
smoga aj konflikx gk terlalu pahit. karan udh terlalu manis riani dan jack
2022-06-25
1