Motor matic Riani sampai juga di puskesmas yang jaraknya hampir 30 menit dari rumah Riani.
Ia segera memarkir motornya, membuka helmnya dan segera masuk ke dalam.
"Maaf, boleh tanya pasien yang bernama Jaco di ruangan mana ya?" tanya Riani.
"Oh, si bule ganteng itu? Di ruangan 1A." ujar suster itu sambil tersenyum manis.
Riani langsung mencari ruangan 1A. Ruangan kelas satu di puskesmas ini yang ada fasilitas AC nya. Riani pun mengetuk pintu lalu membukanya. Nampak Jack yang terbaring dengan selang infus.
Seorang pria yang duduk di dekat tempat tidur Jack segera berdiri saat melihat Riani.
"Mba pacarnya bule ini?"
"Eh....!" Riani bingung mau jawab apa.
"Syukurlah mba sudah datang. Pusing aku mau ngomong apa ke bule ini."
Riani tersenyum. "Bapak penjaga penginapan itu?"
"Iya. Sekarang saya boleh pulang kan?"
Riani mengangguk. Ia mendekati tempat tidur Jack. Pria itu nampak tertidur. Wajahnya merah karena terbakar sinar matahari, dan tangannya diinfus.
Hati Riani menjadi iba melihat bagaimana Jack mencoba mendekati ayahnya walaupun ia harus melakukan sesuatu yang mungkin tak pernah ia lakukan seumur hidupnya.
Tak lama kemudian Jack membuka matanya. Ia langsung tersenyum melihat Riani ada di sampingnya.
"Sayang....!" Ia langsung berusaha bangun. Riani membantunya bangun. Jack pun duduk sambil bersandar di kepala ranjang.
"Bagaimana keadaanmu?"
"Setelah mendapatkan suntikan dari dokter, perutku sudah enak."
"Kamu pasti mengalami gangguan lambung karena makanan yang masuk ke perutmu."
Jack terkekeh. Ia tetap memegang tangan kanan Riani. "Seumur hidup, aku tak pernah makan nasi, sayuran yang kayak kemarin, juga ikannya. Aku juga tak terbiasa minum kopi dengan gula."
"Lalu kenapa kamu memakannya?" tanya Riani.
"Aku ingin menunjukan pada ayahmu kalau aku sungguh ingin beradaptasi dengan kebiasaan di sini. Aku serius ingin menikah denganmu, sayang." Jack mengusap punggung tangan Riani membuat perempuan itu merasa sangat tersentuh.
Tangan Riani yang satu terukur dan memegang pipi Jack. "Wajahmu sampai hangus begini karena terbakar sinar matahari. Arma juga mengatakan kalau kamu ikut menanam padi di sawah."
Jack mengangguk. "Asyik juga menanam padi walaupun sebenarnya pinggangku jadi sakit karena kebanyakan menunduk."
Riani membelai pipi Jack. Rasa sayang itu muncul begitu saja.
"Aku mencintaimu, sayang." ujar Jack lalu mengambil tangan Riani yang masih ada di pipinya. Ia menciumnya dengan sangat lembut membuat Riani merasakan kalau seluruh tubuhnya bergetar.
Keduanya saling bertatapan. "Aku menjadi lebih sehat melihat kamu ada di sini."
"Jack, mengapa harus aku? Bukankah di negaramu ada banyak wanita cantik?"
"Tapi tak melebihi kecantikan mu sayang."
Riani tersipu malu. Ia yang selama ini selalu bersikap cuek pada kaum pria karena trauma dengan semua yang Daniel pernah lakukan padanya, kali ini sungguh terpesona dengan semua kebaikan hati Jack.
"Jack, aku menerima lamaran mu." kata Riani membuat Jack terkejut.
"Benarkah?"
Riani mengangguk.
Mata Jack bahkan sampai berkaca-kaca. Ia menarik Riani untuk ada dalam pelukannya. "Thank you Lord. It's a miracle."
Riani pun merasakan kalau hatinya sangat bahagia. Ia sudah lama tak percaya kalau cinta yang tulus itu ada. Namun sekarang, ia percaya dengan ketulusan Jack.
Saat pelukan mereka terlepas, mata keduanya saling bertatapan. Jack menangkup kedua pipi Riani. Lalu dengan sangat lembut ia mencium dahi Riani, lalu kemudian turun ke hidungnya dan berakhir di bibirnya. Riani memejamkan matanya saat Jack menciumnya dengan sangat lembut, membuat bekas luka yang ada di hatinya seakan telah hilang dan tak berbekas.
Saat ciuman itu akhirnya terhenti, Jack dengan wajah yang berseri mengusap bibir Riani yang baru saja diciumnya. "Terima kasih karena sudah menerima cintaku."
"Terima kasih juga karena sudah mau mencintai ku. Perempuan desa yang sederhana ini."
"Kau istimewa."
Riani kembali tersipu.
"Sayang, tolong ambilkan tasku." Jack menunjuk sebuah ransel yang ada di atas nakas. Riani pun mengambilnya dan memberikannya pada Jack.
Jack membuka tasnya itu dan mengeluarkan kotak cincin. Ia mengambil tangan kiri Riani dan memasukan cincin itu di jari manisnya. "Walaupun ini hanya cincin sederhana, namun bukan berarti cintaku hanya sederhana. Cinta ku sangat luar biasa untukmu, sayang."
Air mata Riani jatuh. Sungguh cinta Jack membuat hatinya melambung tinggi. Rasa bahagia ini bahkan melebihi ketika Daniel pertama kali menyatakan cinta padanya.
Pintu ruangan perawatan Jack tiba-tiba di buka dari luar. Nampak Sulastri masuk sambil menarik tangan suaminya.
"Ayo masuk ayah....!" Ajak Sulastri.
Arya dengan wajah cemberut perlahan masuk.
"Nak Jack, maafkan ibu ya, karena makan makanan ibu, nak Jack jadi sakit." Kata Sulastri.
Jack menatap Riani dan perempuan itu menterjemahkan apa yang dikatakan oleh ibunya.
"Ibu, nggak salah. Perutku saja yang belum terbiasa dengan makanan Indonesia." Jack menjadi tak enak.
"Ini ibu buatkan bubur telur. Semoga bisa menolong nak Jack untuk lekas sembuh." Sulastri membuka rantang makanan yang dibawahnya. Saat Riani akan menyuapi Jack, Arya tiba-tiba saja menyambar piring yang ada di tangan Riani.
"Biar ayah saja. Apa nanti kata orang? Kalian sudah saling menyuapi pada hal tak punya hubungan apa-apa." Arya berkata ketus.
Sulastri dan Riani saling berpandangan sambil menahan senyum.
Jack walaupun terlihat enggan namun ia akhirnya mau menerima suapan Arya.
"Aow....aow....!" Jack nampak kepanasan.
"Ayah, buburnya di tiup dulu." Sulastri nampak marah.
"Sorry!" ujar Arya membuat Sulastri dan Riani kembali saling berpandangan. Ayah mengucapkan kata dalam bahasa Inggris.
"It's ok." Ujar Jack.
Arya pun kembali menyuapi Jack. Pria bule itu memakannya sampai habis.
"Kalian pulanglah. Biar saya yang menjaga bule ini." ujar Arya selesai Jack makan.
"Tapi ayah!" Protes Riani.
"Apa nanti kata orang melihat kamu menjaga bule ini. Menjaga nama baik itu penting."
Riani diam mendengar perkataan ayahnya.
Sulastri menepuk pundak putrinya. "Biarkan saja ayah di sini. Supaya mereka akan saling mengenal."
"Tapi ayah nggak mengerti bahasa Inggris, bu. Bagaimana jika Jack membutuhkan sesuatu?"
"Biarkan saja ayah yang akan menanganinya. Ayo kamu pamit sama Jack. Kasihan Arma hanya ibu titipkan pada tetangga."
Walaupun dengan berat hati, Riani akhirnya pamit pada Jack.
"Ayah yang akan menjagamu, Jack."
Jack terkejut. "Kenapa bukan kamu saja, sayang?"
"Kita bukan suami istri, Jack. Ayah selalu ingin menjaga nama baikku. Karena aku seorang janda. Nanti besok aku datang lagi. Lagi pula, besok hari minggu jadi aku nggak masuk kerja."
Dengan berat hati, Jack pun mengijinkan Riani pulang.
Setelah Riani dan ibunya pergi, Jack dan Arya saling diam di ruangan itu.
Jack masih duduk sambil bersandar di kepala ranjang sedangkan Arya duduk di kursi yang tak jauh dari tempat tidur Jack.
5 menit berlalu......
10 mebit berlalu.....
15 menit berlalu.....
Jack akhirnya mengambil ponselnya dan membuka aplikasi terjemahan.
"Ayah, aku mencintai Riani. Aku tahu dia dulu pernah terluka, aku janji tak akan melukai Riani." kata Jack sambil membaca kata-kata terjemahan dari ponselnya. Suaranya terdengar sangat kaku.
Arya menatap Jack. "Dia adalah anakku satu-satunya. Dia sudah pernah terluka dan hampir hancur. Aku tak akan pernah mengijinkan pria manapun melukainya lagi. Aku hanya ingin anakku bahagia. Kamu seorang pria dari negara lain. Aku tak mengenalmu. Aku takut kalau Riani terluka lagi."
Jack menatap layar ponselnya yang menampilkan terjemahan dari apa yang baru saja Arya ucapkan.
"Ijinkan aku membuktikan kalau cintaku tulus untuk Riani. Aku akan menyayangi Riani dan Arma seperti aku menyayangi putriku sendiri."
Arya bersedekap sambil menatap Jack dengan sinis. "No. Kamu sleep saja." ujarnya lalu memejamkan matanya.
Jack menarik napas panjang. Betapa sulitnya menaklukan hati seorang ayah yang sangat mencintai anaknya.
**********
Pagi harinya, Riani dan ibunya datang kembali. Mereka membawakan sarapan untuk Jack dan Arya.
Mata Arya menatap cincin yang melingkar di jari manis putrinya. Hatinya kembali menjadi gelisah.
Dokter yang memeriksa Jack sudah menginjinkan Jack untuk pulang. Selang infusnya bahkan sudah dicabut.
Sulastri meminta ijin pada suaminya untuk mengajak Jack ke rumah mereka dulu. Nanti malam baru Jack akan kembali ke penginapannya.
Akhirnya mereka pulang ke rumah. Arya membonceng Jack, sedangkan Riani membonceng ibunya.
Beberapa tetangga nampak saling berbisik saat melihat Jack yang turun dari motor. Bahkan ada yang secara terang-terangan datang hanya karena ingin melihat pria bule yang datang ke rumah Riani.
Jack beristirahat di sofa panjang yang ada di ruang tamu sedangkan Arya memanggil Riani untuk berbicara di dapur.
"Nak, ayah ingin sekali melihat kamu berumah tangga lagi. Namun apakah kamu sudah yakin dengan pria bule itu? Kita nggak tahu dengan keluarga nya di sana."
Riani menatap ayahnya. "Ayah, dari sekian banyak pria yang mendekati aku, hanya dengan Jack saja aku merasa nyaman. Jack juga sudah pernah menikah. Istrinya meninggal saat melahirkan anak mereka. Putrinya sudah berusia 12 tahun. Aku pikir dia akan menjadi papa yang baik untuk Arma."
Arya tak dapat menahan air matanya. "Anak ayah hanya kamu. Ayah sebenarnya tak pernah memilih dengan siapa kamu akan menikah nanti. Ayah hanya takut kau terluka, nak."
"Ayah, perasaanku mengatakan kalau Jack orang baik. Aku yakin dengannya. Ia rela meninggalkan anaknya dan pekerjaannya hanya untuk melamarku di sini."
Arya menghapus air matanya. Ia kemudian membelai kepala anaknya. "Nak, kalau memang bule itu mampu membuatmu bahagia, ayah mengijinkan kau menikah dengannya."
"Ayah ....!" Riani memeluk ayahnya sambil menangis. Sulastri dan Arma yang melihat itu pun tak ikut menangis.
"Ibu, ayah mengijinkan mama menikah dengan om Jack?"
Sulastri mengangguk.
Arma tersenyum. Ia juga senang dengan Jack. Karena dari semua pria yang mendekati mamanya, hanya Jack yang membuat Arma nyaman untuk berbicara dengannya.
Gadis kecil itu langsung berlari ke ruang tamu. Ia membangunkan Jack.
"Uncle Jack."
Jack membuka matanya. "What happen, baby?"
Arma memeluk Jack sambil berkata," Be my Daddy." Lalu ia melepaskan pelukannya.
Jack terkejut. Apalagi saat Arma mencium tangannya sambil tersenyum.
************
Selamat siang....
maaf ya terlambat up hari ini
Semoga suka dengan part ini
Salam Manis....
Amanda
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
gia nasgia
Akhirnya otw sah 😍
2024-03-28
0
fajar Rokman.
aduh.. menetes air mataku denger kata2 ayah Arya,akhirnya ayah sd setuju menerima Jack jadi calon mantu
2023-08-23
2
🍀 chichi illa 🍒
si ayah 😂😂 no kamu sleep saja
2022-12-07
1