Siang itu di depan rumah Hana terlihat ramai sekali orang.bermacam gerobak berjajar di depan rumah tersebut,mualai dari gerobak sayur,gerobak bakso,mie ayam dan cilok,gorengan ada disana.
"Waduh...kok rame banget rumah gue"Hana bingung.
"Mungkin karena ngedenger kabar lu masuk rumah sakit kali Han mangkanya orang pada ngumpul"Kata Lucky yang masih memegang kemudi mobil.
"Mereka tahu dari mana gue masuk rumah sakit"tiba-tiba Hana dan Lucky menoleh ke arah Dini.
"Pasti dari lu nih kemarin kan lu ketemu Pak Fathur,lu cerita sama dia"tanya Hana.
Dini hanya mengangguk.
Hana menepuk jidatnya.
"Ampun dah Din...begini nih kalau kamu kasih tahu apa yang terjadi sama aku"
"Sudah lah kita turun saja"Kata Lucky
Mereka bertiga pun akhirnya turun dari mobil Lucky.saat mereka turun dan mendekati rumah Hana salah satu pedagang tersebut melihat Hana
"Itu mba Hana"
Semua mata tertuju pada Hana.
"Mba...Hana gimana Mba...kepalanya masih sakit nggak mba" mereka menyerbu Hana,dan Hana sedikit kuwalahan mengahadapi mereka.tapi Hana tetap berusaha tersenyum.
"Bapak-bapak,amang-amang dan mas-mas sekalian terima kasih sudah perduli sama Hana sampai repot-repot begini"kata Hana tersenyum lebar.
"Mba Hana siapa mba yang berani melukai mba...biar kita hajar orangnya"kata salah satu bapak dengan geramnya.
"Sudah Pak jangan cari masalah kasihan anak istri Bapak kalau sampai terjadi apa-apa sama Bapak,mereka semuanya sudah di tangkap polisi kok"Hana masih tersenyum.
"Bapak-bapak mari masuk kasihan Hana juga butuh istirahat"ajak Dini.
"Oh...iya mba Hana istirahat saja,kami mau lanjut berkeliling"
"Terima kasih ya semuanya" Hana tetap tersenyum.
Karena begitu banyaknya orang yang mengerumininya Hana tak sadar kalau mobil Bintang sudah parkir di sebelah mobil Lucky.Bintang datang bersama Clara mereka bisa datang bersama karena sempat bertemu saat mereka ingin masuk keruangan Hana di rumah sakit,mereka baru mengetahui kalau Hana sudah pulang dari perawat yang sedang membereskan kamar yang di tempati Hana.
"Kenapa ramai sekali orang dagang disini,apa Hana itu juragan mereka?"tanya Clara pada Bintang yang juga terlihat bingung.
Bintang menggeleng tatapannya masih menatap para pedagang yang berhamburan satu persatu meninggalkan halaman rumah Hana sambil membawa gerobak masing-masing.
"Dasar kamu itu punya mulut nggak sih buat bicara"Clara kesal karena Bintang tidak berbicara padanya.
"Untung luka Mba Hana nggak parah ya?"kata seorang tukang sayur saat melewati Bintang.
"Iya mba Hana itu baik,kasih modal ke kita tanpa harus di kembalikan,kalau mba Hana kenapa-napa saya sama kekuarga saya pasti sedih banget"kata seorang tukang bakso yang sedang ngobrol beriringan mendorong gerobak.
"Tuh... kan apa kata aku dia itu bos mereka"Clara berbicara lagi.
Bintang yang mendengar percakapan para pedagang tentang Hana menjadi semakin penasaran seperti apa Hana sebenarnya.
Hana siapa kau sebenarnya.
Bintang berkata dalam hatinya.
Clara dan Bintang pun akhirnya mendekati rumah Hana setelah semua pedagang gerobak itu pergi meninggalkan halaman rumah Hana.
"Bintang"Hana terkejut saat melihat Bintang dan Clara ada di depan pintu rumahnya.
Apa mereka melihat para pedagang itu,semoga para pedagang itu tidak membicarakan tentang modal usaha yang aku berikan pada mereka.
"Masuklah"Hana mempersilahkan Clara dan Bintang masuk kedalam rumahnya.
Bintang dan Clara pun masuk lalu duduk di lantai karena di rumah Hana tidak ada kursi apa lagi sofa seperti di rumah mereka berdua.
Clara celingukan mencari Lucky.
Dia pasti mencari Lucky.
Hana berkata dalam hatinya saat melihat tingkah Clara.
"Han...laporan dana bantuan kemarin aku taruh di kamar mu ya"tiba-tiba Dini keluar dari kamar Hana Dini tidak tahu kedatangan Clara dan Bintang.
Dini langsung menutup mulutnya saat melihat Bintang.dan Hana hanya mengerjapkan matanya karena Dini
Bintang diam saja tak berkata apa-apa.
Lucky keluar dari arah dapur dia melihat Clara dan Bintang ada di ruang depan.
"Kok kalian tahu kami disini?"tanya Lucky saat melihat Clara dan Bintang duduk bersebelahan.
"Kalian sendiri kenapa tidak mengabari kalau sudah keluar dari rumah sakit"Bintang ketus.
"Maaf kami lupa memberitahu mu"
"Lupa...oh...begitu ya...aku memang bukan apa-apa bagimu hingga kau begitu mudahnya lupa pada ku"Bintang ketus wajahnya seperti menahan marah.
Astaga dia marah (Clara)
Duh kok jadi begini sih (Dini)
Hana yang melihat kemarahan di wajah Bintang hanya mengusap wajahnya.
"Apa yang sebaiknya aku katakan padanya agar dia mengerti"gumam Hana.
"Bro... sudah lah gitu ajah marah malu sama tunangan"Lucky menyinggung Bintang dan Clara.
"Tunangan Bukan"Bintang dan Clara kompak bicara.
"Perjodohan kami dibatalkan aku yang tidak ingin melanjutkannya"Clara lansung bicara.
"Berarti gue punya kesempatan dong"Lucky menggoda Clara.
"Gantar..."Hana pusing hingga memijit-mijit dahinya sendiri.
Dia pusing karena tingkah teman-temannya yang semaunya sendiri.
"Bisa kita tukar nomor ponsel"Lucky masih saja melancarkan rayuannya.
Hana akhirnya berdiri dengan malas.
"Aku ke kamar dulu ya pusing kepala ku"Hana langsung berjalan ke kamarnya.
Bintang bengong melihatnya Hana sama sekali tidak perduli dengan kemarahannya tadi.
"Aku pulang duluan kau bisa pulang bersama Lucky kan?"Bintang langsung pulang ke asrama dan menitipkan Clara bersama Lucky.
Clara pun hanya mengangguk saat Bintang menyuruhnya pulang bersama Lucky.
"Oke bro...hati-hati di jalan"Lucky masih saja tidak terdengar serius.
Hana tidak keluar kamar saat mendengar Bintang akan pulang.
Maafkan aku Bi...mungkin dengan begini kau akan meninggalkan ku dengan sendirinya.
...***...
Di perjalanan Bintang terus mengoceh sendirian dia kesal sangat kesal dengan prilaku Hana.Bintang menepikan mobilnya di pinggir jalan.
Kenapa Han kenapa...semalam kau terlihat sangat bahagia menerima hadiah dari ku,lalu kenapa hari ini kau begitu cuek dan seolah menganggap aku ini tidak pernah ada,atau aku memang tidak pernah berarti apa-apa bagimu.
Mobil Lucky melewati mobil Bintang yang sedang berhenti,saat melihat itu Lucky tidak menghentikan mobilnya dia terus melaju untuk mengantar Clara pulang sampai ke rumahnya.
Sepertinya kita perlu bicara nanti.
Batin Lucky saat melihat mobil Bintang menepi di pinggir jalan.
Lucky mengatar Clara menuju rumahnya,di perjalanan Lucky sempat bertanya kenapa Clara mengakhiri perjodohannya dengan Bintang.
"Aku ingin di cintai dan mencintai"Clara menunduk malu mengatakan hal tersebut.
"Oh...apa orang tua kalian sudah tahu hal ini?"tanya Lucky sambil fokus mengemudi.
"Orang tua ku sudah tahu tapi orang tua Bintang belum nanti Papa dan Mamah ku akan menemui mereka untuk membahas ini semua"
"Hmmm begitu pantas belum ada penyerangan dari wanita tersebut"Gumam Lucky.
"Kenapa Luc"Clara bertanya bingung karena sepertinya Lucky berbicara tapi tak terdengar oleh Clara.
Lucky menoleh ke arah Clara dan di tersenyum dengan hangat dan manis,membuat deguban jantung Clara tak karuan.
Aduh...jantungku ini kenapa sih kalau lihat senyumnya nggak bisa di kontrol debarannya.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments